TEMPO.CO, Jakarta - Tuberkulosis atau TBC menjadi salah satu masalah kesehatan dunia yang disorot di dunia, termasuk Indonesia. Meskipun sejak 1995, upaya penanganan infeksi TBC telah banyak dilaksanakan di banyak negara, TBC menjadi penyakit dengan urutan ke-13 penyebab kematian.
Dikutip dari siloamhospitals.com, TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut dapat masuk ke dalam paru-paru dan mengakibatkan pengidapnya mengalami sesak napas disertai batuk kronis. Namun, tidak jarang TBC menyerang organ-organ lainnya seperti kelenjar getah bening, tulang belakang, hingga perut.
Di Indonesia sendiri, pemberantasan TBC menjadi program prioritas nasional, sebagaimana tertuang pada Perpres Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Tak hanya itu, TBC di Indonesia memiliki sejumlah fakta yang menarik. Dilansir dari berbagai sumber, inilah 6 fakta penyakit TBC di Indonesia
1. Sempat Mencapai 969.000 kasus
Pada tahun 2023, jumlah kasus TBC di Indonesia mencapai 809.000 kasus. Namun pada tahun 2021, kasus TBC di Indonesia diperkirakan sebanyak 969.000 kasus. Berdasarkan angka ini, setiap 33 detik terdapat 1 orang yang terinfeksi bakteri TBC. Pada 2020, angka ini mencapai menjadi 824.000 kasus. Pencapaian ini mengartikan setiap 100.000 orang di Indonesia terdapat 354 orang diantaranya yang menderita TBC.
2. Sebabkan 93 ribu kematian pertahun
Kasus TBC di Indonesia diperkirakan 969 ribu dengan kematian 93 ribu pertahun. Angka ini setara dengan 11 kematian per jam. Berdasarkan Global TB Report 2022 jumlah kasus TBC terbanyak di dunia pada kelompok usia produktif terutama pada usia 25 sampai 34 tahun. Di Indonesia jumlah kasus TBC terbanyak yaitu pada kelompok usia produktif terutama pada usia 45 sampai 54 tahun.
3. Negara kedelapan penyumbang TBC dunia
Pada 2020 Indonesia masuk ke dalam delapan negara yang menyumbang TBC dunia. Angka ini sekitar dua pertiga dari total 86 persen kasus baru di antara 30 negara dengan beban tuberkulosis tinggi, bersanding dengan India yang memimpin. Kemudian diikuti Cina, Filipina, Pakistan, Nigeria, Bangladesh, dan Afrika Selatan.
4. Bekerja sama dengan UAE
Pada 14 November 2022, Indonesia menjalin kerja sama dengan United Arab Emirates (UAE) untuk pengendalian TBC di tanah air. Dikutip dari dinkes.acehprov.go.id, UAE melalui Nota Diplomatik Kedubes PEA di Jakarta No. 1/3/19-281 menyampaikan komitmen Pemerintah Uni Emirat Arab untuk memberikan hibah berupa Financial Aid sebesar 10 juta USD guna mendukung program pencegahan tuberkulosis di Indonesia.
5. 91 persen kasus TBC paru
Dilansir dari sehatnegeriku.kemkes.go.id, sebanyak 91 persen kasus TBC di Indonesia adalah TBC paru. Ini berpotensi menularkan kepada orang yang sehat di sekitarnya. Saat ini, penemuan kasus dan pengobatan TBC yang tinggi telah dilakukan di beberapa daerah. Di antaranya adalah Banten, Gorontalo, DKI Jakarta, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Barat. Sementara daerah dengan kasus TBC paling banyak terkonsentrasi di Pulau Jawa seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
6. TBC terekam di Candi Borobudur
Dikutip dari tbindonesia.or.id, catatan tertua TBC di Indonesia ditemukan pada salah satu relief Candi Borobudur pada abad ke-8 Masehi. Selain itu, sejak periode Hindia Belanda ada beberapa catatan terkait kegiatan TBC, yaitu: Perkumpulan Centrale Vereniging Voor Tuberculose Bestrijding (CVT) dibentuk pada 1908 dan 1939, CVT didirikan 15 sanatorium untuk perawatan pasien TBC paru dan 20 consultatiebureau yang memberi penyuluhan dan pengobatan.
KHUMAR MAHENDRA | SHARISYA KUSUMA RAHMANDA | FEBYANA SIAGIAN | YAYUK WIDIYARTI
Pilihan Editor: Aturan Baru Jepang, Pelancong Asal Indonesia dan 5 Negara Lain Wajib Tes TBC