TEMPO.CO, Jakarta - Tiga calon presiden atau capres Pilpres 2024, yakni Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto kompak mengenakan pakaian batik Parang dalam berbagai warna saat diundang makan siang oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Senin, 30 Oktober 2023.
Dalam sejarahnya, batik dengan motif parang juga biasa disebut sebagai motif batik keris atau pola pedang oleh masyarakat secara umum. Sedangkan dalam masyarakat Jawa, khususnya Yogyakarta, biasa disebut dengan motif Parang Lidah Api. Parang sendiri merupakan salah satu motif batik paling kuat dari motif batik lain yang ada. Motif parang berupa garis-garis tegas yang disusun secara diagonal paralel.
Seiring waktu, corak parang sendiri mengalami perkembangan dan memunculkan motif-motif parang lain seperti Parang Rusak dan Parang Barong. Hal tersebut terjadi karena penciptanya merupakan seorang pendiri Keraton Mataram, maka oleh kerajaan, motif-motif parang tersebut hanya boleh dipakai oleh raja dan keturunannya dan tidak boleh dipakai oleh rakyat biasa. Jenis batik itu kemudian dimasukkan sebagai kelompok “batik larangan”.
Dilansir dari laman Batik Tulis, garis-garis lengkung pada batik Parang sering diartikan sebagai ombak lautan yang menjadi pusat tenaga alam, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah raja. Komposisi kemiringan pada motif parang juga melambangkan kewibawaan, kekuasaan, kebesaran, serta gerak cepat sehingga pemakainya diharapkan dapat bergerak cepat.
Menurut penuturan Mari S Condronegoro, pada zaman Sri Sultan Hamengku Buwono VIII, motif parang menjadi pedoman utama untuk menentukan derajat kebangsawanan seseorang dan menjadi pedoman yang termaktub dalam Pranatan Dalem asmanipun Panganggo Keprabon Wonten Kraton Nagari Ngayogjakarta Hadingningrat tahun 1927. Simak deretan jenis batik Parang berikut.
1. Parang Rusak
Motif batik Parang Rusak melambangkan suatu pertarungan dalam diri manusia untuk melawan kejahatan dengan cara pengendalian diri terhadap suatu hasrat dengan tujuan untuk menjadi seorang yang bijaksana dan berakhlak mulia. Dahulunya, batik dengan jenis ini hanya dipakai oleh keluarga kerajaan pada acara-acara kenegaraan.
2. Parang Barong
Motif batik Parang Barong diciptakan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo sebagai representasi dari pengalaman sebuah perjalanan spiritual sebagai Raja dengan segala tugas kewajibannya, juga kesadaran diri sebagai seorang manusia yang memang tempatnya salah di hadapan Sang Maha Pencipta. Kata barong itu sendiri berarti sesuatu yang besar, dalam hal ini di representasikan kepada bentuk atau ukuran kain maupun motif batik parang barong yang besar-besar.
Parang Barong merupakan bapak dari semua jenis atau pola parang dimana motif barong dahulu hanya boleh dikenakan oleh seorang raja. Pola barong ini mempunyai makna agar seorang raja untuk selalu berhati-hati dalam memutuskan segala sesuatu dan mampu mengendalikan diri.
3. Parang Klithik
Motif batik ini merupakan pola parang yang memiliki bentuk stilasi yang lebih halus dari parang rusak, bentuk lebih sederhana dan mempunyai ukuran yang lebih kecil. Batik motif parang Klithik ini menggambarkan citra feminim, lembut, menggambarkan perilaku halus dan bijaksana. Motif ini dulunya banyak dikenakan oleh para putri raja karena dikenal sebagai pilihan yang cocok bagi mereka yang bertubuh kecil.
4. Parang Curigo
Kata curigo sendiri adalah nama lain dari bilah keris tanpa warangka. Bentuk keris bisa dilihat pada bentuk motif-motif geometrik-parang yang menyerupai luk keris. Adapun ciri khas dari pola batik parang curiga adalah hiasannya yang disusun sejajar dengan sudut 45 derajat. Kemudian selalu ada ragam hias berbentuk belah ketupat yang juga sejajar dengan ragam hias utama pola parang, ragam hias ini disebut sebagai mlinjon. Motif batik ini banyak digunakan untuk menghadiri pesta.
Dikutip dari laman The Batik Library, bilah tradisional yang diukir dengan rumit ini seringkali dibuat dari logam langka dan meteorit. Ukiran ini memiliki makna spiritual, diwariskan sebagai pusaka dan merupakan simbol status yang mirip dengan batik Parang itu sendiri. Ketajaman keris yang dimaksud dalam batik Curigo, melambangkan ketajaman pikiran. Mereka yang memiliki keris atau barang antik diketahui dapat menggunakannya sebagai jimat yang membawa kekuatan dan kebijaksanaan yang ampuh untuk diwariskan kepada generasi mendatang.
5. Parang Tuding
Dilansir dari laman Batik Tulis Giriloyo, motif batik parang tuding bentuk motifnya sedikit berbeda,perbedaan itu pada corak yang seperti huruf S tidak begitu kelihatan. Motif ini menyerupai jari telunjuk dengan susunan berjajar bersambung. Seperti namanya parang tuding, dalam bahasa Jawa Tuding berarti alat tunjuk atau penunjuk.
Motif ini memiliki kandungan makna bahwa siapapun yang mengenakannya diharapkan dapat menjadi pengarah, pemberi petunjuk yang bisa menunjukkkan hal-hal yang baik dan menimbulkan kebaikan. Motif batik Parang ini biasa digunakan oleh orang-orang tua.
Pilihan editor: Mengenal Batik Parang: Motif Batik yang Dikenakan Anies, Ganjar dan Prabowo Saat Makan Siang di Istana