TEMPO.CO, Jakarta - Anda mungkin pernah mendengar kalimat "Kita keluarga di sini," atau "Anda pelamar terbaik yang pernah kami terima," atau "Kita bersama di sini," diucapkan di kantor oleh bos atau rekan kerja. Pakar kesehatan mental mengingatkan ketika kalimat tersebut bisa mengindasikan lingkungan kerja toxic.
"Tempat kerja yang toxic selalu kompetitif dan kacau," ujar Chelsey Cole, psikoterapis dan penulis If Only I'd Known: How to Outsmart Narcissists, Set Guilt-Free Boundaries, and Create Unshakeable Self-Worth, kepada USA Today.
Sayangnya, lingkungan kerja toxic ada di mana-mana dan mereka bisa merusak kesehatan mental karyawan, menyebabkan depresi, kecemasan, burnout, kekerasan tertentu, gangguan makan, dan sebagainya. Berikut tanda bahaya yang perlu diperhatikan mungkin pekerjaan Anda beracun.
Kata-kata manis saat wawancara
Seperti hubungan yang narsisis, hubungan dengan tempat kerja yang toxic sering dimulai dari wawancara, jelas Stephanie Sarkis, psikoterapis dan penulis Healing from Toxic Relationships: 10 Essential Steps to Recover from Gaslighting, Narcissism, and Emotional Abuse.
Pewawancara membanjiri pelamar dengan pujian. Jika pewawancara terlalu memuji dan menyebut Anda kandidat yang tepat, berhati-hatilah.
Tak mengenal batas
Melampaui batas adalah hal umum di jenis hubungan toksik apapun. Di tempat kerja beracun, biasanya karyawan diberi tugas di luar jadwal kerjanya atau di luar tugas utamanya. Bos bahkan tak peduli jika pegawai sedang libur atau cuti.
"Mereka ingin Anda melakukan apa yang mereka mau dan tidak mempertimbangkan waktu pengerjaannya," tutur Cole.
Gosip dan perundungan
Cole dan Sarkis juga mengingatkan hal berikut:
-Ada budaya bergunjing dan perundungan.
-Anda yang bekerja, rekan kerja yang dipuji.
-Atasan tak banyak bicara.
-Anda tidak semangat dan termotivasi untuk bekerja.
Pilihan Editor: 5 Langkah Menjaga Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja Toxic