Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Saat Toxic Stress dan Gangguan Mental Perang Menimpa Anak-anak Palestina di Gaza

image-gnews
Anak-anak Palestina yang mengungsi  akibat serangan Israel, bermain dengan kucing milik keluarga Harb yang selamat dari serangan udara Israel, di sebuah kamp tenda di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 8 November 2023. REUTERS/Arafat Barbakh
Anak-anak Palestina yang mengungsi akibat serangan Israel, bermain dengan kucing milik keluarga Harb yang selamat dari serangan udara Israel, di sebuah kamp tenda di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 8 November 2023. REUTERS/Arafat Barbakh
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bagaimana anak-anak terkena dampak kekerasan, kehilangan, dan kekacauan akibat perang? Cara berguna memahami dampak perang terhadap anak-anak adalah melalui kacamata yang disebut toxic stress.

Ini mengacu pada stres intens dan berkepanjangan, berasal dari ancaman terus-menerus terhadap keselaman fisik atau psikologi anak, dikutip Psychology Today.

Dalam situasi ekstrim, laman sama menyebut, ancamannya mungkin terhadap kelangsungan hidup mereka. Saat ancaman terus-menerus terjadi dan intens, kita menyebut stres yang ditimbulkannya sebagai toxic stress.

Masalah stres muncul ketika ancaman terhadap kesejahteraan kita, terutama terhadap kelangsungan hidup kita, bersifat terus-menerus dan tidak berlangsung sebentar. Pada situasi seperti itu, tubuh tetap berada dalam keadaan waspada terus-menerus. Tidak ada penonaktifan respon stres, tidak ada penghentian hormon stres yang membanjiri tubuh kita.

Lambat laun, hal tersebut bisa berdampak buruk pada kesehatan fisik dan psikologis kita. Fungsi kekebalan tubuh kita menurun, dan kita menjadi rentan terhadap sejumlah penyakit. Sementara secara psikologis, kita mungkin kelelahan, cemas, depresi, marah, dan menunjukkan tanda-tanda trauma.

Anak-anak sangat rentan terhadap dampak toxic stress karena, tidak seperti orang dewas, mereka memiliki lebih sedikit sumber daya untuk mengelola ancaman terhadap kesejahteraan mereka. Sumber toxic stress yang paling banyak dipelajari pada anak-anak adalah pelecehan dan penelantaran anak.

Terperangkap dalam situasi ancaman terus-menerus, tanpa tempat aman, tanpa sumber kenyamanan dan kepastian yang dapat diandalkan, anak-anak yang dianiaya dan diabaikan mungkin akan terus-menerus berada dalam keadaan waspada, dengan hormon-hormon stres yang membanjiri tubuh mereka saat masih kecil.

Perang sebagai Pengalaman Toxic Stress

Dihimpun dari Psychology Today, dalam banyak penelitian tentang dampak perang terhadap anak-anak, fokus utamanya adalah gangguan stres pascatrauma (PTSD). Tentu saja, tingkat PTSD di antara anak-anak di zona perang, tidak mengherankan, jauh lebih tinggi daripada anak-anak yang tinggal di lingkungan damai. 

Akan tetapi, PTSD hanyalah salah satu manifestasi dari toxic stress yang berhubungan dengan perang. Laporan ini gagal menangkap dampak buruk yang diakibatkan oleh tekanan konflik bersenjata yang terus-menerus terjadi. PTSD memfokuskan perhatian kita pada reaksi terhadap peristiwa spesifik dan menakutkan seperti ledakan, menyaksikan pembunuhan atau melukai orang yang kita cintai, dan penghancuran rumah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ini merupakan kejadian umum serta menakutkan di masa perang, dan PTSD dapat menjadi diagnosis yang berguna serta relevan. Tapi yang gagal ditangkap ialah dampaknya terhadap tubuh dan pikiran anak-anak karena lingkungan yang penuh dengan berbagai ancaman terus-menerus.

