Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dokter Ungkap Gejala Pneumonia pada Anak, Kapan Perlu Dibawa ke RS?

Reporter

image-gnews
Ilustrasi anak demam. saidsupport.org
Ilustrasi anak demam. saidsupport.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Wahyuni Indawati dari Kelompok Staf Medis Kesehatan Anak Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta mengatakan gejala pneumonia pada anak umumnya diawali demam, batuk atau pilek, lalu sesak napas, biasanya terjadi dalam 14 hari dan bersifat akut.

Wahyuni menjelaskan gejala sesak napas ditandai usaha bernapas yang berat seperti tarikan dinding dada saat bernapas maupun adanya napas cuping hidung. Sesak napas menjadi indikasi anak kekurangan oksigen. Jika hal ini terjadi segera bawa anak ke fasilitas kesehatan untuk diperiksa lebih lanjut.

Untuk mengenali anak yang mengalami sesak napas, orang tua bisa menghitung frekuensi napasnya dalam satu menit dengan meletakkan tangan di dada anak. Sesak napas ditandai frekuensi napas cepat  lebih dari 60 kali per menit untuk usia kurang dari 2 bulan, lebih dari 50 kali pada usia 2 bulan–1 tahun, lebih dari 40 kali untuk usia 1–5 tahun, dan lebih dari 30 kali di usia lebih dari 5 tahun.

Pencegahan dan penanganan
Wahyuni yang praktik di RS Pondok Indah itu mengatakan pneumonia dapat disebabkan infeksi virus, bakteri, atau jamur. Penyebab paling sering adalah virus atau bakteri. Langkah pencegahan yang dapat dilakukan dapat dimulai dengan menjaga agar infeksi tersebut tidak menyebar ke lingkungan sekitar.

"Misalnya ketika kita sedang tidak sehat, sebaiknya gunakan masker dengan benar serta jalani etika batuk dan bersin yang tepat dengan menutup mulut dengan lengan baju atas atau tisu kemudian membuangnya ke tempat sampah," jelasnya.

Pencegahan penyebaran infeksi yang juga dapat dilakukan yakni rajin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun setiap habis batuk dan bersin, setelah memegang permukaan benda, terutama di tempat umum, sebelum makan, dan lain sebagainya. Hal ini berlaku tidak hanya untuk orang dewasa tetapi juga anak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, pneumonia juga dapat dicegah secara efektif dengan pemberian ASI eksklusif, memastikan status gizi yang baik, menghindari asap rokok dan polusi udara lainnya, serta melindungi anak dengan imunisasi yang dapat mencegah pneumonia.

Saat ini terdapat beberapa vaksin yang dapat melindungi anak dari pneumonia, yaitu vaksin Difteri Pertusis Tetanus Hemophilus Influenza B (DPT HiB) yang merupakan vaksin kombinasi, vaksin pneumokokus (PCV), vaksin influenza, dan vaksin MR (measles rubella). Lalu, apabila anak sudah terdiagnosis pneumonia maka tatalaksana perawatannya harus dilakukan di rumah sakit karena pasien kerap mengalami sesak napas dan memerlukan oksigen.

"Oksigen dapat diberikan sesuai kebutuhan. Pada kasus yang berat dapat digunakan alat bantu napas (ventilator) di ruang rawat intensif," tuturnya.

Selama perawatan, anak juga dapat diberikan antibiotik, cairan sesuai kebutuhan, dan nutrisi yang cukup. Sedangkan tindakan inhalasi dan fisioterapi tidak perlu rutin diberikan pada penderita pneumonia.

Pilihan Editor: Ditemukan Kasus Pneumonia di Jakarta, Ini Imbauan Kemenkes

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

5 jam lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.


