TEMPO.CO, Jakarta - Keguguran atau yang juga dikenal sebagai spontaneous abortion merupakan kondisi di mana kehamilan menghentikan perkembangan sebelum embrio atau janin mencapai tahap yang memungkinkannya untuk bertahan hidup. Lalu, apa saja penyebab keguguran?
Penting untuk memahami bahwa ada dua jenis kehamilan, yakni kehamilan kimiawi dan kehamilan klinis. Kehamilan kimiawi terjadi ketika hormon kehamilan telah terdeteksi tetapi belum terlihat tanda-tanda kantong hamil yang pasti.
Di sisi lain, kehamilan klinis teridentifikasi dengan adanya keterlambatan haid, hasil positif pada tes kehamilan, dan konfirmasi kantong hamil melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Keguguran terjadi pada kehamilan klinis yang ditandai dengan perdarahan serta hilangnya kantong hamil yang telah terbentuk.
Biasanya keguguran terjadi dalam tiga bulan pertama kehamilan, sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu.
Namun, kejadian keguguran yang terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu disebut sebagai lahir mati, yang jumlahnya sangat jarang terjadi.
Oleh karena itu, penting untuk memahami penyebab, gejala, dan cara pencegahan keguguran.
Penyebab Keguguran
Penyebab keguguran terjadi karena berbagai faktor yang beragam. Salah satu penyebab paling umum adalah kelainan kromosom yang mengakibatkan perkembangan janin tidak normal, bahkan bisa menyebabkan kehamilan kosong atau yang dikenal dengan blighted ovum.
Kelainan kromosom ini bisa terjadi tanpa diduga atau disebabkan oleh faktor genetik yang diturunkan dari orang tua.
Selain itu, masalah pada plasenta juga dapat menjadi pemicu keguguran. Namun, faktor risiko lainnya juga perlu diperhatikan, antara lain:
- Penyakit infeksi meliputi rubella, toxoplasmosis, malaria, sifilis, gonore, dan HIV.
- Penyakit autoimun meliputi sindrom antifosfolipid dan lupus.
- Penyakit kronis berupa penyakit ginjal atau diabetes.
- Gangguan hormon berupa PCOS atau penyakit tiroid.
- Kelainan pada bentuk atau leher rahim.
- Penggunaan obat-obatan anti inflamasi non steroid, retinoid, dan methotrexate.
- Hamil pada usia lebih dari 35 tahun.
- Memiliki riwayat keguguran lebih dari dua kali.
- Menerapkan pola hidup tidak sehat seperti merokok, kecanduan alkohol hingga penyalahgunaan NAPZA.
- Kekurangan atau kelebihan berat badan.
- Terpapar zat beracun dan radiasi dengan tingkat tinggi.
Gejala Keguguran
Keguguran umumnya terjadi pada wanita yang masih berada dalam usia kehamilan di bawah 20 minggu.
Meskipun demikian, kehadiran bercak darah selama kehamilan tidak selalu menandakan terjadinya keguguran.
Banyak wanita hamil mengalami bercak darah pada awal kehamilan namun tetap melahirkan bayi yang sehat.
Tanda-tanda utama keguguran biasanya mencakup aliran menstruasi yang sangat deras. Namun, seringkali ibu hamil tidak menyadari bahwa ini merupakan tanda keguguran karena mungkin belum menyadari bahwa sedang hamil.
Selain itu, beberapa wanita mungkin mengalami tanda-tanda keguguran lainnya seperti:
1. Nyeri
Tidak jarang bagi wanita hamil untuk merasakan nyeri punggung selama trimester awal kehamilan, mirip dengan nyeri perut yang sering terjadi.
Hal ini terjadi karena tubuh sedang menyesuaikan diri dengan pertumbuhan janin yang sedang berkembang.
Namun, perlu dicatat bahwa ada perbedaan antara nyeri punggung yang wajar dan tidak normal.
Nyeri punggung dianggap tidak normal jika intensitasnya sangat berlebihan, melebihi rasa sakit yang biasa dirasakan saat menstruasi dan bisa menjadi gejala yang mengkhawatirkan.