Banyak di antaranya tidak seperti drama peluru dan bom, namun kemiskinan ekstrem, kelaparan kronis, malnutrisi, dan dehidrasi, kurangnya perlindungan dari cuaca buruk, perpisahan dari keluarga besar, teman dekat, serta hewan peliharaan tercinta. Sementara para orang tua yang ketakutan dan stres, yang kapasitasnya memberi kehangatan dan ketenangan sangat berkurang, serta tidak dapat memberi rasa aman yang sangat dibutuhkan anak-anak mereka.

Penyebab stres semacam ini berdampak pada anak-anak dengan cara yang melampaui kriteria diagnostik PTSD yang sempit, mewarnai setiap aspek pengalaman psikologis, sosial, dan spiritual mereka. Itu adalah situasi anak-anak di Gaza saat ini, sama halnya dengan anak-anak di zona perang lainnya di seluruh dunia.

Tidak diragukan lagi, ketika kekerasan di Gaza mereda dan keluarga-keluarga bisa memulai proses membangun kembali kehidupan mereka, akan ada penelitian yang mendokumentasikan prevalensi PTSD di antara anak-anak Palestina yang selamat dari pemboman berkepanjangan dan penghancuran rumah serta komunikasi mereka, kehilangan orang-orang yang mereka cintai, dan teman-teman.

Akan tetapi penelitian-penelitian tersebut tidak sepenuhnya menangkap dampak buruk terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan psikososial anak-anak yang disebabkan ancaman terus-menerus, toxic stress, yang mereka alami dalam perang brutal dan berkelanjutan itu.

Untuk memulihkan dampak toxic stress yang terus-menerus dialami anak-anak di Gaza, kekerasan harus diakhiri dan keamanan harus dibangun kembali. Akses terhadap makanan, air, tempat tinggal, dan layanan kesehatan harus segera dipulihkan. Anak-anak perlu kembali ke struktur dan rutinitas sekolah yang bisa diprediksi. Sedangkan orang tua memerlukan dukungan untuk mengatasi stres, trauma, dan kesedihan mereka sendiri.

Sejumlah penelitian sudah mendokumentasikan ketahanan anak-anak Palestina terhadap kesulitan kronis. Dan pengalaman mereka saat ini yang mengalami stress ekstrem sama sekali tidak membuat mereka hidup dalam kesusahan atau kecacatan.  

Pilihan editor: Ketahui Apa Itu Toxic Stress yang Bisa Sangat Menyakitkan Bagi Anak-anak

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ribuan Pejuang Houthi Siap Pergi ke Lebanon jika Perang Pecah

53 menit lalu

Pasukan Houthi Yaman naik di belakang kendaraan selama penarikan dari pelabuhan Saleef di provinsi Hodeidah, Yaman 11 Mei 2019. Foto diambil 11 Mei 2019. [REUTERS / Abduljabbar Zeyad]
Ribuan Pejuang Houthi Siap Pergi ke Lebanon jika Perang Pecah

Houthi Yaman siap mengirim ribuan pejuang untuk mendukung kelompok Hizbullah Lebanon jika perang pecah dengan Israel.


Anies Sambut Keluarga Gaza di Rumahnya, Tegaskan Solidaritas untuk Palestina

5 jam lalu

Anies ketika menyambut kedatangan orang Palestina di rumahnya, Rabu, 18 September 2024. Foto: Instagram.
Anies Sambut Keluarga Gaza di Rumahnya, Tegaskan Solidaritas untuk Palestina

Anies dan Fery Farhati menerima keluarga Gaza di rumahnya dan menegaskan dukungan Indonesia untuk kemerdekaan Palestina.


Faksi-faksi Perlawanan Palestina Kutuk Serangan Pager Maut Israel di Lebanon

7 jam lalu

Pria memegang bendera Hizbullah dan Palestina saat pendukung Hizbullah melakukan protes solidaritas dengan warga Palestina di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Beirut, Lebanon, 27 Oktober 2023. REUTERS/Amr Alfiky/File Foto
Faksi-faksi Perlawanan Palestina Kutuk Serangan Pager Maut Israel di Lebanon

Faksi-faksi Perlawanan Palestina menyatakan solidaritas dan kepercayaan mereka terhadap Hizbullah menyusul serangan Israel dengan bom pager.


