TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis kebidanan dan kandungan di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Riyan Hari Kurniawan, mengatakan obesitas menjadi salah satu penyebab gangguan hormon yang mengakibatkan pola haid menjadi tidak teratur.
“Salah satu yang menjadi penyebab menstruasi tidak teratur dari pengalaman kami banyaknya gangguan hormonal di usia remaja atau usia muda itu karena problem overweight (kelebihan berat badan) atau obesitas,” ucap Riyan, Selasa, 17 Oktober 2023.
Ia mengatakan penyebab pola haid tidak teratur bisa dicari tahu melalui pemeriksaan oleh dokter kandungan menggunakan ultrasonografi (USG). Dari pemeriksaan USG akan terlihat jika ada benjolan seperti miom atau ada penebalan di rahim dan akan dilakukan tindakan seperti penipisan dinding rahim atau pengobatan membuang miom.
Jika tidak ada tanda-tanda tersebut, bisa disimpulkan haid tidak teratur karena gangguan hormon yang sering kali karena masalah berat badan berlebih. Untuk memperbaiki hormon, pasien biasanya akan diminta mengurangi asupan tinggi karbohridrat dan garam serta mengonsumsi makanan tinggi serat.
“Misalnya makanan-makanan yang tinggi serat, tinggi protein. Kemudian kita hindari makanan yang tinggi karbohidrat kompleks, tinggi lemak jenuh, tinggi garam, perbanyak sayur, buah, menambah aktivitas fisik,” ucap Riyan.
Batas normal menstruasi
Dia mengatakan batasan normal menstruasi yang teratur setiap bulan adalah 24-38 hari dengan siklus dalam satu bulan maksimal delapan hari haid. Sedangkan volume darah haid yang normal selama siklus bisa dilihat dari seringnya mengganti pembalut. Jika lebih sering mengganti pembalut dalam sehari karena volume darah yang lebih deras dari sebelumnya, juga jika lama haid yang lebih dari dua minggu, Riyan mengatakan itu sudah termasuk gangguan pola haid yang tidak normal.
“Misalnya perempuan ini menstruasinya normal, sebulan sekali kemudian lamanya juga normal lima hari tetapi darahnya banyak, setiap hari bisa ganti pembalut 5-6 kali. Ini juga termasuk gangguan pola haid,” paparnya.
Sementara itu, pada ibu yang sudah melahirkan, pola haid juga bisa berubah dan belum sepenuhnya kembali normal dalam beberapa bulan karena ada pengaruh menyusui. Jika frekuensi menyusui langsung terhitung cukup banyak, yaitu sekitar delapan kali per hari atau setiap tiga jam, dalam enam bulan pertama kemungkinan dia tidak mengalami haid. Namun, setelah selesai masa menyusui, yaitu sekitar 1-2 tahun, siklus menstruasi akan kembali normal seperti sebelum melahirkan.
“Kalau setelah melahirkan setahun atau dua tahun siklus menstruasi tidak kembali ke normal, itu bukan pengaruh melahirkannya. Sebaiknya segera cek ke dokter untuk mencari tahu apa penyebab pastinya,” ucap dokter lulusan Universitas Indonesia itu.
Riyan menyarankan jika wanita merasa siklus haidnya terganggu diharapkan untuk mengecek ke dokter kandungan sebelum mengonsumsi obat-obatan atau minuman pelancar haid. Dokter akan mengecek atau menyarankan untuk memperbaiki pola hidup.
Pilihan Editor: Cara Atasi Obesitas Menurut Dokter, Olahraga sampai Operasi Bariatrik