Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

JKN Diharapkan Danai Pembiayaan Deteksi Dini Kanker Paru Sejak di Puskesmas

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Kerja Penyakit Kanker dan Kelainan Darah, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Theresia Sandra D. Ratih, menuturkan bahwa Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diharapkan tidak hanya dalam pengobatan kanker paru saja, namun juga pembiayaan skrining untuk deteksi dini juga ditanggung oleh pemerintah. Hal ini sesuai dengan mekanisme pembiayaan kapitasi yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2023, tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program JKN.

"Sasaran skrining ditujukan bagi usia 45-71 tahun dengan kriteria perokok aktif atau pasif atau berhenti merokok kurang dari 15 tahun," kata Sandra pada keterangan pers yang diterima Tempo pada awal November 2023.

Masyarakat yang perlu diwaspadai lain adalah masyarakat yang memiliki riwayat kanker paru pada keluarga yakni, ayah, ibu, dan saudara kandung. "Serta (masyarakat) dengan atau tanpa disertakan dengan gejala respiratori ringan. 

"Puskesmas melakukan deteksi dini lewat analisa mendalam untuk melihat kemungkinan risiko tinggi. Jadi ketika ke dokter pasien akan ditanya untuk skrining dan dilakukan diagnosis lebih mendalam untuk melihat apakah pasien masuk dalam risiko rendah, sedang atau tinggi, " ungkap Sandra.  

Deteksi dini di puskesmas diharapkan bisa mengkategorikan masyarakat dalam berbagai tingkat. Harapannya masyarakat bisa semakin mudah mendapatkan pengobatan yang sesuai. 

Jika peserta JKN memiliki hasil skrining kanker paru risiko tinggi dari Puskesmas, lanjut Sandra, maka mereka akan dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut untuk konsultasi lebih lanjut dengan dokter Spesialis Paru atau Penyakit Dalam, dimana mereka dapat melakukan pemeriksaan rontgen toraks Low Dose CTScan (LDCT) sebagai skrining lanjutan atau deteksi dini kanker paru. "Skrining lanjutan atau deteksi dini kanker paru ini ditanggung BPJS satu kali dalam setahun bagi peserta JKN yang memiliki hasil skrining questionair kanker paru resiko tinggi agar mendapatkan diagnosa dalam stadium awal untuk meningkatkan keberhasilan upaya pengobatan," katanya.

Menurut Executive Director di Indonesian Association for the Study on Thoracic Oncology (IASTO) Elisna Syahruddin, kanker paru adalah penyakit tidak menular, tetapi sangat serius karena dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup dan kematian. Pembentukan jaringan atau tumor ganas di paru mengganggu fungsi paru dan dapat menyebar ke organ lain, terutama otak dan tulang. Ada beberapa faktor risiko yang berhubungan langsung dengan kanker paru yang dapat diatasi untuk mencegahnya. Faktor risiko ini termasuk polusi udara yang disengaja, seperti asap rokok yang dihasilkan oleh perokok. Selain itu, polusi udara yang tidak disengaja, seperti perokok pasif atau paparan polusi tinggi di tempat kerja atau daerah tinggal, juga berperan.

Kanker paru memerlukan waktu lama untuk menunjukkan gejala, sehingga pasien sering datang ke spesialis paru pada stadium lanjut. Namun, dengan beberapa metode, kanker paru dapat dideteksi pada stadium awal, memungkinkan tindakan yang dapat menghentikan perkembangan penyakit.

Ia mengingatkan bahwa mendeteksi kanker paru-paru secara dini sangat penting, karena gejala sering muncul ketika penyakit sudah dalam stadium lanjut. "Gejala ini meliputi batuk yang persisten, nyeri dada, dan kesulitan bernapas yang tidak membaik dengan pengobatan. Meskipun kanker paru adalah kondisi serius, kemajuan dalam perawatan medis memberikan harapan, dan berhenti merokok serta meminimalkan paparan risiko sangat penting untuk pencegahan,” ujar Elisna.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam rangka memperingati Bulan Kesadaran Kanker Paru Sedunia, AstraZeneca berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan dan Plan Indonesia untuk mengadakan acara talkshow edukatif berjudul “Lung of the Future: Young Health Program Drives Lung Cancer Screening”. Acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para pemuda mengenai faktor risiko Kanker paru dan pentingnya bagi orang tua dan keluarga mereka untuk menjalani skrining kanker paru secara dini sesuai anjuran pemerintah.

Pada awal tahun, AstraZeneca ikut mendukung peluncuran dan sosialisasi program nasional skrining kanker paru serta mendidik para pemuda mengenai risiko merokok dan perokok pasif melalui AstraZeneca Young Health Programme. Program itu bertujuan untuk memberdayakan para pemuda agar dapat membuat pilihan informasional terkait kesehatan dan kesejahteraan mereka, dengan fokus khusus pada penyakit tidak menular.

