Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Guru Besar FKUI Ungkap Manfaat Ajarkan Anak Lebih dari 1 Bahasa

Reporter

image-gnews
Ilustrasi anak belajar bersama ibu. shutterstock.com
Ilustrasi anak belajar bersama ibu. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Anak-anak bisa diajari menggunakan bahasa lain di samping bahasa ibu agar lebih peka dalam memilih penggunaan kata saat menyampaikan penjelasan. Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. DR. Dr. Rini Sekartini Sp.A(K), menjelaskan beberapa manfaat mengajarkan lebih dari satu bahasa kepada anak. 

"Kadang-kadang anak lebih peka, misalnya ada beberapa kata bahasa Indonesia jadi panjang lebih dari tiga kata, tapi kalau bahasa Inggris hanya satu kata saja sudah bisa menjelaskan keseluruhannya," katanya dalam acara diskusi daring tentang plus minus mengajarkan bilingual pada anak, Selasa, 20 Agustus 2024.

Ketua Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia ini mengatakan anak yang menguasai lebih dari satu bahasa juga biasanya lebih fleksibel dan kreatif serta memiliki kemampuan analisis yang lebih baik.

"Kalau banyak mengetahui bahasa mungkin menjadi lebih banyak teman. Nantinya dalam berkomunikasi lebih baik, dapat pekerjaan yang lebih bagus, dan bisa bekerja di berbagai tempat, dan mungkin bisa lebih mengembangkan kemampuan kognitif maupun kemampuan sosialnya," jelasnya.

Sisi negatif
Rini menjelaskan ada yang disebut bilingual dini karena orang tua langsung mengajarkan dua bahasa sejak lahir dan bilingual sekuensial jika anak menggunakan bahasa asing dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Orang tua yang hendak mengajarkan dua bahasa atau lebih kepada anak sebaiknya memahami dan menguasai bahasa-bahasa yang akan diajarkan kepada anak agar bisa melakukan komunikasi dua arah menggunakan bahasa-bahasa yang diajarkan.

Menurutnya, orang tua bisa menerapkan metode satu orang satu bahasa untuk mengajarkan lebih dari satu bahasa kepada anak sejak dini. Dalam hal ini, masing-masing orang tua sesuai dengan penguasaan bahasanya menggunakan bahasa yang berbeda saat berkomunikasi dengan anak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain bermanfaat, mengajarkan lebih dari satu bahasa sekaligus kepada anak dapat menimbulkan kebingungan yang membuat anak mencampur penggunaan dua bahasa dalam satu kalimat saat berkomunikasi.

"Anak-anak kadang-kadang lupa menjawab harus dalam bahasa Inggris yang dia ingat atau dalam bahasa Indonesia. Jadi, dia mencampur antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris," ujarnya.

Di samping itu, anak-anak monolingual dinilai lebih mudah mendeskripsikan objek, menyampaikan penjelasan, dan menghentikan pembicaraan.

Pilihan Editor: Pentingnya Lagu Anak Berbahasa Indonesia untuk Tumbuh Kembang Si Kecil

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KBBI Bakal Dapat Label Oxford, Jumlah Entri Bertambah Jadi 200 Ribu

1 hari lalu

Ilustrasi kamus Bahasa Indonesia. Shutterstock
KBBI Bakal Dapat Label Oxford, Jumlah Entri Bertambah Jadi 200 Ribu

Kerja sama dengan Oxford untuk pengembangan KBBI. Pengakuan internasional atas Bahasa Indonesia setelah sebelumnya oleh UNESCO.


Cara Menstimulasi Anak yang Belajar Bicara Menurut Dokter

3 hari lalu

Ilustrasi balita. Shutterstock
Cara Menstimulasi Anak yang Belajar Bicara Menurut Dokter

Dokte membagi tips buat anak yang sedang belajar bicara, seperti lewat kontak mata, penggunaan bahasa baku, serta menyanyi.


