TEMPO.CO, Jakarta - Negara-negara dan banyak lembaga lembaga di dunia sudah menyatakan adanya perubahan iklim global termasuk cuaca panas musim kemarau yang lebih terik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Di dalam negeri pun begitu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan adanya anomali suhu udara rata-rata pada September 2023 lalu. Lebih parah lagi, beberapa proyeksinya menyatakan kekeringan yang meningkat dan curah hujan yang menurun pada beberapa wilayah.
Hal ini sangat mengganggu aktivitas sehari-hari bagi semua kalangan, baik tua maupun muda. Masa depan lingkungan hidup pun ikut mengkhawatirkan. Masalah paling dekat adalah kenyamanan lingkungan hidup dan juga ancaman masalah kesehatan akibat perubahan iklim. Terkadang beberapa penyakit dianggap sepele, padahal dampaknya dapat begitu berbahaya dalam kondisi tertentu.
Dilansir dari nia.nih.gov selaku institusi yang memimpin riset mengenai penuaan dan perpanjangan angka harapan hidup yang aktif di Amerika, beberapa penyakit yang rawan muncul saat cuaca panas adalah sinkop panas, kram panas, edema panas, ruam panas, kelelahan, heat stroke, dan, sunburn. Tentu penyakit-penyakit tersebut akan berakibat fatal apabila tidak ditangani dengan tepat.
Sejalan dengan daftar penyakit di atas, dilansir dari sehatnegeriku.kemenkes.go.id, Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril pernah menyatakan beberapa gejala atas dampak cuaca panas yang perlu diwaspadai, yaitu
- Keringat yang berlebih,
- Kulit yang terasa panas dan kering,
- Jantung yang berdetak lebih cepat dan rasa berdebar-debar,
- Kulit yang memucat,
- Kram pada bagian kaki,
- Pusing, mual, muntah, dan
- Cairan urin yang berwarna kuning pekat.
Gejala-gejala di atas bisa diantisipasi dengan beberapa langkah. Beberapa langkah ini juga tetap bisa digunakan untuk menjaga tubuh agar tetap sehat. Disampaikan juga oleh dr. Mohammad Syahril, langkah-langkah tersebut adalah,
- Minum air yang bersih dan matang agar terhindar dari dehidrasi, jangan tunggu haus,
- Hindari beberapa jenis minuman, seperti yang beralkohol, berkafein, berenergi, dan manis berlebihan,
- Gunakan topi atau payung untuk menghindari kontak matahari langsung,
- Gunakan baju yang berbahan ringan dan longgar,
- Jangan menggunakan baju berwarna gelap, pilihlah warna cerah agar tidak menyerap panas,
- Jangan beraktivitas di bawah terik matahari pada pukul 11 pagi sampai dengan 3 sore,
- Jangan berdiam diri atau meninggalkan seseorang di dalam mobil parkir dengan kondisi jendela tertutup atau pun terbuka,
- Sediakan botol semprot air dingin dimana pun berada.
Itulah daftar kondisi yang perlu diwaspadai dan langkah antisipasi dalam kondisi cuaca panas. Ingat kalau timbul gejala yang sangat parah, segera hubungi layanan kesehatan terdekat.
BMKG | KEMKES.GO.ID
Pilihan editor: Dampak Cuaca Panas pada Anak dan 4 Cara Mengantisipasinya