TEMPO.CO, Jakarta - Pneumonia bisa terjadi kepada siapa saja dan dapat menular lewat penderita saat batuk, bersin, atau bernapas.
Dikutip dari Mayo Clinic, pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru. Kantung tersebut dapat terisi cairan atau nanah dengan berbagai organisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur.
Menurut World Health Organization (WHO), pneumonia lebih sering terjadi pada anak- anak. Pada 2019, pneumonia menewaskan hampir 740.180 anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia.
Gejala Pneumonia
Secara umum, berikut tanda dan gejala pneumonia:
- Nyeri dada saat bernapas
- Kebingungan atau perubahan kesadaran mental (pada orang dewasa berusia 65 tahun ke atas)
- Batuk berdahak
- Kelelahan
- Demam, berkeringat dan menggigil
- Suhu tubuh lebih rendah dari normal
- Mual, muntah atau diare
- Sesak napas
Pneumonia dapat mempengaruhi satu atau kedua paru-paru. Pneumonia di kedua paru-paru disebut pneumonia bilateral atau ganda.
Penyebab Pneumonia
Seperti dilansir dari Cleveland Clinic, pneumonia dapat berkembang ketika sistem kekebalan tubuh menyerang infeksi pada kantung kecil paru-paru (alveoli). Hal ini menyebabkan paru-paru membengkak dan mengeluarkan cairan.
Pneumonia disebabkan oleh banyak bakteri, virus, dan jamur yang dapat menyebabkan infeksi. Bakteri adalah penyebab paling umum penderita pneumonia pada orang dewasa. Sementara pada anak-anak, virus adalah penyebab paling umum.
Penyakit lain yang dapat menyebabkan pneumonia di antaranya:
- Pilek (rhinovirus)
- COVID-19 (SARS-COV-2)
- Flu (virus influenza)
- Virus metapneumo manusia (HMPV)
- Virus parainfluenza manusia (HPIV).
- Penyakit Legionnaire
- Bakteri pneumonia mikoplasma
- Penyakit pneumokokus
- Pneumonia pneumocystis
- Virus sinkronisasi pernapasan (RSV)
Banyak kuman yang dapat menyebabkan pneumonia terutama pada virus di udara yang kita hirup.
Bayi baru lahir kadang tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi. Namun bisa saja mereka mengalami muntah, demam dan batuk, tampak gelisah, lelah dan tidak berenergi, atau bahkan kesulitan bernapas dan makan.
Sementara bagi sebagian orang lanjut usia dan penderita gagal jantung atau masalah paru-paru kronis, pneumonia dapat dengan cepat menjadi kondisi yang mengancam jiwa.
Pilihan Editor: Dokter Paru Ungkap Kaitan Polusi Udara dan Pneumoni