TEMPO.CO, Jakarta - Pakar gizi dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB), Sri Anna Marliyati menyampaikan bahwa susu memiliki banyak manfaat untuk tumbuh kembang anak dan kesehatan seluruh anggota keluarga. "Susu pertumbuhan yang mengandung protein, kalsium dan zat besi tinggi yang didukung dengan vitamin C untuk penyerapan yang maksimal," katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 1 Juni 2024.
Sri Anna mengatakan bahwa Indonesia saat ini masih mengalami beberapa masalah gizi, seperti kurangnya zat besi yang dapat menjadi salah satu faktor penyebab stunting dan dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan otak anak. Faktanya, 1 dari 3 anak Indonesia berisiko terganggu pertumbuhannya karena kekurangan zat besi. "Salah satu upaya untuk pencegahan kurangnya zat besi pada anak adalah memastikan asupan zat besinya tercukupi, terutama dari pangan hewani," katanya.
Ia mengatakan sebenarnya ada banyak protein dari pangan hewani dan nabati yang mengandung zat besi. Ia menambahkan bahwa pangan hewani mengandung zat besi yang lebih mudah diserap dari pada pangan nabati. Susu sendiri menjadi salah satu pangan hewani mengandung zat besi yang membantu kecukupan gizi anak. "Selain itu, susu pertumbuhan juga mengandung zat gizi penting lainnya seperti asam lemak, Omega 3 (DHA), serta vitamin dan mineral lainn yang dapat mendukung pemenuhan gizi harian. Namun, pastikan Ibu juga memilih produk susu yang berkualitas dengan kandungan gizi lengkap karena tidak semua susu memiliki kandungan yang sama,” kata Sri Anna.
Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), produk susu merupakan makanan yang mudah diakses, terjangkau, dan padat nutrisi.
Tentu saja masyarakat harus mengkonsumsi zat gizi makronutrien dan juga mikronutrien yang seimbang. Zat gizi tersebut membantu pemenuhan kebutuhan gizi seimbang masyarakat khususnya anak demi pertumbuhannya. Sebagai pelengkap, pemberian susu bisa dilakukan untuk menjaga daya tahan tubuh anak dan membantu proses tumbuh kembangnya, termasuk dalam hal pencegahan masalah kesehatan anak seperti anemia dan stunting. Akses terhadap produk susu pertumbuhan yang dapat dikonsumsi sebanyak mungkin oleh masyarakat menjadi hal yang sangat penting dan harus terus diupayakan.
Hal ini sejalan dengan tema Hari Susu Sedunia (World Milk Day) pada 1 Juni 2024 dengan fokus pada perayaan penting produk susu dalam memberikan nutrisi berkualitas untuk menyehatkan dunia.
Menurut VP General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto, masyarakat Indonesia berhak memperoleh asupan gizi seimbang melalui makanan dan minuman bergizi, tak terkecuali susu. “Sejak 1954, Sarihusada berkomitmen menyediakan produk-produk berkualitas yang didukung oleh keahlian sains dan teknologi bertaraf internasional, serta dibuat di Indonesia dengan standar kualitas tinggi. Kami sebagai pelopor nutrisi anak terus berkomitmen untuk memberikan nutrisi terbaik untuk hadirkan anak generasi maju,” ujar Vera.
Sejarawan Agus Setiawan menyatakan upaya pemenuhan nutrisi anak Indonesia tak selalu berjalan mulus. Pascakemerdekaan, kondisi anak Indonesia cukup memprihatinkan karena tidak tercukupi kebutuhan nutrisinya, makanan bergizi susah untuk didapatkan. Dapat dikatakan kebutuhan gizi pada masa awal kemerdekaan belum seimbang karena masyarakat lebih memprioritaskan makanan berkarbohidrat seperti jagung, beras dan ketela. "Pemenuhan pangan bergizi lain seperti susu juga masih sulit karena sebagian masyarakat masih menganggap susu sebagai minuman kaum elit dan keberadaannya yang masih terbatas," katanya.
Semangat perjuangan pasca kemerdekaan tetap harus berlanjut untuk membangun kemajuan bangsa karena masyarakat yang masih mengalami malnutrisi. Untuk itu pada tahun 1954, Pemerintah Republik Indonesia dan PBB bekerja sama mengembangkan program khusus untuk menunjang kecukupan protein nasional. Tahun 1954, NV Saridele yang merupakan cikal bakal Sarihusada didirikan dan mulai beroperasi di Yogyakarta. "Susu berperan mendukung pemenuhan kebutuhan gizi dasar ibu dan anak Indonesia,” ujar Agus.
Peran Edukasi dalam Upaya Pemenuhan Nutrisi
Pemenuhan nutrisi tidak hanya bisa dengan menyiapkan asupannya. Edukasi kepada masyarakat menjadi salah satu upaya tambahan untuk mengatasi masalah nutrisi pada anak stunting. Vera mengatakan timnya juga mendukung pemutusan rantai stunting dan anemia di setiap siklus kehidupan melalui edukasi dalam program “Bersama Cegah Stunting”. "Sarihusada menyoroti pemenuhan nutrisi seimbang dengan pedoman Isi Piringku, serta pentingnya peran orang tua dan institusi pendidikan dalam membangun kebiasaan sehat sejak usia dini dan remaja," kata Vera.
Vera menambahkan timnya mencoba meningkatkan kesadaran para ibu di Indonesia tentang risiko anemia pada anak di bawah 5 tahun, serta pentingnya mengonsumsi makanan tinggi zat besi dan vitamin C dari protein hewani. “Kami menyampaikan edukasi mengenai nutrisi dan tumbuh kembang anak melalui platform digital seperti situs www.generasimaju.co.id yang dikunjungi hampir 10 juta ibu setiap tahunnya,” kata Vera yang juga menyiapkan latar belakang pendidikan di bidang ahli gizi, kebidanan, keperawatan, dan tenaga kesehatan lainnya kepada masyarakat.
Pilihan Editor: Susu Sapi Vs Susu Kerbau: Mana yang Lebih Sehat?