President Director AstraZeneca Indonesia Se Whan Chon mengatakan selama periode ini, program ini telah melatih 927 pendidik sebaya yang telah berperan penting dalam memberikan manfaat langsung bagi lebih dari 59.000 pemuda dan lebih dari 5.000 orang dewasa. "Selain itu, dampak YHP telah berdampak pada masyarakat, memberikan manfaat tidak langsung bagi lebih dari 525.000 pemuda dan lebih dari 595.000 anggota masyarakat," katanya.

Menurut Se Whan, hasil yang nyata di kalangan pemuda sangat menjanjikan. Proporsi pemuda yang bukan perokok meningkat 5 persen dari yang tercatat selama baseline pada evaluasi final, dan ada peningkatan sekitar 16 persen pemuda melaporkan tidak mengonsumsi alkohol dibandingkan dengan yang tercatat selama baseline. "Hasil-hasil ini mencerminkan komitmen YHP dalam membentuk kehidupan individu muda secara positif dan memupuk perilaku yang lebih sehat, berkontribusi pada masa depan yang lebih cerah dan lebih peduli terhadap kesehatan," kata Se whan.

Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) adalah mitra AstraZeneca Indonesia dalam implementasi YHP dan menggunakan metode pendidik sebaya sebagai agen perubahan dalam pencegahan penyakit tidak menular (PTM) salah satunya adalah kanker paru-paru. Dini Widiastuti, Executive Director Plan Indonesia, menjelaskan, “Metode pendidik sebaya ini juga merupakan salah satu cara pendampingan untuk anak-anak dan kaum muda yang terlibat dalam berkampanye kepada teman-teman dan orang di sekitarnya termasuk orang tua.”

Anak-anak yang berada dalam lingkungan rokok juga berisiko tinggi untuk terkena kanker paru-paru karena sebagai perokok pasif. “Pendekatan peer to peer yang dilakukan pendidik sebaya lebih tepat dalam menyampaikan pesan dan arahan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan bagi teman sebayanya yang masih malu untuk membicarakannya dengan orang dewasa,” kata Dini.

Pilihan Editor: Hindari Material Rumah Berbahan Asbes, Bisa Picu Kanker Paru

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

11 jam lalu

Ilustrasi Glaukoma. Wikipedia
7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

Setiap individu harus memahami tantangan yang dihadapi saat didiagnosis glaukoma dan harus mempertahankan kualitas hidup dengan manajemen tepat.


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

4 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

8 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


5 Tes Kesehatan yang Perlu Dilakukan Bagi Pasangan Pra Nikah

9 hari lalu

Ilustrasi pernikahan outdoor di Candi Prambanan. Dok. istimewa
5 Tes Kesehatan yang Perlu Dilakukan Bagi Pasangan Pra Nikah

Tes kesehatan pra-nikah adalah langkah proaktif yang dapat membantu membangun dasar yang kuat untuk pernikahan yang sehat dan bahagia.


Kemenag Buka Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan

10 hari lalu

Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Suyitno. ANTARA/HO-Kemenag
Kemenag Buka Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan

Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kemenag membuka pelatihan deteksi dini konflik sosial keagamaan.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

17 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.


Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

17 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

Gejala kanker paru pada bukan perokok bisa berbeda dari yang merokok. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.


Pangeran William Jadi Penguat Ketiga Anak dan Istrinya

34 hari lalu

Pangeran William dan Kate Middleton bersama ketiga anak mereka. Instagram
Pangeran William Jadi Penguat Ketiga Anak dan Istrinya

Pangeran William akan menjadi penguat bagi anak-anaknya selama sang istri, Kate Middleton, menjalani pengobatan setelah didiagnosis terserang kanker.


Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

34 hari lalu

Seorang remaja melakukan tes kandungan karbondioksida dalam paru-paru saat konsultasi gratis dengan para ahli di tenda Kekasih (Kendaraan Konseling Silih Asih) Dinas Kesehatan Kota Bandung, 6 Mei 2018. Layanan ini memberikan konseling untuk berhenti merokok. TEMPO/Prima Mulia
Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

Hasil pemeriksaan medis yang baik tak menjamin perokok sehat. Untuk memastikan kesehatan perokok satu-satunya jalan adalah total berhenti merokok.


BRIN Kembangkan Terapi Kanker Paru Gunakan Nanopartikel

35 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
BRIN Kembangkan Terapi Kanker Paru Gunakan Nanopartikel

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan metode terapi penyakit kanker paru menggunakan material nanopartikel.