TEMPO.CO, Jakarta -– Gelombang panas maupun cuaca panas yang sempat dibicarakan di akhir-akhir ini memiliki segudang dampak bagi anak-anak.
Dilansir dari World Meteorological Organization (WMO), heatwave atau gelombang panas merupakan periode dimana panas lokal yang berlebihan terakumulasi selama beberapa hari dan malam yang sangat panas. Perubahan iklim yang berubah secara signifikan menyebabkan kenaikan temperature secara global dan menyebabkan gelombang panas.
Di Indonesia yang mengalami suhu panas disebabkan oleh pemanasan permukaan akibat dampak dari siklus gerak semu matahari sehingga dapat dikategorikan sebagai suhu panas harian dan bukan sebagai bagian dari gelombang panas. Walaupun begitu cuaca panas tentu memiliki dampak bagi anak-anak terutama di usia yang seharusnya menghabiskan waktu di luar rumah.
Dilansir dari UNICEF, di tahun 2050 diperkirakan setidaknya ada sekitar 2,2 miliar lebih anak-anak yang akan mengalami dampak secara langsung dari pemanasan global. UNICEF sendiri memaparkan heat stress sangat berkolerasi langsung dengan pemanasan global. Paparan terhadap suhu dan kelembapan yang tinggi dengan aktivitas fisik yang tinggi membuat tubuh bekerja lebih keras dalam mendinginkan diri.
Penyakit yang berhubungan dengan panas akan meningkat lebih intensif seperti penyakit ringan ruam pada bayi, hingga penyakit yang lebih serius seperti risiko tinggi kegagalan organ. Anak-anak sendiri lebih berisiko terdampak saat terjadi pemanasan cuaca dikarenakan metabolisme yang tinggi tetapi menghasilkan keringat yang lebih sedikit dibandingkan orang dewasa sehingga mereka lebih cepat merasa panas. UNICEF memetakan empat dampak serius panas ekstrem dari segi kesehatan, kestabilan mental, pendidikan, hingga gizi anak-anak.
1. Kesehatan
Heat stress dapat menyebabkan risiko serangan panas dan diare akibat dari dehidrasi. Hal ini menyebabkan peningkatan risiko penyakit pernapasan, disfungsi organ seperti gagal ginjal, dan masalah kronis akibat cacat bawaan.
2. Nutrisi
Ketahanan pangan akibat pemanasan global membuatnya terancam, kekeringan yang terjadi menambag kegagalan panen sehingga mengancam anak-anak untuk mendapatkan akses terhadap air dan makanan.
3. Pendidikan
Cuaca panas sangat berkolerasi menyebabkan dehidrasi sehingga berpengaruh dalam kemampuan konsenttasi anak-anak yang akan berdampak pada prestasi di sekolah.
4. Kesehatan Mental
Peningkatan masalah kesehatan mental pada anak-anak ditemukan berkaitan dengan suhu tinggi. Panas dapat menyebabkan stress tinggi dan kurang tidur yang memicu episode depresi dan gangguan pasca trauma lebih berpeluang terjadi.
UNICEF memberikan tips untuk menghadapi cuaca panas agar menjaga anak tetap nyaman dan aman diantaranya,
-Awasi aktivitas anak meskipun sedang bermain di dalam ruangan.
-Pantau tanda dan gejala awal penyakit panas.
-Hindari berada di luar ruangan pada siang dan sore hari yang panas.
-Bantu mereka untuk menyesuaikan diri secara perlahan dengan olahraga atau aktivitas fisik apa pun.
-Dorong mereka untuk beristirahat dan mendinginkan diri di tempat teduh ketika mereka mulai merasa kepanasan.
-Ingatkan anak untuk sering minum air putih untuk menjaga hidrasi
AULIA SABRINI SARAGIH | TEMPO | UNICEF
Pilihan editor: Saran Buat Jemaah Haji Agar Kesehatan Tetap Terjaga Selama di Tanah Suci