Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 dari 10 orang Indonesia Masuk Kategori Emotional Eating, Ini Artinya

image-gnews
Ilustrasi makan pakai tangan. shutterstock.com
Ilustrasi makan pakai tangan. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menurut penelitian terbaru yang digagas Health Collaborative Center (HCC), perilaku makan orang Indonesia masih jauh dari kata mindful eating (makan dengan penuh kesadaran). 

Penelitian yang digagas HCC ini bertajuk Mindful Eating Study (2024) dengan survei yang dilakukan kepada 1.158 responden dari 20 provinsi seluruh Indonesia. Hasilnya, 47 persen atau 5 dari 10 orang Indonesia memiliki perilaku emotional eating (perilaku makan emosional). 

Dalam penelitian itu juga disebutkan bahwa usia di bawah 40 tahun mengalami emotional eating dengan resiko dua kali lipat. Kemudian, orang yang sedang melakukan proses diet dapat mengalami emotional eating dengan resiko 2,5 kali lipat. Selanjutnya, orang yang mengalami emotional eating meningkatkan resiko stress dua kali lipat. 

Apa itu Emotional Eating? 

Dilansir dari laman helpguide.org, emotional eating adalah perilaku menggunakan makanan untuk membuat diri merasa lebih baik atau untuk memenuhi kebutuhan emosional, bukan untuk memenuhi kebutuhan perut.

Seseorang dengan emotional eating cenderung beralih ke makanan untuk kenyamanan, menghilangkan stres, atau untuk menghargai diri sendiri. Tak jarang mereka menjadi lebih banyak mengonsumsi junk food, makanan manis, dan makanan lain yang menenangkan tapi tidak sehat.

Sayangnya, makan secara emosional tidak menyelesaikan masalah. Faktanya, hal itu justru dapat membuat seseorang merasa lebih buruk. Setelah itu, tidak hanya masalah emosional awal yang tersisa, tetapi ia juga merasa bersalah karena makan berlebihan.

Rasa lapar emosional tidak bisa dipenuhi hanya dengan makanan. Makan mungkin terasa enak pada saat itu, tetapi perasaan yang memicu makan tersebut masih ada. Seseorang sering kali merasa lebih buruk daripada sebelumnya karena makan secara berlebihan dan cenderung akan menyalahkan diri sendiri. 

Kondisi emotional eating cenderung membutuhkan makanan khusus yang menenangkan diri. Akibatnya, seseorang dengan emotional eating membutuhkan junk food atau camilan manis yang dapat memberikan sensasi instan. Perilaku ini juga dapat membuat seseorang memasan makanan tanpa berfikir. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perilaku ini dianjurkan untuk diubah lantaran tidak hanya menjadi beban emosional, tetapi juga berdampak buruk bagi kesehatan. Dilansir dari laman hsph.harvard.edu, berikut cara menanggulangi emotional eating: 

  1. Menghargai Makanan
    Anda dapat memulainya dengan mencari tahu bagaimana makanan tersebut ditanam dan siapa yang menyiapkan makanan tersebut. Kemudian, saat sedang makan hindari gangguan untuk membantu memperdalam pengalaman makan Anda.

  2. Melibatkan Semua Indra 
    Anda dapat mulai memperhatikan suara, warna, bau, rasa, dan tekstur makanan serta perasaan saat sedang makan. Anda juga dapat berhenti sejenak secara berkala untuk mengaktifkan indra-indra ini.

  3. Makan Dalam Porsi Sedang
    Hal ini dapat membantu Anda menghindari makan berlebihan dan sisa makanan. Gunakan piring makan dengan lebar tidak lebih dari 9 inci dan isi hanya sekali.

  4. Nikmati Sedikit Demi Sedikit
    Gunakan gigitan kecil dan kunyah hingga tuntas. Praktik ini dapat membantu Anda memperlambat waktu makan dan merasakan sepenuhnya cita rasa makanan.

  5. Makan Perlahan
    Jika makan secara perlahan, Anda kemungkinan besar akan mengenali kapan rasa kenyang. Ketika Anda sudah merasa 80 persen kenyang, berhentilah makan.

  6. Jangan Lewatkan Waktu Makan
    Melewati waktu makan dapat meningkatkan risiko Anda mengalami rasa lapar parah. Hal tersebut menyebabkan Anda memilih makanan cepat dan mudah. Oleh karena itu, mengatur waktu makan dapat membantu Anda menikmati makanan. 

  7. Mulailah Mengonsumsi Makanan Nabati
    Makanan berbahan dasar nabati dalam membantu menjaga kesehatan Anda. Sebab, daging olahan dan lemak jenuh dapat meningkatkan risiko kanker usus besar dan penyakit jantung. Sedangkan, produksi pangan hewani seperti daging dan susu menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan. 

Pilihan Editor: Emotional Eating, Keinginan Makan Bukan karena Lapar

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Tips Merawat Kulkas agar Awet

22 jam lalu

Ilustrasi perempuan saat melihat isi kulkas. (The Kitch/Joe Lingeman)
5 Tips Merawat Kulkas agar Awet

Berikut tips yang bisa dilakukan agar kulkas Anda di rumah awet.