Dubes Lebanon Sebut Ledakan Pager Kejahatan Perang di Sidang Umum PBB

12 jam lalu

Tas seorang pria meledak di sebuah supermarket di Beirut, Lebanon 17 September 2024. Media Sosial/melalui REUTERS
Dubes Lebanon Sebut Ledakan Pager Kejahatan Perang di Sidang Umum PBB

Duta Besar Lebanon Hadi Hachem untuk PBB menyebut serangkaian ledakan pager oleh Israel sebagai kejahatan perang


AS: Israel Selipkan Bahan Peledak ke Pager Lebanon yang Diimpor dari Taiwan

19 jam lalu

Ilustrasi pager Gold Apollo (i0.wp.com)
AS: Israel Selipkan Bahan Peledak ke Pager Lebanon yang Diimpor dari Taiwan

Pejabat Amerika Serikat mengatakan militer Israel menyelipkan bahan peledak di pager buatan Taiwan untuk melakukan serangan massal di Lebanon


Korban Genosida Israel di Gaza: 41.200 Orang Tewas Termasuk 173 Jurnalis, Lebih 95.300 Orang Terluka

21 jam lalu

Para pelayat menghadiri pemakaman jurnalis Palestina Mohammed Abu Hattab, yang tewas dalam serangan Israel, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 3 November 2023. Serangan udara Israel telah menewaskan seorang jurnalis yang bekerja untuk saluran televisi Otoritas Palestina, serta 10 anggota keluarga. REUTERS/Mohammed Salem
Korban Genosida Israel di Gaza: 41.200 Orang Tewas Termasuk 173 Jurnalis, Lebih 95.300 Orang Terluka

Genosida Israel terhadap Palestina kian brutal. Jumlah korban sekitar 41.200 orang mayoritas perempuan dan anak-anak tewas, termasuk 173 jurnalis.


PBB Serukan Jeda Kemanusiaan untuk Beri Dosis Kedua Vaksin Polio ke Anak-anak di Gaza

23 jam lalu

Seorang bocah Palestina divaksinasi polio di pusat layanan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Deir Al-Balah di Jalur Gaza tengah, 1 September 2024. REUTERS/Hussam Al-Masri
PBB Serukan Jeda Kemanusiaan untuk Beri Dosis Kedua Vaksin Polio ke Anak-anak di Gaza

Sekitar 560 ribu anak Palestina di bawah usia 10 tahun menerima dosis pertama vaksin polio.


Duta Besar Palestina Serahkan Surat Kepercayaan kepada Raja Spanyol

1 hari lalu

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dan Taoiseach (Perdana Menteri) Irlandia Simon Harris menghadiri konferensi pers pada hari pertemuan mereka untuk membahas pengakuan negara Palestina, di Dublin, Irlandia, 12 April 2024. REUTERS/Clodagh Kilcoyne
Duta Besar Palestina Serahkan Surat Kepercayaan kepada Raja Spanyol

Pada 28 Mei, Spanyol, Norwegia, dan Irlandia secara resmi mengakui negara Palestina yang bersatu yang diperintah oleh Otoritas Palestina.


Militer Israel Akhirnya Mengaku Serangannya Kemungkinan Menewaskan Tiga Sandera

2 hari lalu

Orang-orang mengambil bagian dalam demonstrasi menentang pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan menyerukan pembebasan sandera di Gaza, di tengah konflik Israel-Hamas, di Tel Aviv, Israel, 7 September 2024. REUTERS/Florion Goga
Militer Israel Akhirnya Mengaku Serangannya Kemungkinan Menewaskan Tiga Sandera

Setelah berbulan-bulan membantah, militer Israel mengatakan kemungkinan besar tiga tawanan tewas akibat serangan mereka.


Raja Abdullah II Tunjuk Teknokrat Lulusan Harvard sebagai PM Baru Yordania

2 hari lalu

Raja Yordania Abdullah II berpidato di depan Parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis 15 Januari 2020. [REUTERS / Vincent Kessler]
Raja Abdullah II Tunjuk Teknokrat Lulusan Harvard sebagai PM Baru Yordania

Raja Abdullah II berpesan agar perdana menteri baru melakukan segalanya untuk membantu rakyat Palestina.