TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Jakarta, Achmad Lukman, membagi 10 tips terkait kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa bumi megathrust. Pihaknya terus mengingatkan warga Jakarta mengenai tips atau sikap kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa megathrust.
"Dengan memahami potensi risiko dan mempersiapkan diri dengan baik kita dapat mengurangi risiko dari gempa bumi dan meningkatkan keselamatan masyarakat di Jakarta dan sekitarnya," kata Lukman, Selasa, 10 September 2024.
Pertama, masyarakat diharapkan tidak panik dan tetap tenang terhadap informasi yang sifatnya prediksi terhadap kemungkinan potensi gempa megathrust yang beredar di berbagai media. Masyarakat juga diminta tetap menjalankan aktivitas dan kegiatan sehari-hari dengan baik namun dengan waspada dan siaga.
Kedua, masyarakat diingatkan untuk dapat memahami risiko gempa meski Jakarta diprediksi tidak berada di zona pusat atau episentrum gempa megathrust yang paling aktif. "Namun tetap merupakan wilayah berdampak yang juga memiliki risiko gempa dari aktivitas tektonik di sekitar wilayah Banten, Jawa Barat, dan sekitarnya," ujar Lukman.
Masyarakat harus tetap mengenali sejarah gempa di Jakarta dan sekitarnya untuk memahami potensi risiko dengan merujuk pada pengumuman, imbauan, dan hasil kajian dari lembaga yang berwenang.
Ketiga, pastikan bangunan tempat tinggal atau tempat kerja memiliki standar konstruksi yang memadai dan sesuai dengan peraturan bangunan tahan gempa. Masyarakat perlu mengetahui apakah bangunan tersebut ada perbaikan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan ketahanan bangunan terhadap gempa.
Keempat, Rencanakan dan latihan evakuasi lingkungan. Masyarakat perlu menentukan rute evakuasi di lingkungan masing-masing, mulai dari rumah atau tempat kerja ke lokasi aman yang disepakati bersama. Pastikan rute tersebut tidak terhalang oleh bangunan tinggi atau objek lain, termasuk penyempitan akses yang dapat menimbulkan bahaya saat gempa menjadi berlipat ganda. Lalu, lakukan latihan evakuasi secara berkala bersama keluarga atau rekan kerja di lingkungan masing-masing.
Kelima, persiapkan tas siaga yang berisi air, makanan, obat-obatan, lampu senter, baterai cadangan, radio, dokumen penting, dan berbagai perlengkapan dasar lain. Simpan tas siaga ini di tempat dengan prinsip 3M, yakni mudah diakses, mudah diketahui semua anggota keluarga letaknya, dan mudah dijangkau saat melakukan evakuasi diri dan keluarga.
Keenam, amankan barang-barang berbahaya seperti kaca, elektronik, perabotan berat, dan barang yang dapat jatuh dan menimbulkan bahaya saat gempa. Pasang pelindung atau pengaman untuk perabotan besar dan rak.
Ketujuh, perhatikan dan dapatkan informasi dan peringatan gempa dari sistem peringatan dini atau aplikasi terkait. Terus ikuti dan pantau informasi dan instruksi dari pihak berwenang melalui radio, televisi, atau media sosial.
Kedelapan, ikuti pelatihan atau seminar tentang kesiapsiagaan gempa yang sering diadakan oleh pemerintah atau lembaga penanggulangan bencana terkait. Lalu, edukasikan keluarga dan tetangga tentang langkah-langkah yang harus diambil saat gempa bumi terjadi.
Kesembilan, saat menghadapi gempa, hindari kepanikan dan berusaha tetap tenang, berlindung di bawah meja untuk menghindari benda-benda yang mungkin jatuh dan reruntuhan di dalam gedung. Kemudian, segera keluar dari bangunan dengan tetap lindungi bagian kepala, jangan gunakan lift dan eskalator atau sejenisnya, hindari berdiri di dekat tiang, pohon, sumber listrik, serta gedung yang mungkin roboh dan segera menuju area terbuka aman dan dataran tinggi.
Kesepuluh, pascagempa, periksa kondisi sekitar dan pastikan tidak ada kerusakan struktural yang dapat membahayakan. Jika ada kerusakan atau bencana tambahan, ikuti instruksi pihak berwenang dan hindari masuk ke area yang tidak aman.
Pilihan Editor: 3 Cara Menghadapi Ancaman Gempa Megathrust, Siapkan Tas Siaga Bencana