Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dampak Buruk KDRT pada Anak yang Tak Boleh Diabaikan

image-gnews
Ilustrasi orang tua bertengkar di depan anak-anak. betterparenting.com
Ilustrasi orang tua bertengkar di depan anak-anak. betterparenting.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sering kali orang tua melakukan tindakan yang tidak pantas di depan anak-anak mereka, salah satunya adalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Meskipun anak-anak mungkin tidak menjadi sasaran langsung, mereka yang menyaksikan atau mendengar kekerasan ini dapat mengalami dampak negatif yang mendalam.

Anak-anak yang melihat salah satu orang tuanya menjadi korban KDRT sering kali merasa takut dan cemas sepanjang hidupnya. Mereka mungkin selalu waspada karena khawatir bahwa kekerasan tersebut akan terulang.

KDRT tidak hanya melibatkan serangan fisik, tetapi juga penganiayaan emosional dan mental, yang dapat merusak kesejahteraan psikologis anggota keluarga. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh kekerasan cenderung meniru apa yang mereka lihat, membentuk pandangan negatif tentang hubungan, keamanan, dan harga diri.

Efek jangka panjang dari menyaksikan KDRT dapat menurunkan kualitas hidup mereka, menciptakan trauma yang bisa terbawa hingga dewasa. Lingkungan yang penuh kekerasan ini tidak hanya merusak masa kecil mereka, tetapi juga mempengaruhi perkembangan emosional dan mental mereka di masa depan.

Berikut deretan dampak buruk KDRT bagi anak-anak yang menyaksikannya:

1. Kecemasan

Ketika seorang anak merasakan adanya ancaman atau kejadian buruk yang menimpa dirinya, mereka cenderung menjadi gelisah dan khawatir, yang akhirnya dapat berkembang menjadi kecemasan yang berkelanjutan. Kecemasan ini sering kali dipicu oleh ketakutan bahwa mereka mungkin menjadi korban kekerasan yang sama seperti yang mereka saksikan di rumah.

Selain itu, stigma sosial yang menganggap bahwa anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan KDRT akan mengulangi pola perilaku orang tua mereka ketika dewasa, juga dapat memperburuk kecemasan mereka.

Pada anak-anak prasekolah yang menyaksikan KDRT, sering kali terlihat perilaku seperti mengisap jempol, mengompol, menangis secara intens, dan menjadi rewel setelah kejadian tersebut. Ini menunjukkan bagaimana pengalaman negatif ini dapat berdampak pada perkembangan emosional mereka sejak dini.

2. Gangguan Stres Pascatrauma (PTSD)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dapat menyebabkan trauma yang mendalam, yang secara signifikan mengubah cara otak anak berkembang. Perubahan ini sering kali berujung pada gangguan stres pascatrauma (PTSD). Anak-anak yang mengalami PTSD mungkin akan mengalami mimpi buruk, perubahan pola tidur, lekas marah, dan kesulitan berkonsentrasi. Bahkan, beberapa anak bisa saja mulai meniru perilaku kekerasan yang mereka saksikan di rumah, sebagai respons terhadap trauma yang mereka alami.

3. Perilaku Agresif

Anak-anak yang menyaksikan KDRT, terutama saat mereka memasuki masa remaja, cenderung menunjukkan perilaku agresif. Mereka mungkin bereaksi terhadap situasi di sekitarnya dengan cara yang serupa dengan yang mereka pelajari dari lingkungan yang penuh kekerasan. Perilaku ini dapat berupa perkelahian, bolos sekolah, terlibat dalam aktivitas seksual berisiko, atau mencoba narkoba dan alkohol. Dalam beberapa kasus, perilaku agresif ini bisa mengarah pada tindakan kriminal.

4. Depresi

Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan kekerasan berisiko tinggi mengalami depresi di kemudian hari. Trauma yang terus-menerus dialami akibat menyaksikan KDRT dapat menyebabkan perasaan sedih yang mendalam, kesulitan berkonsentrasi, dan gejala depresi lainnya yang mungkin terus berlanjut hingga mereka dewasa. Depresi ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan mereka, termasuk hubungan sosial dan kemampuan untuk berfungsi secara normal.

5. Mengulangi Pola Perilaku KDRT

Menyaksikan KDRT secara rutin dapat menciptakan siklus kekerasan yang berulang. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan kekerasan mungkin merasa bahwa perilaku tersebut adalah cara yang normal untuk menyelesaikan konflik. Akibatnya, ketika mereka dewasa, mereka mungkin mengulangi pola perilaku kekerasan terhadap pasangan mereka sendiri, meniru apa yang mereka lihat dari orang tua mereka saat masih anak-anak atau remaja.

MUHAMMAD SYAIFULLAH | VERY WELL MIND

Pilihan Editor: Ketahui Tanda-tanda Pelaku KDRT

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Update Kasus Perundungan di Binus School Simprug: Diduga Ada Kekerasan Fisik

27 menit lalu

Rapat dengar pendapat Komisi III DPR terkait kasus perundungan siswa SMA Binus School Simprug di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 17 September 2024. Foto: ANTARA/Melalusa Susthira K
Update Kasus Perundungan di Binus School Simprug: Diduga Ada Kekerasan Fisik

Perundungan terjadi di Binus School Simprug, terdapat fakta baru bahwa korban juga diduga mengalami kekerasan fisik dan seksual.


