TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan menemukan paparan cahaya biru ponsel pintar dan tablet dapat menyebabkan pubertas dini. Karena itu waktu layar anak harus dibatasi. Sinar biru merupakan salah satu warna spektrum cahaya tampak yang memiliki panjang gelombang terpendek dan energi tertinggi.
Matahari adalah sumber utama cahaya biru. Lampu neon, LED (light-emitting diode), dan perangkat elektronik seperti komputer, laptop, televisi, ponsel, dan tablet yang menggunakan teknologi LED juga memancarkan cahaya biru. Medical Daily mengungkapkan hasil penelitian yang menunjukkan paparan cahaya biru dapat mempengaruhi mata, siklus tidur-bangun, dan meningkatkan risiko kanker.
Pubertas atau masa kematangan seksual terjadi setelah usia 8 tahun pada anak perempuan dan 9 tahun pada anak laki-laki. Pubertas dini adalah kondisi ketika anak mencapai pubertas lebih cepat dari usia yang seharusnya. Pubertas dini pada anak dapat dipengaruhi sejumlah faktor seperti infeksi, masalah hormonal, tumor, dan cedera otak.
Kasus pubertas dini dilaporkan meningkat selama pandemi COVID-19. Untuk menguji apakah hal ini ada kaitannya dengan peningkatan penggunaan perangkat pemancar cahaya biru selama periode tersebut, para peneliti dari Rumah Sakit Kota Ankara Bilkent dan Universitas Gazi di Turki menganalisis efek paparan cahaya biru pada jaringan testis tikus jantan muda.
Penurunan melatonin
Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Frontier in Endocrinology, peneliti memeriksa 18 tikus betina setelah membaginya menjadi tiga kelompok yang sama, yakni kelompok kontrol, kelompok dengan paparan cahaya biru selama enam jam, dan kelompok dengan paparan sinar biru selama 12 jam.
Baca juga:
“Tanda-tanda pubertas pertama terjadi secara signifikan lebih awal pada kedua kelompok yang terpapar cahaya biru dan semakin lama durasi paparan, semakin dini pula permulaan pubertas,” kata para peneliti dalam rilis beritanya.
Mereka mengamati penurunan kadar melatonin, peningkatan hormon reproduksi (estradiol dan luteinizing), dan perubahan fisik pada jaringan ovarium tikus yang terkena cahaya biru, yang mengindikasikan permulaan pubertas dini. Tikus yang terkena sinar biru selama 12 jam menunjukkan tanda-tanda kerusakan sel dan peradangan pada ovariumnya.
“Untuk pertama kalinya kami menemukan hubungan langsung antara paparan cahaya biru dan pubertas dini pada tikus jantan,” kata Dr. Aylin Klnç Uurlu, peneliti utama studi tersebut. “Temuan kami selaras dengan penelitian sebelumnya pada tikus betina, yang juga menunjukkan efek serupa sehingga memberikan pandangan yang lebih komprehensif tentang bagaimana sinar biru dapat mempengaruhi pubertas pada tikus jantan dan betina."
Para peneliti mengatakan meskipun hasil yang sama tidak dapat dipastikan pada manusia, temuan ini menunjukkan cahaya biru merupakan faktor risiko pubertas dini. “Karena ini adalah penelitian pada tikus, kami tidak dapat memastikan temuan ini akan direplikasi pada anak-anak. Namun data ini menunjukkan paparan cahaya biru dapat dianggap sebagai faktor risiko terjadinya pubertas dini,” tegas Uurlu.
Pilihan Editor: Penelitian Terbaru: Ternyata Kacamata Penyaring Cahaya Biru Tidak Selalu Efektif