TEMPO.CO, Jakarta - Debat capres ketiga digelar di Istora Senayan Jakarta, Minggu, 7 Januari 2024 malam. Pakar gestur dan mikroekspresi dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia Monica Kumalasari, menilai calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menunjukkan emosinya dalam beragam cara.
"Ketidakmampuan Prabowo menguasai emosi dalam bentuk menginterupsi dan berkacak pinggang menjadi perhatian hingga moderator perlu mengatur untuk menenangkan," kata Monica.
Pada sesi awal debat, calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan sempat menyebut kepemilikan lahan Prabowo Subianto hingga 340.000 hektar sementara banyak prajurit TNI tidak memiliki rumah dinas. Menurut Monica, dari situlah perseteruan sengit antara Prabowo dan Anies dimulai.
Menurutnya, pernyataan Anies menggiring pada serangan secara pribadi. Dia juga menilai terlihat pola pertanyaan asumsi, yakni mengasumsikan sebuah jawaban dibanding menanyakannya sehingga tak butuh jawaban. Kemudian, situasi saling serang Prabowo dan Anies dibawa hingga pada akhir debat, yaitu kedua capres tidak bersalaman.
"Suasana kebatinan yang dirasakan Prabowo, kecewa dengan narasi pasangan calon lain, sebagai ketidakpuasan juga terlihat dari ekspresi yang ditampilkan oleh TKN saat konferensi pers pascadebat," jelasnya.
Beda pengendalian emosi
Monica menilai pengendalian emosi yang ditunjukkan Prabowo pada debat capres ketiga masih sama dengan debat pertama. Sementara Anies mengendalikan emosi dengan baik.
"Sentimen positif warganet sebesar 77 persen menurut data Drone Emprit terbukti dengan pengamatan pada pengendalian emosi yang sangat baik," ujarnya.
Menurut Monica, emosi capres nomor urut 1 Anies Baswedan terkendali, bahkan saat ditanya balik oleh Prabowo ketika membahas topik tentang etika dan ini memancing kemarahan Prabowo. Pada sesi bertanya, Anies menanyakan Prabowo tentang standar etika.
Prabowo berpendapat Anies tidak berhak bicara soal etika karena mantan Gubernur DKI Jakarta itu dinilai tidak memberikan contoh yang baik soal etika. Monica mengatakan Anies tetap menanggapi dengan penuh atensi tanpa ada kebocoran ekspresi wajah yang menampakkan kemarahan.
"Hanya tampak subtle shoulder shrug (sedikit mengangkat bahu) dan menarik napas yang lebih panjang sebagai respons ketidaksetujuan dan ketidakjelasan pada jawaban Prabowo namun tetap menunjukkan ketegasan melalui penekanan suara," paparnya.
Di sisi lain, masyarakat menikmati cara Anies beretorika, bertanya, dan menyampaikan jawaban. Ia dinilai masih menjaga etika dengan mengatakan, "Saya tidak tega untuk mengulang."
"Ini tertangkap dominan emosi fear (takut) yang diprediksi sebagai kekhawatiran agar pernyataan yang dinilai memancing emosi Prabowo," kata Monica.
Pilihan Editor: Debat Capres, Pakar Ekspresi Ungkap Makna Respons Ganjar Pranowo