Suana Makan dan Pilihan Makanan, Kunci Atasi Gerakan Tutup Mulut Anak

13 jam lalu

ilustrasi anak makan (pixabay.com)
Suana Makan dan Pilihan Makanan, Kunci Atasi Gerakan Tutup Mulut Anak

Orang tua perlu mengenalkan beragam makanan sejak dini kepada anak dan ciptakan suasana makan yang menyenangkan untuh cegah GTM anak.


Tips Atasi Anak yang Suka Pilah-Pilih Makanan

13 jam lalu

ilustrasi anak makan (pixabay.com)
Tips Atasi Anak yang Suka Pilah-Pilih Makanan

Jika anak tetap dibiarkan hanya suka makan jenis tertentu. Kebiasaan itu menetap sampai usia yang lebih besar


Polisi Pastikan Bos Brandoville Studios Cherry Lai Berada di Luar Negeri

14 jam lalu

Pengawas Ketenagakerjaan DKI Jakarta mengecek kantor perusahaan animasi Brandoville Studios di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 17 September 2024. TEMPO/Dinda Shabrina
Polisi Pastikan Bos Brandoville Studios Cherry Lai Berada di Luar Negeri

Polda Metro Jaya sebut Bos Brandoville Studios Cherry Lay bertolak ke luar negeri sejak 29 Agustus 2024.


Tersangka Pembunuhan Istri di Bandung Tertangkap, Melarikan Diri ke Tasikmalaya, Sumedang hingga Garut

15 jam lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Tersangka Pembunuhan Istri di Bandung Tertangkap, Melarikan Diri ke Tasikmalaya, Sumedang hingga Garut

Tersangka pembunuhan istri di Buahbatu Bandung itu ditangkap di Pantai Cibangkong, Desa Sancang, Kabupaten Garut pada Senin pagi.


Korban Kekerasan Bos Brandoville Studios Tuntut Hak Upah Lembur Dibayarkan

16 jam lalu

Pengawas Ketenagakerjaan DKI Jakarta mengecek kantor perusahaan animasi Brandoville Studios di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 17 September 2024. TEMPO/Dinda Shabrina
Korban Kekerasan Bos Brandoville Studios Tuntut Hak Upah Lembur Dibayarkan

Eks karyawan Brandoville Studios mengatakan, ia tidak diberikan hak cuti, terutama hak cuti keagamaan yang seharusnya menjadi hak pekerja.


Tanda Perkembangan Motorik Anak Terlambat dan yang Harus Dilakukan

21 jam lalu

Ilustrasi bayi sedang bermain. Foto: Unsplash.com/Yuri Shirota
Tanda Perkembangan Motorik Anak Terlambat dan yang Harus Dilakukan

Jika mendapati anak mengalami keterlambatan perkembangan motorik, segera berkonsultasi ke dokter dan tidak perlu menunggu sampai usianya bertambah.


Dugaan Eksploitasi Karyawan di Brandoville Studios, Polres Metro Jakpus Sebut Ada 2 Laporan

22 jam lalu

Suasana tampak depan kantor Brandoville Studios,  Jumat, 13 September 2024. Menurut Satpam gedung sebelah, kantor ini tutup sejak Juli 2024. TEMPO/Jihan Ristiyanti.
Dugaan Eksploitasi Karyawan di Brandoville Studios, Polres Metro Jakpus Sebut Ada 2 Laporan

Mantan karyawan Brandoville Studios melaporkan Cherry Lai, eks bosnya, ke kepolisian atas dugaan kekerasan dan penganiayaan.


Polisi: Kekerasan di Brandoville Studios Diduga Terjadi sejak 2022

23 jam lalu

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Muhammad Firdaus saat menyampaikan lanjutan penyelidikan kasus kekerasan di lingkungan Brandoville Studios di Polres Metro Jakarta Pusat, Selasa, 17 September 2024. TEMPO/Dinda Shabrina
Polisi: Kekerasan di Brandoville Studios Diduga Terjadi sejak 2022

Kepolisian akan berkoordinasi dengan imigrasi untuk memburu bos PT Brandoville Studios Cherry Lai yang diduga melakukan kekerasan ke karyawan.


Kuasa Hukum Korban Perundungan Binus School Simprug Keberatan Kasus Ini Disebut Perkelahian

23 jam lalu

Sunan Kalijaga dari Himpunan Advokat Muda Indonesia menyatakan mengundurkan diri sebagai tim kuasa hukum Zaskia Gotik di Polda Metro Jaya, 21 Maret 2016. TEMPO/Destrianita Kusumastuti
Kuasa Hukum Korban Perundungan Binus School Simprug Keberatan Kasus Ini Disebut Perkelahian

Sunan Kalijaga, sangat menyayangkan bahwa dari pihak Binus School Simprug maupun pengacara terduga pelaku yang menyebut sebagai perkelahian.