Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Istilah Cringe

image-gnews
Gestur cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka (kanan) saat akan menyampaikan pandangannya di depan rivalnya, Muhaimin Iskandar saat Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). Debat Keempat Pilpres 2024 mengangkat tema terkait pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa. ANTARA/M Risyal Hidayat
Gestur cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka (kanan) saat akan menyampaikan pandangannya di depan rivalnya, Muhaimin Iskandar saat Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). Debat Keempat Pilpres 2024 mengangkat tema terkait pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa. ANTARA/M Risyal Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam sebuah video terbaru di saluran YouTube-nya, profesor filsafat Hans-Georg Moeller berpendapat bahwa saat ini terdapat peningkatan penggunaan kata "cringe" untuk menggambarkan bentuk baru rasa malu.

Cringe mengandung unsur rasa malu, tetapi berbeda karena merupakan rasa malu "yang tidak langsung". Perasaan ini muncul ketika Anda melihat orang lain yang secara tidak sengaja mempermalukan diri mereka sendiri melalui sesuatu yang mereka lakukan.

Ini adalah bentuk rasa malu, tetapi rasa malu dialami atas nama orang lain, bukan dialami secara langsung melalui tindakan sendiri. Moeller membandingkannya dengan istilah Jerman yang juga menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir, yakni fremdschämen yang secara harfiah berarti “rasa malu terhadap teman”.

Dikutip dari Psychology Today, yang unik tentang bentuk rasa malu ini adalah bahwa ada semacam kepuasan yang didapatkan dari menonton perilaku cringe orang lain karena itu membuat orang yang melihat merasa superior. Ada ketidaknyamanan laten dalam hal ini juga karena menyadari bahwa Anda sendiri pun rentan akan hal itu di dunia yang sudah serba digital.

Dengan kata lain, saat Anda semakin menempati lebih banyak ruang online, yakni memposting tentang diri kita sendiri sebagai bagian dari rutinitas kehidupan sehari-hari, Anda membuat diri anda rentan untuk secara tidak sengaja memposting konten yang memalukan. Dengan cara ini, Moeller berpendapat, Anda berisiko merusak atau merusak "profil diri" yang semakin menjadi cara Anda mengukur dan mengevaluasi konsep diri dan harga diri.

Salah satu efek psikologis bawah sadar dari rasa cringe adalah bahwa hal itu berfungsi sebagai semacam pendisiplinan dalam hal apa dan bagaimana Anda dalam mengunggah di internet. Materi yang memalukan di internet menunjukkan kepada Anda apa yang tidak boleh dilakukan dan dengan demikian terus-menerus membentuk parameter tentang apa yang harus atau tidak boleh kita unggah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, yang membuat hal ini lebih sulit adalah Anda mungkin tidak tahu apa yang akan memalukan atau memalukan sampai Anda melihatnya dan hal itu mendapat respons di internet. Di era kehidupan manusia sebelumnya, terdapat pemahaman yang lebih jelas tentang apa yang mungkin dianggap memalukan untuk dipamerkan di depan umum, misalnya bersikap kasar atau sombong.

Namun, di era internet, bertindak dengan sungguh-sungguh dan berdasarkan kepentingan terbaik yang dapat secara tidak sengaja membawa Anda ke pendekatan yang memalukan, bahkan berpotensi merusak reputasi. Apa yang tidak memalukan hari ini mungkin akan memalukan besok.

Salah satu dampak potensial dari kekhawatiran akan rasa cringe di dunia maya adalah kecemasan yang lebih besar seputar posting dan presentasi diri di dunia maya. Bagi mereka yang khawatir tentang potensi risiko menimbulkan rasa ngeri, mereka mungkin lebih banyak melakukan kuratorial dalam pilihan mereka, atau mengikuti posting yang lebih konvensional dan "aman".

Moeller berpendapat bahwa profil dan unggahan daring kita adalah "perjudian" atau taruhan di pasar pameran sosial. Keduanya pada dasarnya berisiko, seperti pasar saham, dan dapat berubah dan berfluktuasi berdasarkan tren sosial yang muncul dan tidak diketahui.

Pilihan editor: Warganet Sebut Gibran Lakukan Cringe, Ini Maksudnya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Psikolog Sebut Gangguan Mental di Jakarta Dipicu Biaya Hidup dan Trauma

3 hari lalu

Ilustrasi pasangan merencanakan keuangan. Freepik.com/tirachardz
Psikolog Sebut Gangguan Mental di Jakarta Dipicu Biaya Hidup dan Trauma

Banyak masalah yang jadi penyebab gangguan mental paling banyak dialami di Jakarta, seperti kemacetan, biaya hidup, dan trauma pengasuhan.


Tak Selalu Negatif, Psikolog Ungkap Dampak Positif Kecemasan dan Cara Menghadapinya

5 hari lalu

Ilustrasi wanita bekerja dalam kondisi cemas. Foto: Unsplash.com/Icons8 Team
Tak Selalu Negatif, Psikolog Ungkap Dampak Positif Kecemasan dan Cara Menghadapinya

Kecemasan bukan penyakit tapi emosi normal yang dialami semua orang dan kita bisa menggunakannya untuk hal-hal positif.


Mahasiswa UGM Bentangkan Spanduk Pratikno Dilarang Masuk, Sebelumnya Pasang Baliho Jokowi Alumnus Paling Memalukan

8 hari lalu

Spanduk Pratikno dilarang masuk dibentangkan mahasiswa di dekat ruang Auditorium Fisipol UGM Senin, 26 Agustus 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Mahasiswa UGM Bentangkan Spanduk Pratikno Dilarang Masuk, Sebelumnya Pasang Baliho Jokowi Alumnus Paling Memalukan

Mahasiswa UGM membentangkan spanduk "Pratikno dilarang masuk", sebelumnya pasang spanduk Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan.


Bisa Sebabkan Sakit Jantung bila Dibiarkan, Ini Pemicu Hipokondria

16 hari lalu

Ilustrasi pria sakit. Nbc.news.com
Bisa Sebabkan Sakit Jantung bila Dibiarkan, Ini Pemicu Hipokondria

Riset menunjukkan kecemasan kronis terkait hipokondria bisa meningkatkan risiko kondisi seperti penyakit jantung sehingga menjadi masalah yang serius.


Penelitian Sebut Kecemasan Tingkatkan Risiko Demensia

26 hari lalu

Ilustrasi demensia. Shutterstock
Penelitian Sebut Kecemasan Tingkatkan Risiko Demensia

Penelitian menemukan orang dengan kecemasan kronis 2,8 kali lebih berisiko mengembangkan demensia dan penderita kecemasan 3,2 kali lebih berisiko.


10 Dampak Negatif Terlalu Banyak Grup WhatsApp bagi Kesehatan Mental

31 hari lalu

Ilustrasi WhatsApp. shutterstock.com
10 Dampak Negatif Terlalu Banyak Grup WhatsApp bagi Kesehatan Mental

Grup WhatsApp, yang memudahkan terhubung dengan banyak orang, menyimpan potensi dampak negatif bagi kesehatan mental.


Kiat Sehat Memulai Hari agar Terhindar dari Depresi dan Kecemasan

33 hari lalu

Ilustrasi sarapan. Pixabay.com
Kiat Sehat Memulai Hari agar Terhindar dari Depresi dan Kecemasan

Aktivitas sehat di pagi hari bisa meningkatkan kadar endorfin, membantu mengurangi kecemasan dan depresi serta meningkatkan kesejahteraan.


Ini Alasan Hormon Bisa Picu Stres, Cemas dan Depresi

40 hari lalu

Ilustrasi wanita pekerja yang stress. shutterstock.com
Ini Alasan Hormon Bisa Picu Stres, Cemas dan Depresi

Pakar menyebut alasan hormon bisa menjadi penyebab orang uring-uringan dan bagaimana mengatasinya.


Inilah 4 Kebiasaan yang Membuat Tagihan Listrik Melonjak

44 hari lalu

Petugas PLN melakukan pencatatan meteran listrik secara langsung di rumah warga di kawasan Cipulir, Jakarta, Selasa, 30 Juni 2020. Pencatatan ini akan digunakan sebagai dasar perhitungan tagihan listrik di rekening  bulan Juli 2020. TEMPO/Tony Hartawan
Inilah 4 Kebiasaan yang Membuat Tagihan Listrik Melonjak

Berikut adalah beberapa kebiasaan yang dapat menyebabkan tagihan listrik Anda melonjak.


Psikiater Sebut Tanda Kecemasan pada Anak, Termasuk Sakit Perut

45 hari lalu

Ilustrasi anak sakit. Shutterstock.com
Psikiater Sebut Tanda Kecemasan pada Anak, Termasuk Sakit Perut

Psikiater memaparkan peran dan kepekaan orang tua sangat diperlukan untuk mengatasi kekerasan pada anak dan menghindari kecemasan.