Putin Sebut Keluarganya Fasih Berbahasa Mandarin, Tapi Tak Lupakan Bahasa Inggris

11 hari lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dengan murid-murid selama pelajaran
Putin Sebut Keluarganya Fasih Berbahasa Mandarin, Tapi Tak Lupakan Bahasa Inggris

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Senin bahwa anggota muda keluarganya fasih berbahasa Mandarin.


Mirip Nama pada Manusia, Monyet Marmoset Punya Panggilan Berbeda untuk Setiap Anggota Keluarganya

14 hari lalu

Dua ekor Common Marmoset White Ears (Callithrix jacchus) menjadi penghuni baru Taman Safari  Indonesia (TSI) II Prigen, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu  (21/1). ANTARA/Musyawir
Mirip Nama pada Manusia, Monyet Marmoset Punya Panggilan Berbeda untuk Setiap Anggota Keluarganya

Temuan itu menjadikan monyet marmoset primata non-manusia yang pertama diketahui memiliki panggilan unik kepada sesamanya.


Cina Ingin Hubungan dengan Indonesia Tumbuh Signifikan

22 hari lalu

Presiden RI Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Cina Xi Jinping di Great Hall of the People, Beijing, pada Selasa, 17 Oktober 2023. Sumber: Biro Pers Istana
Cina Ingin Hubungan dengan Indonesia Tumbuh Signifikan

Tahun 2025 menandai peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia dan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Cina-Indonesia.


IDAI Sebut Ajarkan Anak Bahasa Butuh Interaksi, Tak Cuma lewat Gawai

24 hari lalu

Ilustrasi anak belajar/Zenius
IDAI Sebut Ajarkan Anak Bahasa Butuh Interaksi, Tak Cuma lewat Gawai

Mengajarkan bahasa kepada anak sebaiknya dilakukan melalui interaksi langsung dengan orang tua dan penutur lain, bukan lewat gawai.


Pakar: Jangan Paksakan Anak Jika Sulit Belajar 2 Bahasa

25 hari lalu

Ilustrasi anak-anak belajar bahasa Inggris di dalam bus BigBird dalam program EF Mobile. (ANTARA/HO)
Pakar: Jangan Paksakan Anak Jika Sulit Belajar 2 Bahasa

Pakar mengatakan mengajarkan lebih dari satu bahasa berdasar kemampuan umumnya tidak menimbulkan masalah pada anak dengan tingkat kecerdasan normal.


4 Fakta Tentang EYD yang Perlu Diketahui

28 hari lalu

Ejaan Serapan Enam Bahasa Arab
4 Fakta Tentang EYD yang Perlu Diketahui

Terdapat beberapa fakta mengenai EYD yang telah berumur 52 tahun sejak ditetapkan pada tanggal 16 Agustus 1972 ini.


Studi Terkini: Kemampuan Kognitif Eks Pasien Covid-19 Gejala Berat Turun 10 Poin IQ

31 hari lalu

Relawan COVID-19 mengemas baju di Rumah Sakit Darurat COVID (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat 31 Maret 2023. RSDC Wisma Atlet Kemayoran resmi ditutup pada Jumat (31/3/2023), setelah pertama kali merawat pasien Covid-19 pada 23 Maret 2020. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Studi Terkini: Kemampuan Kognitif Eks Pasien Covid-19 Gejala Berat Turun 10 Poin IQ

Kemampuan itu tetap lebih rendah daripada yang diharapkan bahkan setelah bertahun-tahun berlalu sejak infeksi akut Covid-19 tersebut.


Veddriq Leonardo Raih Emas Olimpiade Paris, Ini Pentingnya Kecerdasan Kognitif bagi Atlet Panjat Tebing

36 hari lalu

Atlet panjat tebing Veddriq Leonardo melakukan selebrasi setelah berhasil meraih medali emas usai final Le Bourget Sport Climbing Venue, Le Bourget, 8 Agustus 2024. REUTERS/Benoit Tessier
Veddriq Leonardo Raih Emas Olimpiade Paris, Ini Pentingnya Kecerdasan Kognitif bagi Atlet Panjat Tebing

Literatur ilmiah mendalilkan, kecerdasan kognitif menjadi penentu dalam memecahkan masalah dan mengingat pola rintangan dalam olahraga panjat tebing.