TEMPO.CO, Jakarta - Pengakuan penyanyi Britney Spears yang pernah menggugurkan kandungan saat masih berpacaran dengan sesama biduan Justin Timberlake di era 1990-an ketika mereka masih remaja menjadi perhatian publik belakangan ini. Alasannya, saat itu Justin belum siap jadi ayah dan tak ingin kehadiran anak merusak kariernya.
"Justin tidak bahagia dengan kehamilan itu. Dia bilang kami belum siap punya anak, masih terlalu muda. Kalau keputusan diberikan pada saya sendiri, pasti tak akan saya lakukan," tulis Spears di bukunya The Woman in Me, dilansir dari People.
Keputusan itu kembali memunculkan stigma laki-laki selalu yang mengambil keuntungan dari tindakan aborsi sedangkan perempuan hanya menjadi korban alias pihak yang merasakan tidak enaknya. Andréa Becker, sosiolog medis di Universitas California San Francisco, mengatakan sepertinya sudah lumrah laki-laki tak mau mengakui kisah aborsi pasangannya kalau tak ingin walaupun hal itu menguntungkan mereka.
Menurutnya, pola ini disebabkan kurangnya riset yang menganalisis bagaimana akses aborsi mempengaruhi pria. Sepertinya setiap kehamilan yang tak diinginkan jadi tanggung jawab wanita.
Pria lebih tertutup
Data menunjukkan satu dari lima laki-laki di Amerika Serikat terlibat dalam aborsi. Sementara satu dari empat perempuan di sana pernah menggugurkan kandungan sampai usia 45, menurut riset dari Institut Guttmacher. Jumlah total aborsi di negara itu tak diketahui pasti, tapi perkiraan terbaru pada 2020 antara 620-930 ribu menurut data CDC dan Institut Guttmacher.
Namun, riset menemukan beberapa pria ragu untuk mengakui terlibat dalap proses tersebut. Pada studi di 2022, lebih sedikit laki-laki yang terbuka mereka terlibat keputusan aborsi dalam sebuah wawancara empat mata, dibanding yang ditemukan lewat survei. Kebanyakan pria menolak punya anak di usia remaja karena ingin melanjutkan pendidikan.
"Ketika laki-laki tak mau mengaku, beban pengambilan keputusan mengenai kehamilan tak dikehendaki dan aborsi sepenuhnya ada di tangan perempuan," ujar Dr. Brian Nguyen, pengajar program kebidanan dan kandungan di Sekolah Kedokteran Universitas California Selatan, kepada USA Today.
Pilihan Editor: Rumah di Kemayoran Jadi Tempat Praktik Aborsi, IDI Sebut Pentingnya Kompetensi