Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa Air Minum Kemasan Tidak Boleh Terpapar Sinar Matahari?

Editor

Nurhadi

image-gnews
Foto dok. freepik.com
Foto dok. freepik.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Air adalah salah satu elemen paling penting bagi kehidupan dan kualitasnya sangat berpengaruh pada kesehatan manusia. Lantas, apakah aman jika air minum terpapar sinar matahari?

Menurut sebuah artikel yang terbit di jurnal Food and Chemical Toxicology, air minum yang aman seharusnya tidak memiliki rasa, warna, atau bau yang aneh, serta harus bebas dari organisme dan bahan kimia yang dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia.

Air minum dalam kemasan seperti botol plastik adalah salah satu solusi untuk menyediakan air minum yang aman dan terjangkau kepada masyarakat. Ini menjadi konsumsi yang tinggi, terutama di perkotaan. Namun, masalah muncul ketika air minum dalam kemasan, terutama botol plastik, terpapar sinar matahari.

Dampak Sinar Matahari pada Botol Plastik

Sinar ultraviolet dari matahari dapat mempercepat reaksi degradasi foto kimia pada material kemasan seperti polyethene (PE) dan polyethylene terephthalate (PET). Polimer dalam bahan kemasan ini cenderung mengalami reaksi oksidatif ketika terpapar sinar matahari, yang dapat menghasilkan pelepasan senyawa kimia ke dalam air.

Proses tersebut dapat menyebabkan kontaminasi oleh mikroplastik, mikroba, dan logam berat, serta perubahan fisik dan kimia pada air minum dalam kemasan.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk mengidentifikasi bahaya kesehatan dari mengonsumsi air minum dalam kemasan yang terpapar sinar matahari menunjukkan bahwa terjadinya pelepasan logam berat seperti antimony dari botol PET dapat meningkat pada suhu tinggi.

Sebuah artiket yang terbit di jurnal Environmental Health Perspective menyebutkan bahwa terdapat temuan kadar antimony yang tinggi dan senyawa beracun BPA dalam air minum yang terpapar sinar matahari, terutama dalam skenario yang menghadapi suhu tinggi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meskipun jumlah bahan kimia yang mungkin terlepas dari kemasan plastik yang terkena sinar matahari dalam air minum dianggap sangat kecil dan tidak langsung berdampak pada kesehatan, tapi harus berhati-hati dengan tingkat paparan plastik sehari-hari. Meningkatnya paparan plastik dapat memiliki dampak kesehatan jangka panjang yang belum sepenuhnya dipahami.

Bagaimana dengan Tumbler Isi Ulang?

Untuk menghindari paparan zat dari kemasan plastik yang terbakar matahari, alternatifnya adalah memilih penggunaan botol air minum yang terbuat dari bahan yang lebih aman, seperti logam. Botol air yang sering digunakan berulang kali biasanya terbuat dari polietilena berkepadatan tinggi (HDPE) atau polikarbonat.

Untuk membuat botol-botol ini keras dan berkilau, produsen sering menggunakan BPA, senyawa yang telah menuai kontroversi karena toksisitasnya. BPA dapat mengganggu fungsi hormon normal dan berpotensi menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius seperti kanker payudara.

Meskipun penggunaan BPA telah dilarang, khususnya untuk produk bayi, namun penting untuk diingat bahwa "bebas BPA" tidak selalu berarti aman sepenuhnya. Hal ini karena ada senyawa lain seperti bisfenol-S yang sering digunakan sebagai pengganti BPA dan memiliki sifat yang mirip.

Untuk menjaga keamanan minuman, disarankan untuk memilih wadah yang terbuat dari kaca jika memungkinkan. Hindari pula meninggalkan botol plastik dalam ruangan yang terkena sinar matahari terang, karena suhu tinggi dapat meningkatkan risiko terlarutnya bahan kimia berbahaya ke dalam air minum.

Pilihan Editor: Mengapa Tidak Boleh Menyimpan Air Kemasan Dalam Kabin?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Mengatur Konsumsi Buah Harian

1 hari lalu

Ilustrasi wanita makan buah apel. Foto: Freepik.com/lifestylememory
Cara Mengatur Konsumsi Buah Harian

Makan buah setiap hari dapat membantu menurunkan risiko terkena berbagai penyakit.


