TEMPO.CO, Jakarta - Demensia adalah hilangnya fungsi kognitif yakni berpikir, mengingat, dan bernalar, sehingga mengganggu kehidupan dan aktivitas sehari-hari seseorang. Apa saja ciri-ciri demensia?
Dikutip dari Mayo Clinic, demensia merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok gejala yang mempengaruhi ingatan, pemikiran dan kemampuan sosial. Beberapa penderita demensia tidak dapat mengendalikan emosinya, dan kepribadiannya mungkin berubah.
Tingkat keparahan demensia berkisar dari tahap yang paling ringan, ketika penyakit ini baru mulai mempengaruhi fungsi seseorang, hingga tahap yang paling parah, ketika orang tersebut harus bergantung sepenuhnya pada orang lain untuk aktivitas dasar kehidupan sehari-hari, seperti memberi makan diri sendiri.
Demensia menyerang jutaan orang dan lebih umum terjadi seiring bertambahnya usia (sekitar sepertiga dari semua orang yang berusia 85 tahun atau lebih mungkin menderita beberapa bentuk demensia) namun hal ini bukan merupakan bagian normal dari penuaan. Banyak orang yang hidup hingga usia 90-an atau lebih tanpa tanda-tanda demensia.
Apa saja tanda dan gejala demensia?
Tanda dan gejala demensia terjadi ketika neuron (sel saraf) yang tadinya sehat di otak berhenti bekerja, kehilangan koneksi dengan sel otak lainnya, dan mati. Meskipun setiap orang kehilangan beberapa neuron seiring bertambahnya usia, penderita demensia mengalami kehilangan yang jauh lebih besar.
Dikutip dari National Institute on Aging, tanda dan gejala demensia dapat bervariasi tergantung pada jenisnya, termasuk:
- Mengalami kehilangan ingatan, penilaian buruk, dan kebingungan
- Kesulitan berbicara, memahami dan mengungkapkan pikiran, atau membaca dan menulis
- Berkeliaran dan tersesat di lingkungan yang familiar
- Kesulitan menangani uang secara bertanggung jawab dan membayar tagihan
- Pertanyaan berulang
- Menggunakan kata-kata yang tidak biasa untuk merujuk pada objek yang familiar
- Membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas normal sehari-hari
- Kehilangan minat pada aktivitas atau acara normal sehari-hari
- Berhalusinasi atau mengalami delusi atau paranoia
- Bertindak impulsif
- Tidak peduli dengan perasaan orang lain
- Kehilangan keseimbangan dan masalah pergerakan
Apa penyebab demensia?
Dilansir dari Alzheimer's Society, demensia bukanlah bagian alami dari penuaan. Demensia disebabkan ketika suatu penyakit merusak sel-sel saraf di otak. Sel-sel saraf membawa pesan antara berbagai bagian otak, dan ke bagian tubuh lainnya. Semakin banyak sel saraf yang rusak, otak menjadi kurang mampu bekerja dengan baik.
Selain itu, demensia juga dapat disebabkan oleh berbagai penyakit. Penyakit-penyakit ini mempengaruhi otak dengan cara yang berbeda-beda, sehingga menyebabkan berbagai jenis demensia.
Jenis-jenis demensia seperti penyakit Alzheimer, demensia vaskular, demensia dengan lewy bodies (DLB), dan demensia frontotemporal.
Pilihan editor: 5 Penyebab Seseorang Bangun Tidur Lebih Cepat Seiring Bertambahnya Usia