Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ketahui Istilah BPA, Zat Kimia yang Biasa Digunakan dalam Produksi Botol Plastik Air Minum

image-gnews
idem
idem
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah kepedulian akan kesehatan dan lingkungan, botol plastik air minum BPA free menjadi pilihan yang semakin populer. BPA free merujuk pada produk atau kemasan yang dibuat tanpa menggunakan BPA atau bahan-bahan yang serupa. 

Apa itu BPA?

BPA adalah singkatan dari bisfenol A. Dikutip dari Mayo Clinic, ini senyawa kimia yang telah digunakan sejak tahun 1950-an dalam produksi polikarbonat dan resin epoksi. 

Polikarbonat digunakan untuk membuat berbagai produk plastik, seperti botol minuman, peralatan dapur, dan perlengkapan bayi, sedangkan resin epoksi digunakan dalam pelapis pada kaleng makanan dan produk-produk lainnya.

BPA dapat berpotensi melepaskan senyawa kimia tersebut ke dalam makanan atau minuman dari wadah yang terbuat dari bahan yang mengandung BPA.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa paparan tinggi terhadap BPA dapat memiliki potensi dampak kesehatan, terutama pada sistem hormonal. Oleh karena itu, BPA sering kali menjadi perhatian khusus dalam konteks keamanan produk konsumen.

Adapun kemasan atau produk yang dinyatakan BPA-free biasanya diklaim sebagai alternatif yang lebih aman dari segi kesehatan. Banyak produsen telah beralih ke bahan-bahan pengganti yang dianggap lebih aman untuk mengurangi risiko paparan BPA.

Dampak BPA pada kesehatan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut ahli biofisika Wei Min,  banyak literatur menunjukkan bahwa setidaknya beberapa bahan tambahan dan bahan kimia yang ditemukan di dalam dan di samping botol plastik dapat membahayakan kesehatan. 

"Ini termasuk BP A, yang dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah dan diabetes tipe 2, zat per dan polifluoroalkil atau PFAS yang dapat mempengaruhi kesuburan, dan ftalat yang dapat mengganggu hormon," kata Wei Min dikutip dari CNA Lifestyle.

Meski begitu, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyebut bahwa BPA aman pada tingkat yang sangat rendah yang terdapat pada beberapa makanan. Penilaian ini didasarkan pada tinjauan terhadap ratusan penelitian. FDA terus memantau penelitian tersebut .

MAYO CLINIC | CNA LIFESTYLE
Pilihan editor: Soal Botol Plastik Air Mineral Mencuat dalam Debat Cawapres II, Apa Saja Bahaya Botol Plastik

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ahli Polimer Sebut Jumlah BPA di Galon Polikarbonat Sangat Kecil

10 hari lalu

Kemasan AMDK polikarbonat. Dok. Colegality
Ahli Polimer Sebut Jumlah BPA di Galon Polikarbonat Sangat Kecil

Dengan membentuk kemasan yang sangat kuat dan tahan panas, BPA yang terikat dalam bentuk polimer pada galon Polikarbonat tidak akan mungkin bermigrasi saat terjadinya benturan atau gesekan dan jika terkena sinar matahari.


Ahli Polimer Sebut Jumlah BPA di Campuran Polikarbonat Sangat Kecil

10 hari lalu

Ilustrasi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) galon Polikarbonat. Dok. Collegality
Ahli Polimer Sebut Jumlah BPA di Campuran Polikarbonat Sangat Kecil

Ahli polimer jebolan salah satu universitas di Jerman menyebutkan unsur Bisfenol A (BPA) dalam campuran pembuatan kemasan Polikarbonat termasuk galon jumlahnya sangat sedikit.


Negara Maju Sudah Larang BPA, Pakar Ini Masih Punya Beda Pendapat

11 hari lalu

Ilustrasi orang membawa galon isi ulang. BPOM mengeluarkan regulasi terkait pelabelan bahaya BPA pada galon guna ulang polikarbonat. Dok. Freepik
Negara Maju Sudah Larang BPA, Pakar Ini Masih Punya Beda Pendapat

Banyak negara di seluruh dunia makin memperketat regulasi untuk mengendalikan paparan senyawa Bisfenol A (BPA).


Hasil Penelitian: Ambang Batas BPA Belum Aman

12 hari lalu

Ilustrasi dok freepik
Hasil Penelitian: Ambang Batas BPA Belum Aman

Jurnal yang terbit pada 2012 menunjukkan bahwa ambang batas aman 0,6 ppm masih lebih tinggi dari dosis rendah yang dipakai dalam berbagai studi.


Infertilitas dan BPA: Dampak Ekonomi Tersembunyi di Balik Kemasan AMDK

13 hari lalu

Infertilitas dan BPA: Dampak Ekonomi Tersembunyi di Balik Kemasan AMDK

Infertilitas memerlukan perawatan medis yang kompleks dan mahal. Dapat membebani keluarga serta memberikan tekanan pada sistem kesehatan nasional.


Perjalanan BPA: Berawal Terobosan Berujung Dampak Kesehatan

17 hari lalu

Ilustrasi dok. Freepik
Perjalanan BPA: Berawal Terobosan Berujung Dampak Kesehatan

BPA dipakai karena kemampuannya memberi kekuatan dan daya tahan pada plastik.


Ragam Studi Paparkan Relasi BPA dan Gangguan Reproduksi

22 hari lalu

Dok. Le Minerale
Ragam Studi Paparkan Relasi BPA dan Gangguan Reproduksi

Berbagai penelitian menemukan dampak BPA terhadap kesuburan pria dan wanita.


Epedemiolog Imbau Produsen Air Minum Cari Alternatif BPA

22 hari lalu

Ilustrasi dok freepik
Epedemiolog Imbau Produsen Air Minum Cari Alternatif BPA

Berbagai penelitian membuktikan risiko kesehatan yang ditimbulkan BPA. Bahan berbasis bio patut dipertimbangkan untuk mengganti BPA.


BPOM Sebut BPA pada Galon Guna Ulang Timbulkan Berbagai Penyakit

22 hari lalu

Ilustrasi - Air minum kemasan galon isi ulang
BPOM Sebut BPA pada Galon Guna Ulang Timbulkan Berbagai Penyakit

Pelaksana Tugas Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Ema Setyawati, menyebut ada tujuh penyakit yang berpotensi timbul akibat kontaminasi senyawa kimia Bisfenol A (BPA) pada galon guna ulang.


Kondisi Lingkungan Pengaruhi Ambang Batas BPA

22 hari lalu

Ilustrasi dok. Freepik
Kondisi Lingkungan Pengaruhi Ambang Batas BPA

Ambang batas yang ditetapkan BPOM jauh lebih tinggi dari standar di Eropa dan kadar yang dapat ditoleransi tubuh.