2. Pendarahan
Perdarahan saat hamil sering kali menjadi tanda yang mengkhawatirkan terkait dengan kemungkinan keguguran.
Biasanya, perdarahan ini terjadi dengan volume yang lebih besar disertai nyeri yang lebih hebat jika dibandingkan dengan saat menstruasi.
Namun, penting untuk diingat bahwa keluarnya darah berwarna merah terang sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu adalah hal yang cukup umum terjadi dan tidak selalu menandakan adanya keguguran.
Namun, jika pendarahan terjadi setelah usia kehamilan mencapai 12 minggu, hal ini sebaiknya tidak diabaikan karena merupakan kondisi yang tidak normal.
Selain itu, jika seorang wanita pernah mengalami keguguran sebanyak tiga kali, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat.
Beberapa kasus pendarahan saat hamil dapat terkait dengan kelainan kehamilan seperti kehamilan kosong atau kehamilan ektopik.
Terkadang, pendarahan juga dapat disertai dengan nyeri perut meskipun tidak semua wanita mengalami nyeri tersebut.
3. Berkurangnya Pergerakan Janin
Saat memasuki minggu ke-20 kehamilan, biasanya ibu hamil akan mulai merasakan gerakan dari janin di dalam kandungannya.
Namun jika mereka mengalami penurunan gerakan janin atau bahkan tidak merasakan gerakan sama sekali, ini menjadi suatu hal yang perlu diwaspadai dengan serius.
Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan masalah yang terjadi pada janin dalam kandungan yang harus segera diperhatikan dan diidentifikasi.
4. Berubahnya Gejala Kehamilan
Adanya perubahan pada gejala kehamilan, seperti hilangnya rasa mual atau muntah dapat dianggap sebagai potensi tanda-tanda keguguran.
Meski demikian, penting untuk diingat bahwa perubahan ini tidak selalu menandakan keguguran karena bisa juga disebabkan oleh faktor lain seperti fluktuasi hormon kehamilan.
5. Terdapat Cairan atau Jaringan dari Vagina
Adanya cairan atau jaringan yang keluar dari vagina bisa menjadi salah satu tanda yang mengindikasikan kemungkinan keguguran dalam kehamilan.
Jika seorang ibu hamil mengalami kondisi ini, penting untuk mengumpulkan jaringan tersebut dalam wadah yang bersih dan segera membawanya ke dokter untuk melakukan analisis lebih lanjut serta penanganan yang sesuai.
Upaya Pencegahan
Keguguran seringkali menjadi hal yang tidak dapat dicegah karena berbagai faktor, seperti kelainan kromosom atau masalah perkembangan janin.
Namun, tindakan pencegahan dapat diambil dengan menjaga kehamilan melalui gaya hidup yang sehat serta perawatan prenatal yang tepat guna menjaga kesehatan ibu dan bayi.
Berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi risiko keguguran:
- Hindari faktor risiko yang diketahui, seperti merokok, mengonsumsi alkohol, dan menggunakan obat-obatan terlarang.
- Konsumsi multivitamin setiap hari untuk memastikan asupan nutrisi yang cukup.
- Batasi konsumsi kafein untuk mengurangi risiko keguguran.
- Pilih makanan sehat yang kaya akan asam folat dan kalsium untuk mendukung kesehatan ibu dan bayi.
- Jika disarankan oleh dokter, lakukan olahraga secara teratur untuk menjaga kebugaran tubuh.
- Pertahankan berat badan yang sehat dengan menjaga pola makan yang seimbang.
- Hindari aktivitas yang berisiko membuat perut terbentur atau terjatuh.
- Ketahui riwayat medis dan genetik keluarga yang mungkin memengaruhi kehamilan.
- Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan diskusikan masalah apapun dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Apabila ibu hamil mengalami tanda-tanda keguguran seperti demam, rasa sakit, penurunan pergerakan bayi, mengalami perdarahan, bercak, atau kram, segera buat janji temu dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan memperoleh penanganan yang tepat.
GHEA CANTIKA NOORSYARIFA
Pilihan Editor: Bahaya Kekurangan Vitamin D pada Ibu Hamil, Keguguran dan Kelahiran Prematur