Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Psikolog Ingatkan Dampak Hukuman Fisik pada Anak

Reporter

image-gnews
Ilustrasi orang tua memarahi anak/anak menangis. Shutterstock.com
Ilustrasi orang tua memarahi anak/anak menangis. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menghukum anak memunculkan banyak dampak psikologis dan sebaiknya tidak memukul, melakukan hukuman fisik maupun verbal.  Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Prof. Dr. Rose Mini Agoes Salim M.Psi, mengatakan hukuman fisik belum tentu cocok untuk semua anak dalam upaya mengubah perilakunya.

“Karena yang terjadi banyak sekarang orang tua melakukan hukuman fisik anak tetap tidak berubah, Itu artinya hukuman ini tidak membuat anak jera dan mengubah perilakunya, mungkin harus dengan pendekatan lain,” kata psikolog yang biasa disapa Romi ini, Jumat, 4 Oktober 2024.

Dia mengatakan banyak alasan anak melakukan pelanggaran. Biasanya karena tidak mengetahui atau tidak memiliki pemahaman terhadap aturan yang berlaku, ingin mencari perhatian di sekitar, atau terpaksa melakukan pelanggaran karena situasi tertentu.

Hukuman fisik seperti memukul tidak bisa dijadikan alat untuk bisa membuat perilaku anak berubah. Dalam prosesnya, anak harus mengetahui konsekuensi melakukan pelanggaran tersebut dan manfaat jika tidak melanggar peraturan. Romi juga mengatakan mengubah perilaku anak harus dilihat dari sisi kognitif, afektif, dan psikomotor yang disebut dengan shaping atau membentuk perilaku.

“Bisa dengan cara macam-macam, jadi memberikan informasi pemahaman dulu, kognitif, afektif, baru psikomotor supaya dalam proses perilaku dia paham kalau ini untuk kebaikan dia. Mungkin dia tidak akan melakukan lagi hal-hal yang buruk lagi,” jelasnya.

Beri pemahaman
Ia menjelaskan orang tua bisa memberikan pemahaman melalui komunikasi secara kognitif dan melihat dampak emosinya jika dia tidak melakukan pelanggaran. Dari cara ini secara psikomotor anak akan menghentikan perilaku buruk tersebut. Pemahaman tentang konsekuensi juga perlu diberikan agar anak paham kenapa tidak boleh melakukan hal yang melanggar ketentuan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurutnya, hukuman tidak harus selalu diberikan jika anak membuat kesalahan. Namun juga tidak boleh terlalu dimanjakan dengan hadiah sebagai tanda anak menuruti kemauan orang tua karena bisa merusak mentalnya dan selalu mengharapkan imbalan.

“Hukuman kalau bisa diambil sebagai langkah terakhir. Kalau masih bisa diajak bicara, masih bisa memberikan informasi kepada anak kenapa dia melakukan pelanggaran itu, nasihat dengan volume suara masih tidak terlalu tinggi sehingga anak tidak takut pada orang tua,” paparnya.

Anak yang sering diberikan hukuman bisa menjadikan mereka pemberang atau kasar di luar rumah karena melihat apa yang diperlakukan orang tua kepadanya. Anak juga bisa jadi tertekan, tidak percaya diri, penuh dengan self esteem yang rendah.

Pilihan Editor: Simak, Inilah Dampak Buruk Hukuman Fisik terhadap Perkembangan Anak

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peneliti BRIN: Hukuman Fisik Bukan Bagian dari Pendidikan

2 jam lalu

hukuman fisik pada anak. Ilustrasi
Peneliti BRIN: Hukuman Fisik Bukan Bagian dari Pendidikan

Hukuman fisik disebut bukan bagian dari pendidikan, terutama jika dilakukan dengan cara yang tidak sesuai dengan kebutuhan kegiatan belajar mengajar.


Kepala Desa Tak Netral di Pilkada 2024, Mendagri Ingatkan Ancaman Hukuman Ini

9 hari lalu

Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian usai mengikuti Seminar Internasional Desentralisasi Fiskal di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa, 24 September 2024. TEMPO/Ilona
Kepala Desa Tak Netral di Pilkada 2024, Mendagri Ingatkan Ancaman Hukuman Ini

Mendagri mengatakan, temuan pelanggaran kepala desa yang tidak netral selama Pilkada 2024 dapat dilaporkan kepada Bawaslu.


