TEMPO.CO, Jakarta - Kebersihan mulut yang tidak terjaga dapat membuat bakteri berkembang pesat di dalam rongga mulut dan meningkatkan peluang terjadinya kanker rongga mulut, salah satu keganasan dengan tingkat mortalitas tinggi.
Menurut lama resmi Kementerian Kesehatan, ada beberapa faktor risiko terjadinya kanker rongga mulut. Beberapa di antaranya adalah kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol berlebihan serta infeksi virus.
Sebagaimana dikutip oleh Hindustan Times pada Rabu 15 mei 2024, Dr Jaipalreddy Pogal, ahli onkologi bedah di TGH Onco-Life Cancer Center, menyampaikan bahwa kanker rongga mulut ditandai dengan gejala seperti sariawan terus-menerus, sariawan pada mulut atau bibir yang tidak kunjung sembuh, pendarahan di mulut yang tidak diketahui penyebabnya, dan kesulitan menelan atau mengunyah.
Menurut dia, sakit tenggorokan dalam waktu lama, suara serak, mati rasa pada mulut atau bibir, dan perubahan suara juga bisa jadi merupakan gejala kanker rongga mulut.
Guna mencegah terjadinya kanker rongga mulut, dokter Pogal menganjurkan untuk menghentikan penggunaan produk tembakau dalam bentuk apapun serta menghentikan segera kebiasaan merokok.
Dia juga menyarankan penghentian konsumsi alkohol, yang efek karsinogeniknya bisa meningkat jika dikonsumsi bersama produk tembakau.
Pemeriksaan gigi rutin, ia melanjutkan, perlu dilakukan untuk mendeteksi perubahan-perubahan tidak diinginkan di rongga mulut yang bisa jadi merupakan indikasi munculnya kanker. "Lakukan inspeksi visual bulanan pada mulut untuk memeriksa adanya bisul yang persisten, area pendarahan, bercak yang tidak biasa, atau pembengkakan. Ini dapat mengindikasikan adanya kanker, dan mendeteksinya secara dini memungkinkan pengobatan yang cepat," katanya.
Pilihan Editor: Tips Jaga Kesehatan Mulut selama Puasa Ramadan