TEMPO.CO, Jakarta - BPOM menggelar bincang-bincang “Promosi Kreatif, Review Produk Tetap Objektif” bersama sederet pihak yang terlibat di industri kecantikan, seperti beauty influencer, beauty enthusiast, dan makeup artist dalam rangkaian acara peluncuran program INSPIRASI untuk memberikan edukasi terkait kosmetik yang aman.
Diselenggarakan di Hotel Shangri-La Jakarta, Rabu, 20 September 2023, acara berjalan meriah dan interaktif karena animo para beauty enthusiast yang tinggi dalam menyimak rangkaian informasi yang dijelaskan oleh para ahli, baik dari pihak BPOM, maupun pakar kecantikan yang mengetahui seluk beluk produk kosmetik dari aspek kesehatan.
Satu hal yang menjadi perhatian dan sangat ditekankan dalam acara yaitu panduan dan cara mengulas produk kosmetik bagi beauty enthusiast secara obyektif sehingga tidak akan memberikan informasi yang salah, keliru, maupun palsu. Melalui bincang-bincang edukasi kosmetik tersebut, berikut tips yang bisa dilakukan saat membuat konten kecantikan ulasan produk di media sosial.
1. Cari Tahu Legalitas Produk
Bagian yang paling penting saat mengulas produk kosmetik adalah legalitasnya dan terdaftar di BPOM khusus kosmetik. Sebelum membuat ulasan, pastikan untuk mencari tahu terlebih dulu legalitas produk. “Legalitas dari produk jadi hal yang penting. Jangan sampai berkontribusi dalam menjual produk ilegal,” tutur Reri Indriani selaku Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik BPOM.
2. Cari Tahu Fungsi Produk
Menurut dermatolog dan influencer dr. Yessica Tania, hal ini penting untuk membuat konten ulasan yang akurat. Setelah memahami fungsi produk, cari tahu lebih lanjut apakah terdapat bahan-bahan yang dapat mendukung fungsinya.
3. Periksa Klaim Produk
Klaim harus sejalan dengan fungsi dari produk, tidak boleh ada klaim yang menyesatkan. Misalnya dengan mengatakan kosmetik dapat menyembuhkan jerawat layaknya obat. “Tidak boleh klaim kosmetik seolah obat. Kosmetik terdiri dari dua jenis. Ada personal care yang sifatnya merawat tubuh atau kulit dan ada juga yang bersifat dekoratif, yakni makeup,” jelas Reri.
Dr. Arini Widodo, SpKK menambahkan soal klaim produk, “Bedakan soal product knowledge dan klaim produk. Kemudian bandingkan dengan apa yang disampaikan product knowledge dengan klaim, sama atau tidak,” jelasnya.
4. Harus Obyektif
Jangan memakai kata-kata yang hiperbola sebab apa yang disampaikan dalam konten ulasan harus bisa dibuktikan kebenarannya. Obyektif ini juga termasuk tidak menyampaikan klaim-klaim palsu yang menyesatkan hanya untuk likes, komen, dan nilai jual. Untuk menjaga keakuratan produk, sebaiknya produk kosmetik tidak diiklankan oleh tenaga kesehatan.
5. Kaitkan Hasil Pemakaian Produk dengan Klaim
Setelah menjalankan langkah di atas, selanjutnya ulas dari isi produk yang dihubungkan dengan klaim dan pengetahuan produk. Pastikan agar membuat konten yang apa adanya walaupun terdapat kerja sama atau endorse dengan brand tersebut. Bila kurang yakin dengan klaim yang disampaikan, ajaklah pihak jenama berkomunikasi untuk mencegah hal-hal yang menyesatkan konsumen lain.
Pilihan Editor: 5 Manfaat Minyak Alpukat untuk Kesehatan Kulit