Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Saran Neurolog agar Migrain Tak Kumat saat Bekerja

Reporter

image-gnews
Ilustrasi wanita migrain atau sakit kepala. Freepik.com
Ilustrasi wanita migrain atau sakit kepala. Freepik.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis neurologi Henry Riyanto Sofyan, menjelaskan beban dan tekanan kerja yang tinggi dapat menyebabkan munculnya gejala migrain ketika sedang bekerja. Ia mengatakan penderita migrain biasanya sudah mengetahui batasan kerja yang aman serta merasakan gejala migrain.

Neurolog yang juga penderita migrain ini menceritakan berdasar pengalamannya, rasa nyeri pada kepala biasanya mulai muncul setelah empat jam bekerja secara intens di depan komputer. Namun, dia menekankan kemunculan gejala migrain bisa berbeda-beda pada setiap orang.

Pengaruh lingkungan kerja
Selain beban kerja yang tinggi, Henry mengatakan kemunculan gejala migrain juga bisa dipicu kondisi lingkungan tempat bekerja, seperti plafon yang berjamur dan alas karpet yang berdebu. Staf Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo itu menganjurkan penderita migrain melakukan peregangan di sela waktu kerja agar tubuh lebih rileks untuk mencegah munculnya gejala migrain.

"Misalnya dari Kemenkes ada program setiap jam 10.00 sama jam 12.00 ada aktivitas untuk menggerakkan badan. Itu salah satu strategi supaya tidak mendapatkan beban dari luar akibat bekerja yang terlalu monoton. Kita juga harus ada relaksasinya," tutur Henry dalam diskusi daring pada Kamis, 13 Juni 2024.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, dia juga menyarankan pembatasan durasi menatap layar komputer tanpa henti maksimal selama dua jam. "Melihat komputer ada jeda setiap dua jam, melihat jauh atau melihat hal-hal yang hijau-hijau, misalnya tumbuhan, supaya mengeluarkan beban pada saat bekerja," saran Henry.

Pilihan Editor: Neurolog Ungkap Penyebab Migrain Lebih Sering Menyerang Wanita

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Fase Migrain dan Gejalanya

5 jam lalu

Ilustrasi wanita migrain atau sakit kepala. Freepik.com
4 Fase Migrain dan Gejalanya

Neurolog menjelaskan gejala migrain bisa terus terjadi dalam kurun waktu 4-72 jam jika tidak segera diobati. Berikut fase dan gejala migrain.


Saran Pakar Saraf untuk Pekerja Penderita Migrain

12 hari lalu

Ilustrasi migrain. Shutterstock
Saran Pakar Saraf untuk Pekerja Penderita Migrain

Pakar mengatakan pekerja yang sering mengalami nyeri kepala jangan menganggap sepele karena migrain merupakan kelainan sistem saraf dan sistem otak.


Cegah Migrain dengan Ikuti Pola Hidup Sehat

18 hari lalu

Ilustrasi sakit kepala di kantor. Shutterstock.com
Cegah Migrain dengan Ikuti Pola Hidup Sehat

Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah timbulnya migrain yang membuat tidak nyaman.


Neurolog Ungkap Penyebab Migrain Lebih Sering Menyerang Wanita

19 hari lalu

Ilustrasi migrain. Shutterstock
Neurolog Ungkap Penyebab Migrain Lebih Sering Menyerang Wanita

Neurolog menyebut perempuan lebih berisiko mengalami migrain dibanding laki-laki dengan risiko kambuh lebih tinggi dan waktu pemulihan lebih lama.


Bahaya Minum Obat sakit Kepala Lebih dari 15 Hari Menurut Pakar Saraf

19 hari lalu

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
Bahaya Minum Obat sakit Kepala Lebih dari 15 Hari Menurut Pakar Saraf

Penderita migrain jangan obat selama lebih dari 15 hari dalam sebulan karena dapat menyebabkan sakit kepala akibat dosis obat berlebihan.


Kelompok Pekerjaan Ini Paling Diminati Orang Indonesia yang Bekerja di Luar Negeri

20 hari lalu

Ilustrasi rapat di kantor. Foto: Freepik.com/pressfoto
Kelompok Pekerjaan Ini Paling Diminati Orang Indonesia yang Bekerja di Luar Negeri

Dalam survei JobStreet, ditemukan bahwa 81 persen Indonesia di bidang digital, data science, dan AI berminat bekerja di luar negeri.


Karakter Gen Z dalam Bekerja: Tidak Suka Lingkungan Kerja Otoriter

24 hari lalu

Ilustrasi pekerja generasi Z atau Gen Z.
Karakter Gen Z dalam Bekerja: Tidak Suka Lingkungan Kerja Otoriter

Generasi Z atau Gen Z memiliki sejumlah karakter dalam memilih dan menjalani pekerjaan mereka. Apa saja?


Motif Utama Orang Indonesia Bekerja di Luar Negeri: Perkembangan Karir

28 hari lalu

(Dari kanan) Haikal Siregar, Managing Director BCG Indonesia dan Wisnu Dharmawan, Sales Director Indonesia, Jobstreet by SEEK dalam Konferensi Pers Laporan Eksklusif: Decoding Global Talent 2024 Tren Mobilitas Kerja oleh Jobstreet by SEEK di Gedung RDTX Place, Jakarta Selatan pada Selasa, 4 Juni 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Motif Utama Orang Indonesia Bekerja di Luar Negeri: Perkembangan Karir

Hanya 60 persen pekerja Indonesia yang memilih finansial sebagai dorongan utama dalam memilih bekerja di luar negeri.


Tak Cuma Gaji, Ada Benefit Lain yang Diincar Gen Z saat Cari Kerja

28 hari lalu

Wisnu Dharmawan, Sales Director Indonesia Jobstreet by SEEK saat ditemui usai Konferensi Pers Laporan Eksklusif: Decoding Global Talent 2024 Tren Mobilitas Kerja oleh Jobstreet by SEEK di Gedung RDTX Place, Jakarta Selatan pada Selasa, 4 Juni 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Tak Cuma Gaji, Ada Benefit Lain yang Diincar Gen Z saat Cari Kerja

Saat mencari kerja Gen Z mempertimbangkan sejumlah benefit yang tidak pernah ditawarkan pemberi kerja pada zaman dulu


Bukan Soal Uang, Ini Alasan 70 Persen Orang Indonesia Pilih Bekerja di Luar Negeri

28 hari lalu

Sales Director Jobstreet Indonesia by SEEK, Wisnu Dharmawan memaparkan Laporan Eksklusif
Bukan Soal Uang, Ini Alasan 70 Persen Orang Indonesia Pilih Bekerja di Luar Negeri

Banyak pekerja Indonesia memilih bekerja di luar negeri untuk pengembangan karier. Perusahaan di luar negeri memiliki pasar pekerja yang lebih ahli