TEMPO.CO, Jakarta - Pneumonia adalah infeksi di paru-paru yang terjadi karena bakteri, virus, atau jamur. Pneumonia menyebabkan jaringan paru-paru seseorang membengkak atau mengalami peradangan.
Kondisi tersebut mengakibatkan paru-paru dipenuhi cairan atau nanah. Pneumonia bakteri biasanya lebih parah daripada pneumonia virus yang dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, tetap saja paru-paru dari seorang penderita pneumonia tidak lagi berada dalam kondisi sehat.
Mengacu clevelandclinic.org, selain bakteri, virus, dan jamur, terdapat penyakit umum lainnya yang menyebabkan pneumonia sebagai berikut, yakni:
- Flu
- Covid-19
- Bakteri pneumonia mikoplasma
- Penyakit pneumokokus (bakteri streptococcus pneumoniae)
- Penyakit legionellosis dari bakteri legionella
- Human metapneumovirus (HMPV)
- Human parainfluenza virus (HPIV)
- Respiratory syncytial virus (RSV).
Dari penyebab tersebut, pneumonia dapat membuat tubuh seseorang mengalami komplikasi penyakit lain, khususnya bagi kelompok usia di atas 65 tahun, usia di bawah 2 tahun, memiliki penyakit serius, dan sistem kekebalan rendah. Adapun, komplikasi penyakit yang mungkin dialami penderita pneumonia, antara lain:
- Kegagalan pernapasan sehingga membutuhkan mesin pernapasan (ventilator)
- Sepsis, ada peradangan tidak terkontrol dalam tubuh
- Sindrom gangguan pernapasan akut atau acute respiratory distress syndrome (ARDS)
- Abses paru-paru yang terjadi ketika kantong nanah terbentuk di dalam atau di sekitar paru-paru.
Komplikasi yang terjadi pneumonia dapat mengancam nyawa seseorang sehingga perlu ditangani dengan cepat dan tepat. Pengobatan pneumonia tergantung pada jenis pneumonia yang dimiliki, seberapa sakit yang dirasakan, kategori usia, dan kondisi kesehatan lainnya. Sebab, tujuan pengobatan untuk menyembuhkan infeksi dan mencegah komplikasi penyakit.
Selain mengonsumsi obat antibiotik sesuai resep dokter, penderita pneumonia juga dapat menangani terlebih dahulu gejala dari penyakit ini secara sendiri.
Merujuk lung.org, berikut adalah cara penanganan pneumonia yang dapat dilakukan di rumah, yaitu:
1. Mengendalikan demam
Salah satu gejala pneumonia adalah demam. Seseorang dapat mengendalikan demam dengan aspirin, obat antiinflamasi nonsteroid (ibuprofen atau naproxen), atau acetaminophen. Jika pneumonia dialami oleh anak-anak, jangan diberikan aspirin.
2. Mengonsumsi banyak cairan
Minum banyak cairan dapat membantu mengendurkan sekresi dan mengeluarkan dahak.
3. Minum obat sesuai saran dokter
Penderita pneumonia tidak boleh meminum obat batuk tanpa saran dari dokter. Sebab, batuk adalah salah satu cara tubuh bekerja untuk menyingkirkan infeksi.
4. Membuat pernapasan tetap lancar dan hangat
Penderita pneumonia dapat memudahkan jalan pernapasan dengan meminum minuman hangat, mandi uap, dan menggunakan pelembap udara.
5. Menjauhkan asap
Penderita pneumonia harus menjauhi diri dari asap agar tidak masuk ke paru-paru, termasuk asap rokok dan asap kayu. Konsultasi dengan dokter, jika menggunakan produk tembakau dan mengalami kesulitan untuk bebas asap rokok ketika sudah pulih.
6. Istirahat yang cukup
Penderita pneumonia perlu tinggal di tempat tidur lebih lama untuk sementara waktu. Selain itu, tidak boleh melakukan aktivitas berlebihan dalam kehidupan sehari-hari sampai keadaan pulih sepenuhnya.
Pilihan Editor: Sebab dan Gejala Pneumonia yang Dialami Vokalis SUM 41 Deryck Whibley