TEMPO.CO, Jakarta - Seiring bertambahnya usia, perubahan hormonal tak bisa dihindari. Pada wanita, dikenal menopause. Pada pria, ada yang namanya Andropause yang juga disebut "menopause laki-laki". Meskipun tidak semua pria mengalami andropause, bagi mereka yang mengalaminya, kondisi ini dapat membawa perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan.
Dilansir dari Medical News Today, andropause adalah kondisi yang terjadi akibat penurunan kadar hormon testosteron, hormon utama yang berperan dalam pengembangan dan fungsi sistem reproduksi pria. Pada usia muda, testosteron mendorong pertumbuhan otot, pengembangan sifat seksual sekunder, dan berperan dalam menjaga kesehatan mental dan fisik.
Namun, seiring bertambahnya usia, khususnya setelah mencapai usia 30 tahun, kadar testosteron cenderung menurun sekitar 1 persen setiap tahun. Hal ini menjadi pemicu munculnya berbagai gejala dan perubahan yang dialami pria di usia 40-an dan 50-an.
Di balik istilah andropause, terdapat perubahan yang lebih dalam dari sekadar penurunan hormon. Ini adalah fase transisi di mana pria harus menghadapi kenyataan bahwa tubuh mereka tidak lagi berfungsi seperti dulu. Dan, walaupun andropause sering dibandingkan dengan menopause pada wanita, ada beberapa perbedaan signifikan. Salah satunya adalah bahwa tidak semua pria akan mengalami andropause dengan cara yang sama, dan penurunan kadar testosteron tidak mengakibatkan penghentian total fungsi reproduksi.
Dilansir dari Healthline, pria yang mengalami andropause berpotensi mengalami berbagai gejala yang beragam, baik fisik, seksual, maupun psikologis, seperti:
- Penurunan Gairah Seksual: Banyak pria melaporkan kesulitan dalam mencapai atau mempertahankan ereksi, serta penurunan minat terhadap aktivitas seksual. Hal ini dapat berdampak pada hubungan interpersonal dan kepercayaan diri.
- Perubahan Fisik: Penambahan lemak tubuh, terutama di area perut, dan penurunan massa otot adalah hal yang umum terjadi. Ini bisa membuat pria merasa kurang bugar dan tidak puas dengan penampilan fisik mereka.
- Perubahan Mood: Gejala emosional seperti kecemasan, depresi, atau perubahan mood yang tiba-tiba juga dapat muncul. Perasaan gelisah dan mudah tersinggung sering kali menjadi bagian dari keseharian mereka.
- Kesulitan Tidur: Insomnia atau gangguan tidur lainnya juga sering terjadi, yang pada gilirannya memengaruhi kesehatan mental dan fisik secara keseluruhan.
- Penurunan Fungsi Kognitif: Beberapa pria mungkin mengalami kesulitan berkonsentrasi dan menurunnya kemampuan berpikir, yang bisa memengaruhi produktivitas di tempat kerja.
- Masalah Kesehatan Lainnya: Risiko terkena kondisi seperti osteoporosis, infertilitas, dan bahkan pengembangan payudara (gynecomastia) dapat meningkat.
Setiap pria dapat mengalami gejala ini dengan intensitas yang berbeda, dan tidak semua pria akan merasakannya. Namun, ketika gejala mulai muncul, penting untuk tidak mengabaikannya.
Penyebab utama andropause adalah penurunan kadar testosteron yang disebabkan oleh berbagai faktor. Penuaan adalah penyebab yang paling jelas, tetapi ada juga faktor lain yang dapat mempercepat proses ini, seperti:
- Gaya Hidup Tidak Sehat: Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebihan, pola makan yang buruk, dan kurangnya aktivitas fisik dapat memperburuk penurunan hormon.
- Penyakit Kronis: Penyakit seperti diabetes, obesitas, dan hipertensi dapat menjadi faktor pemicu.
- Stres dan Kesehatan Mental: Stres yang berkepanjangan dan depresi dapat memengaruhi keseimbangan hormonal.
- Obat-obatan Tertentu: Beberapa obat, termasuk steroid, dapat mengganggu produksi testosteron.
Mengetahui penyebab andropause dapat membantu pria memahami kondisi yang mereka hadapi dan mengambil langkah untuk mengelolanya.
Bagi pria yang mengalami gejala andropause, langkah pertama adalah berkonsultasi dengan dokter. Diagnosis dapat dilakukan melalui tes darah untuk mengukur kadar testosteron. Jika gejala tidak terlalu mengganggu, perubahan gaya hidup sering kali dapat memberikan hasil yang signifikan. Perubahan Gaya Hidup adalah salah satu cara paling efektif untuk mengatasi andropause.
Dalam beberapa kasus, terapi hormon dapat dipertimbangkan, meskipun ini adalah langkah yang kontroversial. Terapi penggantian testosteron dapat membantu mengurangi gejala, tetapi juga membawa risiko tertentu, terutama bagi pria yang memiliki riwayat kanker prostat.
MYESHA FATINA RACHMAN | MEDICAL NEWS TODAY | HEALTHLINE
Pilihan Editor: Terapi Suntikan Testosteron