TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang memilih oatmeal untuk sarapan karena praktis dan mudah dibuat. Tinggal seduh dan tambah susu atau variasi lain macam potongan buah atau kacang. Selain itu, oatmeal juga diklaim sehat. Oatmeal disebut kaya folat, tembaga, zat besi, seng, dan sederet vitamin B.
"Juga kaya betaglukan yang bisa membantu kesehatan jantung," ujar pakar diet Shelley Rael dari Albuquerque, New Mexico, kepada USA Today. Ia juga menambahkan oatmeal merupakan karbohidrat kompleks, yang disebutnya sebagai bahan bakar untuk otak, otot, dan sel-sel tubuh.
Asosiasi Jantung Amerika (AHA) menyebut oatmeal bisa menurunkan kolesterol dan sumber mineral seperti mangan, yang berperan penting dalam sistem imun, mencegah penggumpalan darah, dan metabolisme gula darah. Oatmeal juga tinggi serat dan protein.
Serat diet penting untuk mencegah sembelit dan menjaga kesehatan usus, serta membantu menurunkan risiko penyakit jantung. Protein baik untuk energi, otot, dan pertumbuhan tulang, serta membantu tubuh memproduksi hormon dan enzim.
Kekurangan oatmeal
Adakah keburukannya? Ternyata oatmeal bisa memicu gas dan kembung, yang bisa menjadi masalah pada penderita masalah metabolisme seperti irritable bowel syndrome (IBS). Belum lagi banyak oatmeal yang dijual tanpa rasa sehingga orang pun menambahkan gula untuk membuatnya manis.
"Berhati-hatilah saat menyiapkan oatmeal dan tambahannya. Oatmeal bisa jadi tinggi kalori dan makanan manis bila kita tak hati-hati," saran ahli diet Kristen Smith, juru bicara di Academy of Nutrition and Dietetics.
Dalam bentuk asli, oatmeal rendah kalori dan hanya mengandung 160 kalori per mangkuk. Inilah salah satu alasan makanan ini dipilih untuk menjaga berat badan. Selain itu, oatmeal juga mengenyangkan.
Pilihan Editor: 6 Asupan Makanan untuk Cegah Risiko Pengeroposan Tulang pada Lansia
