TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit jantung masih menjadi kondisi kesehatan yang menakutkan karena tingginya angka kematian akibat penyakit ini. Selain itu, ada beberapa faktor risiko penyakit jantung yang tidak bisa diubah, selain yang bisa diubah.
Contoh faktor risiko yang tak bisa diubah adalah umur. Risiko serangan jantung cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. Selain itu jenis kelamin, laki-laki berisiko lebih tinggi dibanding perempuan sebelum menopause.
"Ada juga riwayat keluarga. Jika ada riwayat serangan jantung dalam keluarga, risiko bisa meningkat," kata spesialis jantung dan pembuluh darah Erta Priadi Wirawijaya dalam media briefing online, Senin, 25 September 2023.
Sedangkan faktor yang bisa diubah dan dihindari adalah merokok. Erta mengatakan rokok mengandung zat-zat berbahaya, seperti nikotin dan karbon monoksida. Saat orang merokok, nikotin menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah.
"Kemudian pola makan tak sehat, seperti mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, gula, dan garam yang dapat diganti dengan makanan lebih sehat," jelasnya.
Inflamasi kronis
Faktor lain adalah kurang aktivitas fisik sehingga harus diperbaiki dengan olahraga teratur. Faktor risiko lain berkaitan dengan kesehatan tapi tetap bisa diubah. Contohya tekanan darah tinggi, yang bisa dikendalikan dengan obat dan perubahan gaya hidup. Juga kolesterol tinggi, yang perlu dikendalikan melalui pola makan, selain obat-obatan.
Jangan abaikan juga diabetes karena faktor risiko ini sangat signifikan. Gula darah tinggi dapar merusak pembuluh darah dan saraf yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Terakhir adalah faktor risiko yang disebut novel seperti inflamasi kronis. Penelitian menunjukkan peradangan kronis dalam tubuh bisa berkontribusi berkembangnya penyakit jantung. Beberapa kondisi yang berpotensi menyebabkan inflamasi sistemik dan meningkatkan risiko penyakit arteri koroner adalah infeksi di gigi dan jaringan sekitarnya (periodontal), infeksi H. Pylori di lambung, TBC, dan kondisi autoimun seperti lupus.
Selain itu ada juga stres psikososial dan stres jangka panjang yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Kuantitas dan kualitas tidur juga penting karena gangguan tidur terkait dengan risiko serangan jantung. Jangan abaikan pula polusi udara yang dapat mempengaruhi kesehatan jantung.
Pilihan Editor: 5 Langkah Menangkal Obesitas Pemicu Penyakit Jantung