7 Cara Memutihkan Selangkangan yang Hitam dengan Aman

3 hari lalu

Ilustrasi vagina. Shutterstock
7 Cara Memutihkan Selangkangan yang Hitam dengan Aman

Ketahui cara memutihkan selangkangan yang hitam. Anda bisa menggunakan bahan-bahan alami serta menjaga kebersihan area selangkangan.


Hari Ini KPU Terima Hasil Tes Kesehatan Pramono-Karno, RK-Suswono, dan Dharma-Kun

5 hari lalu

Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (kiri) dan bakal calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno (kanan) menjalani pemeriksaan kesehatan di RSUD Tarakan, Jakarta, Jumat, 30 Agustus 2024. Pramono Anung dan Rano Karno menjadi pasangan pertama dari tiga bakal calon gubernur dan wakil gubernur yang menjalani pemeriksaan kesehatan sebagai syarat Pilgub DKI Jakarta. ANTARA/Muhammad Ramdan
Hari Ini KPU Terima Hasil Tes Kesehatan Pramono-Karno, RK-Suswono, dan Dharma-Kun

Hasil tes pemeriksaan kesehatan peserta Pilkada Jakarta 2024 akan diserahkan ke KPU pada hari ini. Apa proses selanjutnya?


3 Alasan Tidak Boleh Lepas Alas Kaki Selama Berada di Pesawat

5 hari lalu

Ilustrasi pesawat. Sumber: getty images/mirror.co.uk
3 Alasan Tidak Boleh Lepas Alas Kaki Selama Berada di Pesawat

Melepas alas kaki di pesawat menyimpan sejumlah risiko yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan Anda sendiri maupun penumpang lainnya.


Gejala dan Dampak Kekurangan Vitamin D pada Kesehatan

9 hari lalu

Warga berjemur di bawah sinar matahari di Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 3 April 2020. Hal tersebut dilakukan warga untuk memperkuat imunitas tubuh selama wabah virus Corona. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Gejala dan Dampak Kekurangan Vitamin D pada Kesehatan

Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan berbagai gejala yang berujung pada gangguan kesehatan.


PUPR: Cita-cita Jokowi Sediakan Air Layak Minum di IKN

9 hari lalu

Presiden Joko Widodo bersama Mensesneg Pratikno saat rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa 27 Agustus 2024. Rapat Terbatas terkait Penanganan Mpox dan Persiapan Penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) di Bali. TEMPO/Subekti.
PUPR: Cita-cita Jokowi Sediakan Air Layak Minum di IKN

Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan Jokowi ingin menyediakan air minum layak di IKN.


PUPR: Akses Air Minum Layak di Indonesia belum 100 Persen Terpenuhi

9 hari lalu

Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan, Endra Saleh Atmawidjaja, menjelaskan pembangunan proyek air bersih yang aman untuk langsung dikonsumsi di Ibu Kota Nusantara dalam acara Indonesia Water Forum 2024 di Jiexpo Convention Center, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu, 28 Agustus 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
PUPR: Akses Air Minum Layak di Indonesia belum 100 Persen Terpenuhi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat akses air minum layak di Indonesia baru 91 persen.


Ahli Polimer Sebut Jumlah BPA di Campuran Polikarbonat Sangat Kecil

10 hari lalu

Ilustrasi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) galon Polikarbonat. Dok. Collegality
Ahli Polimer Sebut Jumlah BPA di Campuran Polikarbonat Sangat Kecil

Ahli polimer jebolan salah satu universitas di Jerman menyebutkan unsur Bisfenol A (BPA) dalam campuran pembuatan kemasan Polikarbonat termasuk galon jumlahnya sangat sedikit.


10 Manfaat Mengonsumsi Pepaya bagi Kesehatan

10 hari lalu

Ilustrasi pepaya. Foto: Unsplash.com/Happy Surani
10 Manfaat Mengonsumsi Pepaya bagi Kesehatan

Pepaya menawarkan banyak manfaat kesehatan berkat kandungan nutrisinya yang melimpah.


Alasan Tabir Surya SPF 30 Dinilai Cocok untuk Iklim Indonesia

11 hari lalu

Ilustrasi memakai tabir surya. Freepik.com/pvproductions
Alasan Tabir Surya SPF 30 Dinilai Cocok untuk Iklim Indonesia

Dokter menjelaskan tabir surya merupakan salah satu amunisi penting bagi aktivitas di luar ruangan dan SPF 30 cukup untuk iklim Indonesia.