TEMPO.CO, Jakarta - Kafein adalah obat stimulan yang berguna untuk mempercepat pesan antara otak dan tubuh. Kafein ditemukan pada biji-bijian, kacang-kacangan, dan daun dari sejumlah tanaman yang berbeda.
Selain itu, kafein juga ditemukan dalam beberapa bahan, di antaranya:
- Coffea Arabica (kopi)
- Thea sinensis (teh)
- Cola acuminata (kacang, teh, atau minuman ringan)
- Theobroma cacao (coklat)
- Paullinia cupana (guarana di makanan ringan dan minuman berenergi)
Dilansir dari Alcohol and Drug Foundation, kafein digunakan dalam beberapa produk yang tidak sama dan beragam. Kafein dapat memberikan pengaruh setiap orang secara berbeda berdasarkan dari beberapa hal, antara lain:
- Ukuran, berat, dan kesehatan
- Kebiasaan orang mengonsumsi kafein
- Pengaruh obat lain yang dikonsumsi pada waktu sama
- Jumlah yang diambil.
Kafein juga memberikan efek yang dapat dialami dalam waktu 30 menit setelah mengonsumsi dan dapat berlanjut sampai 6 jam. Adapun pengaruh kafein tersebut yaitu:
- Merasa lebih waspada dan aktif
- Mengalami gelisah, rangsangan, dan pusing
- Kecemasan
- Cepat marah
- Dehidrasi dan lebih sering buang air kecil
- Suhu tubuh lebih tinggi
- Pernapasan dan detak jantung lebih cepat
- Sakit kepala
- Kurang konsentrasi
- Sakit perut.
Penggunaan kafein secara teratur dan berlebihan, misalnya lebih dari 4 cangkir sehari, dapat memberikan pengaruh yang berbahaya serta berdampak panjang, di antaranya:
- Osteoporosis pada wanita pasca-menopause
- Telinga berdenging
- Getaran otot
- Nafsu makan buruk
- Tekanan darah rendah disertai pingsan atau terjatuh
- Kejang atau delirium.
Kafein akan memiliki efek lebih besar pada orang-orang yang sensitif terhadapnya. Kafein memiliki waktu paruh sekitar 5 jam. Seseorang yang mengonsumsi 40 miligram kafein akan memiliki sisa 20 miligram dalam sistem tubuh mereka setelah 5 jam.
Dikutip dari Medical News Today, tingkat kafein akan memuncak dalam darah sekitar 15-45 menit setelah dikonsumsi. Setelah itu, hati dengan cepat akan melakukan metabolisme terhadap kafein yang masuk dalam tubuh. Sebagian besar orang merasa pengaruh terkuat dari kafein terhadap tubuh terjadi selama waktu ini.
Banyak pula yang melaporkan merasa gelisah, sering buang air kecil, dan mengalami ledakan energi tiba-tiba dalam rentang waktu ini setelah mengonsumsi kafein. Namun, gejala-gejala ini akan hilang ketika kafein mulai terurai.
Bagi seseorang yang secara teratur mengonsumsi kafein, mungkin hampir tidak menyadari pengaruh atau gejala tersebut. Namun, seseorang yang sangat sensitif terhadap kafein, pengaruh atau gejala tersebut dapat bertahan selama beberapa jam atau beberapa hari kemudian.
Pilihan Editor: Pengaruh Asupan Kafein pada Pola Tidur