TEMPO.CO, Jakarta - Pneumonia merupakan infeksi paru-paru yang disebabkan berbagai jenis bakteri, termasuk Streptococcus pneumoniae dan HiB, kemudian virus maupun jamur yang menyerang saluran pernapasan anak lalu menyebar melalui kontak langsung dengan cairan pernapasan seperti droplet atau percikan air liur. Pakar respirologi anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K), mengatakan pemberian vitamin A dapat membantu melindungi anak, khususnya balita, dari penyakit pernapasan seperti pneumonia, selain ASI dan imunisasi.
"Vitamin A berguna untuk melindungi saluran napas karena memperkuat pertahanan di saluran napas. Ini tersedia di posyandu," kata dokter di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo itu, Kamis, 11 Januari 2024.
IDAI merujuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang merekomendasikan pemberian suplemen vitamin A sebesar 100.000 IU (kapsul vitamin berwarna biru) kepada bayi berusia 6-11 bulan dan vitamin A dosis 200.000 IU (kapsul vitamin A merah) setiap 4-6 bulan kepada anak usia 12-59 bulan. Bukti ilmiah menunjukkan vitamin A, selain untuk penyakit pernapasan, juga bermanfaat menurunkan angka kematian terkait diare sebesar 28 persen.
ASI dan imunisasi
Nastiti mengatakan bukan hanya vitamin A melainkan juga pemberian ASI eksklusif selama enam bulan membantu menurunkan risiko sampai 20 persen anak terkena pneumonia. "Ketika (ibu) tidak memberikan ASI eksklusif maka meningkatkan risiko pneumonia dibanding yang mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan," ujar Nastiti.
Imunisasi juga bermanfaat dalam pencegahan pneumonia, yakni menurunkan hingga 50 persen angka infeksi pneumonia. Vaksin terkait pneumonia antara lain vaksin pneumokokus (PCV) yang sudah menjadi program nasional imunisasi dan sudah tersedia di posyandu dan puskesmas sejak September 2022. Vaksin disuntikkan pada usia 2, 4, 6 bulan dengan dosis penguat pada 12-15 bulan. Selain PCV, ada pula vaksin lain yang dianjurkan diberikan pada anak seperti DPT, HiB, dan vaksin influenza.
"Hanya saat disuntik dia nyeri tapi perlindungannya bisa menurunkan angka pneumonia berat, angka kematian. Jadi, tidak imbang antara reaksinya dengan manfaatnya," tutur Nastiti.
Kemudian, apabila anak sudah terlanjur terkena pneumonia maka dia dianjurkan melengkapi semua imunisasi yang terlewat. "Lebih baik kalau ternyata dia dobel daripada terlupa. Itu juga klausul yang terjadi saat, misalnya vaksinasi massal, itu semua tanpa melihat status," tegasnya.
Pilihan Editor: 4 Makanan yang Bisa Bantu Percepat Penyembuhan Pneumonia