TEMPO.CO, Jakarta - Pernah mendengar istilah food coma? Ini adalah kondisi di mana orang merasa mengantuk dan lesu setelah makan besar atau makan berat, istilah medisnya postprandial somnolence. Kantuk disebabkan darah yang dialirkan dari otak ke pencernaan untuk memproses makanan ekstra tersebut.
"Semakin banyak makan, semakin banyak darah yang dialirkan ke perut untuk membantu pencernaan. Darah di otak berkurang, membuat kita mengantuk," jelas Dr. Rich Joseph, dari Brigham and Women’s Hospital di Boston, Amerika Serikat, kepada HuffPost.
Baca juga:
Penderita komorbid seperti sleep apnea atau hipotiroidisme juga bisa memicu food coma. Kantuk biasanya akibat asupan tinggi karbohidrat dan perubahan kadar gula darah dan insulin.
"Makanan dengan indeks glikemik tinggi memicu kenaikan gula darah," ujar Joseph.
Ilustrasi makan berat. Dok. Marina Bay Sands
Tak mempengaruhi suasana hati
Mitos lain karbohidrat akan memperbaiki suasana hati. Faktanya menurut meta-analisis dari Neuroscience & Behavioral Reviews mengungkapkan orang yang mengonsumsi karbohidrat sederhana merasa lesu dan kurang waspada satu jam sesudahnya dan tak ada tanda efek positif pada suasana hati. Menambah asupan serat dan protein pada makanan bisa membantu melawan dampak letargi karbohidrat.
"Jika makan berat itu terdiri dari variasi karbohidrat, lemak, dan protein, kenaikan kadar gula darah tak terlalu tinggi, terutama jika protein dan lemak dikonsumsi sebelum sumber karbohidrat yang manis," tutur Joseph.
Pilihan Editor: Makan Karbohidrat Berlebihan Bikin Ngantuk, Ini Penjelasan Ahli