Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apa Itu Kanker Sarkoma yang Dialami Alice Norin?

image-gnews
Alice Norin. Foto: Instagram/@alicenorin
Alice Norin. Foto: Instagram/@alicenorin
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Alice Norin, Model ternama Tanah Air mengumumkan bahwa dirinya didiagnosa mengidap kanker sarkoma. Ia mengatakan kanker sarkoma yang dideritanya kemungkinan besar merupakan penyakit bawaan yang diturunkan oleh ibunya.  Pada 2008 lalu, ibunda dari Alice Norin berpulang akibat menderita kanker.

"Aku divonis kanker sarkoma, yakni kanker langka yang berkembang di otot rahim. Enggak, ini lagi enggak bercanda, buat apa penyakit dibercandain, kan. Walau di awal dengar aku berpikir seperti itu," kata Alice Norin dalam video yang diunggah di Instagram pada Jumat, 16 Februari 2024.

Kanker Sarkoma yang diderita oleh Alice Norin merupakan salah satu kanker langka yang berkembang di otot rahim. Kondisinya saat ini dapat dikategorikan sebagai kondisi gawat atau emergency karena pertumbuhan pembuluh darah di dekat miom yang sudah semakin bertambah.

Kanker sarkoma sendiri adalah jenis kanker yang berkembang di jaringan ikat seperti otot, lemak, tulang, tulang rawan, dan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan, kanker dapat terjadi di tubuh bagian mana saja yang memiliki jaringan ikat.

Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Centre Richard Quek menyatakan pemahaman kanker sarkoma belum begitu dipahami oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan penelitian terkait kanker sarkoma sangat kompleks dan belum banyak data nasional resmi yang menganalisa mengenai penyakit 

Kesulitan ini semakin bertambah karena prevalensi sarkoma dan bagaimana mengelola penyakit tersebut masih sangat terbatas. “Ini sering menyebabkan diagnosis yang terlambat atau tidak akurat, yang kemudian menyebabkan penanganannya juga tidak tepat,” ujarnya.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kompleksitas kanker sarkoma mencakup 70 sub-tipe dan secara umum pasien akan dibagi dalam empat subtipe utama sarkoma. Hal ini menyebabkan kanker sarkoma sulit dideteksi.

“Kanker sarkoma ini bisa dikatakan sebagai penyakit langka dan hanya 1 persen orang dewasa yang terkena. Umumnya, kasus ini sering dijumpai pada pasien dewasa muda dan remaja. Padahal, kelompok usia tersebut sebetulnya tidak rentan terkena penyakit ganas atau berbahaya,” ujarnya.

Terlambatnya para pasien kanker sarkoma mendeteksi penyakitnya dikarenakan gejala yang timbul pada kanker sarkoma hampir sama dengan penyakit-penyakit ringan lainnya. Dengan gejala ringan ini, para penderitanya akan terlambat sadar bahwa dirinya mengidap kanker sarkoma.

“Sebab, gejalanya sangat mirip dengan penyakit-penyakit ringan sehingga sulit dideteksi, apalagi oleh dokter umum yang sangat jarang menangani kasus sarkoma,” tutur dokter yang juga mendirikan Singapore Sarcoma Consortium pada 2013 dan Asia Sarcoma Consortium pada tahun 2015 sebagai wadah untuk penelitian dan pendidikan profesional.

Dapat Terus Kembali

Dr. Richard Quek juga mengatakan kanker sarkoma sulit diobati karena suatu saat akan kembali menyebar di tubuh penderitanya walaupun sebelumnya sudah pulih.

"Bisa. Kalau kanker tidak menyebar ke jaringan lunak bagian tubuh lain, kemungkinan kambuh sekitar 40 persen," ujar konsultan senior onkologi medis dari Parkway Cancer Centre (PCC), Dr. Richard Quek di Jakarta.

Pengobatan kanker sarkoma akan menggunakan kombinasi operasi, kemoterapi dan radiasi, sampai amputasi. Keadaan pengobatan kombinasi ini dapat disesuaikan dengan jenis sarkoma dan letak perkembangan kankernya. 

"Untuk bagian perut, leher, tentu tak bisa dengan amputasi. Inilah yang menjadi tantangan untuk kami," kata dia.

Kemoterapi dan atau radiasi menurut hli bedah ortopedi dari Parkway Hospitals, Dr. Leon Foo digunakan untuk memperkecil ukuran sarkoma yang akan memudahkan proses operasi. "Teknik ini memungkinkan kami untuk memperkecil efek samping serta menyelamatkan lebih banyak jaringan dan fungsi tubuh," kata Leon.



ADINDA ALYA IZDIHAR  | HANIN MARWAH NUKRHOIRANI | ANTARA

Pilihan Editor: Divonis Kanker Sarkoma di Rahim Alice Norin: Aku Akan Menopause Dini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

1 hari lalu

Pada Senin (5/2), Istana Buckingham mengumumkan bahwa Raja Charles III didiagnosis menderita kanker. Istana juga mengatakan bahwa sang Raja telah mulai menjalani perawatan. REUTERS/Toby Melville
Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.


Macam Perawatan Kulit untuk Rosacea, Suntik sampai Laser

2 hari lalu

Maia Estianty menunjukkan foto wajahnya yang kemerahan karena penyakit rosacea. Foto: tangkapan layar YouTube Maia AlElDul TV
Macam Perawatan Kulit untuk Rosacea, Suntik sampai Laser

Dermatolog mengatakan pengobatan penyakit kulit rosacea bisa dilakukan dengan beberapa modalitas seperti suntik atau laser.


Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

4 hari lalu

ilustrasi memar (pixabay.com)
Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

Bedakan memar biasa dengan hematoma, yang biasanya lebih serius karena melibatkan lebih banyak darah dan pulih lebih lama.


Mengenal Miom Uteri, Tumor Jinak yang Perlu Diwaspadai

4 hari lalu

Ilustrasi Miom atay Mioma. shutterstock.com
Mengenal Miom Uteri, Tumor Jinak yang Perlu Diwaspadai

Gejala miom uteri dapat berupa perdarahan hebat saat menstruasi serta kesulitan untuk hamil bergantung pada lokasi dan ukurannya.


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

5 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

6 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

6 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

9 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

11 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

12 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.