Kementerian Perdagangan Sebut Waralaba Makanan dan Minuman Terbesar, Capai 47 Persen

1 hari lalu

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Dirjen PDN) Kementerian Perdagangan Isy Karim (kiri) saat melihat produk UMKM dalam Pameran Mall to Mall Produk UMKM yang digelar di pusat perbelanjaan di Jakarta, Rabu, 8 November 2023. ANTARA/Sinta Ambar
Kementerian Perdagangan Sebut Waralaba Makanan dan Minuman Terbesar, Capai 47 Persen

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim menyebut bisnis waralaba di sektor makanan dan minuman menjadi yang terbesar


Makanan Bergizi yang Tak Menggugah Selera Padahal Luar Biasa buat Tubuh

6 hari lalu

Cacing bambu, ulat sutera dan jangkrik goreng disajikan di restoran Insect di Bangkok, Thailand. Tujuan menggunakan serangga dalam kuliner ini untuk merevolusi pandangan terhadap makhluk yang paling tidak dicintai manusia. AP/Sakchai Lalit
Makanan Bergizi yang Tak Menggugah Selera Padahal Luar Biasa buat Tubuh

Makanan yang bisa bikin Anda bergidik seperti serangga justru diklaim sehat dan bergizi tinggi. Berikut makanan bergizi yang disarankan ahli diet.


Ingin Terlihat Awet Muda? Hindari 7 Makanan dan Minuman Ini

10 hari lalu

Penampilan Ibu Negara Korea Selatan, Kim Keon-hee tengah menjadi perbincangan saat mendampingi sang suami dalam KTT G20 di Bali. Parasnya banyak menuai pujian netizen lantaran terlihat awet muda di usianya yang kini mencapai 50 tahun. YouTube Sekretariat Presiden
Ingin Terlihat Awet Muda? Hindari 7 Makanan dan Minuman Ini

Menjaga kulit agar tetap awet muda bisa dimulai dengan olahraga teratur dan makan makanan sehat.


Ini Kompensasi yang Seharusnya Diterima Penumpang jika Terjadi Keterlambatan Kereta Api

12 hari lalu

Penumpang Kereta Api Menoreh dari Semarang saat tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu, 13 April 2024. Arus Balik Lebaran 2024 sebanyak 46.474 penumpang tiba di Jakarta dengan rincian turun di Stasiun Pasar Senen 17.000 penumpang, Stasiun Gambir 15,500 penumpang, Bekasi 6.600 penumpang dan sisanya turun di beberapa stasiun Jakarta. Puncak arus balik lebaran 2024 sendiri diprediksi pada tanggal 13, 14, dan 15 April 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Ini Kompensasi yang Seharusnya Diterima Penumpang jika Terjadi Keterlambatan Kereta Api

Aturan kompensasi diatur dalam Permenhub Nomor PM 63 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang dengan Kereta Api.


15 Makanan Penghilang Mual untuk Ibu Hamil yang Wajib Dicoba

12 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil diet. Freepik.com/Our-team
15 Makanan Penghilang Mual untuk Ibu Hamil yang Wajib Dicoba

Saat hamil muda, Anda sebaiknya mengonsumsi makanan penghilang mual untuk ibu hamil. Baiknya konsumsi makanan sehat dan bergizi.


Inilah 5 Makanan yang Meningkatkan Kolagen pada Kulit Secara Alami

12 hari lalu

Threadlift dapat mengencangkan kulit wajah yang kendur dan meremajakan kulit serta merangsang produksi kolagen/Foto: Doc. Derma Express
Inilah 5 Makanan yang Meningkatkan Kolagen pada Kulit Secara Alami

Banyak yang belum menyadari pentingnya mengonsumsi makanan tinggi kolagen yang secara langsung dapat meningkatkan pembentukan kolagen pada kulit.


World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza

12 hari lalu

Relawan di salah satu dapur World Central Kitchen (WCK) menyiapkan makanan untuk disajikan kepada pengungsi Palestina di kamp Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, 18 Maret 2024. Sejak 07 Oktober 2023, hingga 1,9 juta orang, atau lebih dari 85 persen dari populasi, telah mengungsi di seluruh Jalur Gaza, bahkan ada yang mengungsi lebih dari satu kali, menurut Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), yang menambahkan bahwa sebagian besar warga sipil di Gaza berada dalam kondisi 'sangat membutuhkan'. bantuan dan perlindungan kemanusiaan'. EPA-EFE/HAITHAMI IMAD
World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza

Setelah sebulan kejadian penyerangan pada relawan World Central Kitchen, LSM itu sekarang siap beroperasi kembali


Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

13 hari lalu

Sejumlah tentara dan aparat kepolisian Somalia, melihat Hassan Hanafi yang diikat di sebuah tiang jelang jalani hukuman mati di Akademi Kepolisian General Kahiye di Mogadishu, Somalia, 11 April 2016. Hassan Hanafi terbukti membantu kelompok militan al-Shabab untuk mengidentifikasi sasaran-sasaran di kalangan jurnalis antara tahun 2007-2011. REUTERS
Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

Sejumlah tentara Somali ditahan karena diduga melakukan korupsi dengan menyelewengkan donasi makanan


Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

14 hari lalu

Seorang petugas polisi menggunakan anjing pelacak untuk memeriksa kapal kargo yang memuat bantuan kemanusiaan ke Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di pelabuhan Larnaca, Siprus, 16 Maret 2024. REUTERS
Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam