TEMPO.CO, Jakarta - Kasus polio masih ditemukan di Indonesia sehingga pemerintah mengadakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio demi memutus rantai penularan penyakit polio. Vaksinasi merupakan cara mencegah penyakit polio yang paling efektif. Namun, setiap orang juga harus memperhatikan kebersihan, seperti menghindari makanan dan minuman yang kotor, sering mencuci tangan dan menghindari orang yang terinfeksi.
Selain itu, masyarakat juga harus mendukung program PIN Polio yang diadakan oleh pemerintah agar mata rantai penularan polio terputus dan Indonesia jadi negara yang bebas polio. Spesialis anak Arnold Soetarso mengatakan vaksin polio bisa menimbulkan reaksi jangka panjang seperti kecacatan atau lumpuh adalah mitos yang masih beredar di masyarakat hingga saat ini.
"Beberapa mitos yang sering beredar di masyarakat yaitu vaksin dapat menimbulkan reaksi jangka panjang seperti kecacatan atau lumpuh," katanya, Minggu, 28 Juli 2024.
Arnold juga menyebut mitos lain yang masih beredar di masyarakat, yakni tidak boleh memberikan ASI atau susu formula setelah mendapatkan vaksin polio dan jangan menyuntik vaksin dalam satu waktu (lebih dari satu suntikan).
"Hal tersebut harus dijelaskan kepada orang tua bahwa vaksin polio merupakan vaksin yang aman dan telah melalui pengujian oleh BPOM," ujarnya.
Imunisasi wajib
Dokter di klinik Happy Baby Inc Jakarta Barat itu menjelaskan di Indonesia vaksin polio merupakan imunisasi wajib yang diberikan agar bayi dan anak-anak tidak terkena penyakit polio. Penyakit polio termasuk berbahaya karena dapat menyebabkan kelumpuhan anggota gerak.
Vaksin polio yang diberikan terdiri dari dua jenis vaksin, yaitu vaksin polio suntik (IPV) dan oral (OPV). IPV adalah vaksin virus tak aktif atau mati yang diberikan melalui suntikan dan membentuk kekebalan di dalam darah. Sedangkan OPV adalah vaksin virus yang dilemahkan dan diberikan lewat mulut dengan tujuan membentuk kekebalan di dalam usus untuk membunuh virus yang berkembang di usus.
Jadwal pemberian imunisasi polio di Indonesia diberikan sebanyak empat kali, yakni bayi baru lahir, usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan, serta penguat satu kali saat usia 18-24 bulan. Pemberian vaksin polio pun dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lain dalam satu waktu.
"Pemberian vaksin polio tetes tidak akan dipengaruhi oleh pemberian ASI ataupun susu formula," ujar Arnold.
Pilihan Editor: Guru Besar FKUI Ungkap Kelumpuhan TBC Tulang Tak Sama dengan Polio
