TEMPO.CO, Jakarta - Tak perlu malu saat berkeringat, bahkan sampai menutupinya. Riset menunjukkan manusia punya 2-4 juta kelenjar keringat dalam tubuh, masing-masing terhubung ke permukaan kulit melalui pembuluh. Berkeringat sebenarnya baik asal diimbangi cukup minum untuk menggantikan cairan yang terbuang.
"Ada masanya mekanisme tubuh yang berperan dalam mengeluarkan keringat tidak berfungsi atau menerima sinyal keliru, seperti selama menopause, yang menyebabkan berkeringat terkait hot flashes," jelas Jewel King, Asisten Direktur Kesehatan Wanita di Mayo Clinic, kepada USA Today.
Berkeringat juga bisa terkait kecemasan atau kondisi medis tertentu. Tapi manfaat berkeringat juga banyak.
Ada apa dalam keringat?
Meski keringat mengandung sejumlah elektrolit seperti potasium, klorida, sodium, amonia, kalsium, magnesium, 99 persennya adalah air. Keringat juga mengandung bakteri penyebab bau tak sedap, yang kemudian ditutupi dengan wewangian dan deodoran.
Apa manfaat berkeringat?
Banyak manfaat kesehatan berkeringat, seperti jadi pelembab alami, membantu meningkatkan sirkulasi, dan dikaitkan dengan pelepasan hormon bahagia seperti endorfin. Tapi fungsi terpenting keringat adalah menjaga panas tubuh agar tidak terlalu tinggi. Menjaga suhu tubuh penting, terutama di area bercuaca hangat dan saat beraktivitas fisik.
"Segera setelah temperatur internal tubuh naik, otak memberi tahu kelenjar keringat untuk mendinginkan tubuh dengan mengeluarkan keringat," kata Emily Skye, pelatih kebugaran dan pendiri Emily Skye FIT.
Apakah keringat membakar kalori?
Ada kesalahpahaman bahwa berkeringat berarti membakar kalori. Jawabannya adalah tidak.
"Berkeringat hanya membakar sedikit kalori," tutur Anthony Beutler, direktur medis ilmu olahraga di Intermountain Health di Salt Lake City, Amerika Serikat. Latihan fisik lah yang membakar lebih banyak kalori.
Pilihan Editor: Kerap Berkeringat Secara Berlebihan? Ini Penjelasannya