TEMPO.CO, Jakarta - Pemutihan gigi atau bleaching gigi merupakan prosedur yang dilakukan untuk membuat permukaan gigi tampak lebih cerah dan putih. Prosedur ini mengandalkan bahan kimia agen pemutih yang memiliki kandungan zat peroxide.
Memiliki gigi yang lebih putih dimiliki banyak orang. Senyuman yang cerah dan bersinar tidak hanya meningkatkan kepercayaan diri, melainkan juga meninggalkan kesan mendalam. Namun, terdapat sejumlah mitos yang dapat menyebabkan kebingungan.
Dikutip dari Times of India, berikut deretan mitos terkait pemutihan gigi dan penjelasannya.
1. Pemutihan gigi melemahkan enamel gigi
Prosedur pemutihan gigi yang memiliki reputasi baik, baik di rumah atau secara profesional, dirancang agar aman. Praktiknya menargetkan noda pada gigi tanpa merusak enamel. Memastikan diri mengikuti pedoman yang disarankan adalah kunci untuk menjaga kekuatan enamel gigi.
2. Semua noda pada gigi terbentuk pada tingkat yang sama
Tidak semua noda pada gigi berada pada tingkat yang sama. Noda permukaan akibat kopi atau anggur merah relatif lebih mudah dihilangkan. Namun, noda intrinsik, yang tertanam di dalam gigi, seperti noda yang berasal dari antibiotik tetrasiklin atau genetika, bisa lebih membandel. Prosedur memutihkan gigi tetap dapat membantu, namun mungkin memerlukan lebih banyak waktu dan upaya untuk mencapai tingkat keputihan yang diinginkan.
3. Pemutihan gigi bersifat permanen
Memutihkan gigi bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan selamanya. Pola makan, gaya hidup, dan praktik kebersihan mulut, semuanya dapat mempengaruhi berapa lama senyum cerah Anda bertahan.
4. Prosedur mandiri bisa memberikan hasil yang instant
Anda mungkin pernah mendengar praktik DIY seperti menggunakan soda kue dan perasan lemon. Tetapi hati-hati, pengobatan rumahan ini bisa bersifat abrasif dan merusak enamel gigi. Selalu lebih aman untuk berkonsultasi dengan ahli gigi profesional atau menggunakan produk rumahan yang direkomendasikan dokter gigi.
5. Semua orang bisa memutihkan giginya
Pemutihan gigi mungkin tidak cocok untuk semua orang. Orang dengan gigi sensitif, penyakit gusi, atau perawatan gigi restoratif seperti mahkota gigi atau veneer mungkin tidak ideal untuk menerima prosedur ini. Berkonsultasi dengan dokter gigi sangat penting untuk menentukan pendekatan terbaik untuk situasi unik tadi.
6. Pemutihan gigi menyebabkan rasa sakit
Ketakutan akan rasa sakit yang menyiksa mungkin menghalangi sebagian orang untuk melakukan pemutihan gigi. Pada kenyataannya, beberapa orang mungkin mengalami kepekaan sementara, tetapi hal ini umumnya dapat diatasi dan berumur pendek. Teknik dan formulasi baru terus dikembangkan untuk meminimalkan ketidaknyamanan.
Pilihan Editor: 8 Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Memutihkan Gigi