Arus Balik Lebaran 2024, Polda Banten Tolong Perempuan Sesak Napas di Dermaga 7 Pelabuhan Merak

12 hari lalu

Personel Polda Banten evakuasi perempuan sesak nafas saat arus balik Lebaran di Dermaga VII Pelabuhan Merak, Minggu 14 April 2024. (ANTARA/HO-Polda Banten)
Arus Balik Lebaran 2024, Polda Banten Tolong Perempuan Sesak Napas di Dermaga 7 Pelabuhan Merak

Polda Banten juga melakukan pengawalan korban ke pos kesehatan karena volume kendaraan yang meningkat saat arus balik Lebaran 2024


Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

40 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

Imunisasi dapat membantu menghindarkan anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan menyebabkan komplikasi.


Sembuh dari Pneumonia, Imelda Marcos Keluar dari Rumah Sakit

44 hari lalu

Imelda Marcos. AP/Pat Roque
Sembuh dari Pneumonia, Imelda Marcos Keluar dari Rumah Sakit

Mantan Ibu Negara Imelda Marcos keluar dari rumah sakit setelah pekan lalu dirawat karena pneumonia ringan.


Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

50 hari lalu

Burung kakatua putih. ANTARA
Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

Demam kakatua dengan mudah menyebar di antara unggas dan juga menular ke manusia. Siapa saja yang berisiko tertular dan apa gejalanya?


Gejala Kanker Paru yang Sering Tersamar Kondisi Lain, Waspadalah

55 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru yang Sering Tersamar Kondisi Lain, Waspadalah

Gejala kanker paru bisa tak disadari karena sering mirip penyakit lain, bahkan tak ada gejala sama sekali. Karena itu, penting melakukan skrining.


Mark Feehily Tinggalkan Westlife untuk Sementara, Ini Alasannya

58 hari lalu

Anggota Westlife, Mark Feehily. Foto: Instagram/@markusmoments
Mark Feehily Tinggalkan Westlife untuk Sementara, Ini Alasannya

Mark Feehily menyatakan mundur dari Westlife dan tidak dapat ikut melanjutkan rangkaian tur dunia bersama tiga rekannya, Shane, Kian, dan Nicky.


3 Fokus Penting Upaya Cegah Risiko Penyakit pada Anak

58 hari lalu

Diskusi tema Sinergi Program Keluarga SIGAP Lintas Sektor Untuk Transformasi Kesehatan/Sigap
3 Fokus Penting Upaya Cegah Risiko Penyakit pada Anak

Ada tiga hal yang perlu menjadi perhatian untuk mengurangi risiko penyakit pada anak Indonesia. Apa saja?


5 Tips Ajak Anak agar Berani Ikut Imunisasi

59 hari lalu

Petugas kesehatan memberikan imunisasi polio kepada anak di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Jalan Siwalankerto Tengah, Surabaya, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Imunisasi polio tahap dua dilakukan setelah penerima sudah mendapatkan imunisasi tahap satu sebagai upaya menyukseskan program pemerintah pemberian imunisasi polio dalam menanggulangi kejadian luar biasa (KLB). ANTARA FOTO/Didik Suhartono
5 Tips Ajak Anak agar Berani Ikut Imunisasi

Orangtua perlu untuk mengedukasi anaknya bahwa pemberian imunisasi oleh tenaga kesehatan tidaklah semenakutkan bayangannya.


Jenis-jenis Imunisasi yang Harus Diberikan kepada Anak Usia di Bawah 1 tahun

59 hari lalu

Petugas medis meneteskan vaksin polio pada anak balita dalam pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio tahap kedua di kantor kelurahan Mojolangu, Malang, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Pelaksanaan Sub PIN polio tahap kedua tersebut menyasar 100.380 anak di Kota Malang yang sebelumnya sudah menerima imunisasi polio tahap pertama dalam program penuntasan penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) polio di provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI Yogyakarta. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Jenis-jenis Imunisasi yang Harus Diberikan kepada Anak Usia di Bawah 1 tahun

Pemberian imunisasi bisa dilakukan saat anak baru lahir hingga berusia 12 bulan.