TEMPO.CO, Jakarta - Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menyebut peran penting bidan dalam mengawal kesehatan reproduksi calon pengantin untuk mengantisipasi dan mencegah gangguan pada ibu hamil. Agar bisa mengemban amanah tersebut para bidan perlu mendapatkan peningkatan kompetensi dan pengetahuan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan anak.
"Terutama bagaimana tata laksana untuk pencegahan terjadinya pendarahan pascasalin yang kita tahu, tentu kita harus mengawal dari hulu ke hilirnya," kata Ketua Umum IBI, Ade Jubaedah, dalam sebuah gelar wicara di Jakarta Pusat, Selasa, 13 Agustus 2024.
Ade menyoroti salah satu masalah kesehatan reproduksi yang dihadapi calon ibu adalah anemia. Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan 26 persen remaja putri mengalami anemia.
Apabila tidak diantisipasi, anemia pada calon ibu dapat mengakibatkan kelahiran prematur, imatur, gangguan pertumbuhan anak, hingga kematian ibu dan bayi. Ade pun menekankan perlunya pencegahan anemia dengan mempersiapkan kesehatan reproduksi perempuan yang sudah dimulai sejak usia remaja.
"Bagaimana kita mempersiapkan kesehatan reproduksi perempuan mulai dari masa remaja, remaja yang sehat, bebas anemia, remaja yang bebas penyakit fisik, dan remaja yang bebas dari masalah psikologis," ujarnya.
Perlu kolaborasi antarprofesi
Dalam mengawal kesehatan reproduksi calon pengantin perlu adanya kolaborasi antarprofesi. Salah satu kolaborasi yang terjalin adalah program Tim Pendamping Keluarga yang digagas bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Ade menjelaskan bidan memiliki peran sebagai koordinator dalam Tim Pendamping Keluarga bertugas mengawal kesehatan calon pengantin dengan melakukan pemantauan dan skrining.
"Selama tiga bulan di sini kita lakukan observasi, kita lakukan skrining yang mana yang layak hamil dilanjutkan dengan antenatal care terintegrasi, antenatal care terpadu. Tapi yang tidak layak hamil tentu kita ada juga upaya-upaya menunda kehamilan hingga masalah-masalah kesehatan reproduksinya teratasi," paparnya.
Ade menjelaskan pada proses perawatan antenatal, bidan juga aktif melakukan kolaborasi antar profesi seperti ahli gizi dan psikolog.
"Kita juga mengintegrasikan seluruh antarprofesi dalam hal masalah-masalah yang terjadi. Dengan ibu yang mengalami masalah gizi kita kolaborasi dengan ahli gizi, ibu-ibu yang mengalami kecemasan kita kolaborasi dengan psikolog klinis," tandasnya.
Pilihan Editor: Hari Bidan Sedunia, Ini Fungsi dan Syarat Menjadi Bidan