Di Indonesia Terima Gratifikasi Bisa Dipenjara 20 Tahun, Bagaimana dengan Negara Lain?

29 hari lalu

Ilustrasi Suap. shutterstock.com
Di Indonesia Terima Gratifikasi Bisa Dipenjara 20 Tahun, Bagaimana dengan Negara Lain?

Berikut hukuman bagi pelaku yang terbukti menerima gratifikasi di berbagai negara di belahan dunia.


Tanda Anak Telah Jadi Korban Perundungan, Orang Tua Perlu Waspada

46 hari lalu

Ilustrasi perisakan/bullying atau penganiayaan. Shutterstock
Tanda Anak Telah Jadi Korban Perundungan, Orang Tua Perlu Waspada

Orang tua perlu memperhatikan gejala anak telah menjadi korban perundungan, baik fisik, psikis, maupun sosial.


6 Pemain Judi Online dan 1 Terpidana Pelecehan Dicambuk di Aceh Barat

49 hari lalu

Algojo melakukan eksekusi pidana cambuk terhadap seorang terpidana judi online, dipusatkan di halaman Lapas Kelas II B Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Kamis (15 Agustus 2024). (ANTARA/Teuku Dedi Iskandar)
6 Pemain Judi Online dan 1 Terpidana Pelecehan Dicambuk di Aceh Barat

Kejaksaan Negeri Aceh Barat melakukan eksekusi pidana cambuk terhadap 1 terpidana pelaku judi online dan 1 terpidana pecelehan seksual.


Armor Toreador Suami Cut Intan Nabila Terancam Hukuman 10 Tahun Penjara

51 hari lalu

Tersangka KDRT terhadap Intan Nabila, Armor Toreador tertunduk lesu saat dihadirkan dalam konfrensi pers oleh Polisi di Mapolres Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, Rabu, 14 Agustus 2024. TEMPO/M.A MURTADHO
Armor Toreador Suami Cut Intan Nabila Terancam Hukuman 10 Tahun Penjara

Armor Toreador terancam hukuman maksimal 10 tahun penjara atas perbuatan KDRT ke Cut Intan Nabila.


Psikiater Sebut Tanda Kecemasan pada Anak, Termasuk Sakit Perut

23 Juli 2024

Ilustrasi anak sakit. Shutterstock.com
Psikiater Sebut Tanda Kecemasan pada Anak, Termasuk Sakit Perut

Psikiater memaparkan peran dan kepekaan orang tua sangat diperlukan untuk mengatasi kekerasan pada anak dan menghindari kecemasan.


Kesalahan Paling Umum saat Mengemudi, Terutama oleh Pemula

19 Juli 2024

Ilustrasi Latihan Mengemudi Mobil. shutterstock.com
Kesalahan Paling Umum saat Mengemudi, Terutama oleh Pemula

Instruktur mengemudi menyebutkan kesalahan paling umum yang sering dilakukan pengemudi, terutama pemula. Berikut di antaranya.


Uni Eropa Jatuhkan Sanksi terhadap Ekstremis Israel atas Pelanggaran HAM terhadap Warga Palestina

16 Juli 2024

Orang Yahudi Ultra-Ortodoks mengambil bagian dalam upacara
Uni Eropa Jatuhkan Sanksi terhadap Ekstremis Israel atas Pelanggaran HAM terhadap Warga Palestina

Uni Eropa mencatat lima individu dan tiga entitas Israel ke dalam daftar sanksi atas pelanggaran HAM terhadap warga Palestina di Tepi Barat.


5 Tanda Orang Tua Terlalu Keras pada Anak

10 Juli 2024

Ilustrasi orang tua memarahi anak/anak menangis. Shutterstock.com
5 Tanda Orang Tua Terlalu Keras pada Anak

Meski baik menerapkan standar tinggi, tak jarang orang tua bersikap terlalu keras pada anak-anak. Berikut contohnya.