TEMPO.CO, Jakarta - Rheumatoid arthritis adalah penyakit peradangan autoimun yang menyebabkan sistem imun salah menyerang sel-sel sehatnya sendiri, menurut Dr. Jason Liebowitz, asisten pengajar kedokteran di Divisi Rheumatologi Universitas Columbia. Padahal seharusnys sistem imun menyerang musuh dari luar, seperti bakteri dan virus.
Rheumatoid arthritis (RA) nyeri dan bengkak di sebagian tubuh, biasanya di tangan, lutut, atau mata kaki. Namun, penyakit ini juga bisa menyebabkan masalah di mata, jantung, sistem pernapasan atau paru-paru, kata Liebowitz.
"Orang sering salah menyangka menderita rheumatoid arthritis, padahal mereka mengalami osteoarthritis," kata Liebowitz kepada Fox News Digital.
Osteoarthritis adalah masalah degeneratif di persendian yang disebabkan rusaknya tulang rawan. RA juga bisa merusak persendian jika tak ditangani dengan efektif. Osteoarthritis juga bisa memunculkan gejala sendi kaku dan nyeri tapi tak sampai menyebabkan komplikasi sistemik.
Apa gejalanya?
Gejala yang terlihat adalah persendian bengkak, memerah, dan hangat, jelas Liebowitz. RA menyebabkan sistem imun tubuh menyerang sel-sel tubuh sendiri dan memicu peradangan. Akibatnya produksi cairan berlebihan yang menimbun di rongga persendian dan membengkak. Peradangan juga menyebabkan aliran darah meningkat di area tersebut sehingga membuat kulit memerah.
Baca juga:
Gejala lain adalah nyeri, sendi terasa lunak, bengkak, dan kaku selama enam minggu atau lebih. Indikator lain adalah rasa kaku selama 30 menit di pagi hari. Apakah karena keturunan?
Genetik memang berperan dalam perkembangan RA tapi kondisi ini bukan disebabkan mutasi genetik. Jika orang tua atau saudara kandung mengalami RA maka risiko kita menderitanya empat kali lipat lebih tinggi.
Sampai saat ini belum ada pengobatan khusus buat RA. Perawatan lebih berfokus pada pengurangan gejala. Penderita harus memeriksakan diri ke rheumatolog untuk mendapatkan opsi perawatan.
Pilihan Editor: Gejala Awal Radang Sendi yang Tak Boleh Diabaikan