TEMPO.CO, Jakarta - Dokter IGN Widyawati dari RS Paru Ario Wirawan Salatiga menjelaskan kelompok yang memiliki risiko tinggi terkena tuberkulosis atau TBC, termasuk perokok.
"Kita tahu asap rokok yang masuk akan bisa merusak selaput, fili-fili atau penyaring dari saluran napas sehingga kuman TBC yang masuk akan gampang sekali menginfeksi perokok," ujar Widyawati dalam bincang "Gak Mau Terpapar, Lakukan Cara Ampuh TBC Ini" yang disiarkan Kementerian Kesehatan, Jumat, 1 Maret 2024.
Ia juga menjelaskan tuberkulosis disebabkan bakteri yang tersebar melalui udara. Bakteri tersebut berdiam di paru dan tidak langsung menyerang namun menunggu imun melemah. Sejumlah gejala tuberkulosis adalah batuk selama lebih dari dua minggu. Selain itu, tergantung dari organ yang terkena, gejala TBC dapat berbeda-beda. Contohnya, apabila terkena kelenjar maka muncul benjolan.
Demam di malam hari
Gejala TBC lainnya yaitu demam dengan suhu yang tidak terlalu tinggi dan biasanya terasa pada malam hari. Selain perokok, kelompok-kelompok lain yang memiliki risiko terkena TBC adalah orang yang positif HIV karena imunnya rendah.
"Kemudian kelompok yang kedua adalah orang-orang yang mengonsumsi obat-obatan imunosupresan," jelasnya.
Selain itu, peminum alkohol serta anak di bawah 5 tahun dan lansia. Kelompok lain yang memiliki risiko TBC yaitu tenaga kesehatan yang sering bersinggungan dengan pasien TBC. Menurutnya, cara paling mudah mencegah TBC adalah dengan menjaga imunitas tubuh, terutama bagi kelompok-kelompok rentan. Selain itu, hindari kontak dengan pasien TBC serta dengan mengadopsi pola hidup bersih dan sehat.
"Walaupun biasanya orang-orang di tempat umum yang batuk sudah jarang yang pakai masker, kita bisa menjaga diri dengan memakai masker. Tambahan, misalnya kita merasa ada gejala langsung saja, jangan menunggu terlalu lama untuk berobat," tambahnya.
Dia mengatakan apabila terkena TBC maka penyembuhan paling cepat enam bulan dan itu butuh kesabaran.
Pilihan Editor: Kenali Beda Batuk pada Anak Pneumonia, Asma, dan TBC