Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tips Sehat Bermedia Sosial agar Tidak FOMO dan Bermasalah dengan Mental

Reporter

image-gnews
Ilustrasi video viral atau media sosial. Shutterstock
Ilustrasi video viral atau media sosial. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seperti senjata, media sosial bisa mendatangkan kebaikan atau keburukan. Karena itu, penting bagi pengguna untuk mengedepankan unggahan positif untuk membangun hubungan yang lebih sehat di ruang digital.

Salah satu dampak negatif media sosial adalah fear of missing out (FOMO) akibat penggunaan gawai tanpa kenal waktu untuk kepentingan berselancar di media sosial yang menampilkan fitur-fitur yang mendukung untuk update video dan foto pada unggahan pengguna. Dampak terhadap kesehatan mental akibat pemakaian gawai berlebihan adalah perasaan cemas, kecewa yang berujung membanding-bandingkan kehidupan dengan orang lain yang terlihat lebih menyenangkan atau bahagia.

Remaja sering terpapar informasi yang luar biasa besar setiap hari. Memproses informasi yang terus-menerus dapat menyebabkan kelelahan mental dan kesulitan mengatur prioritas. Psikolog klinis Kasandra Putranto pun mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan mental.

Tips sehat berinternet
Pentingnya mengelola stres dengan mempelajari cara membangun hubungan lebih sehat dengan ruang digital menjadi solusi bijak yang disarankan perusahaan keamanan siber dan privasi digital global Kaspersky. 

Perusahaan digital tersebut membagi kiat sederhana untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres dengan mendorong pengguna atau warganet menerapkan pengaturan privasi akun daring secara tepat yang penting dalam menjaga informasi pribadi dan menjaga keamanan digital. Caranya dengan menyesuaikan siapa yang dapat melihat profil dan unggahan, pengguna dapat secara signifikan mengurangi risiko interaksi yang tidak diinginkan dengan orang asing yang mungkin memiliki niat buruk. 

Warganet didorong untuk membatasi koneksi hanya kepada orang-orang yang dikenal secara pribadi dan akan mengurangi kemungkinan menerima konten berbahaya atau berhadapan dengan penipu. Upaya tersebut untuk menghadapi konten tidak pantas seperti adegan kekerasan atau kekejaman yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan. Dengan mengendalikan lingkungan digital melalui penerimaan permintaan pertemanan secara bijaksana, pengguna berkontribusi pada pengalaman daring yang lebih positif dan aman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, penggunaan jejaring sosial untuk mengelompokkan teman menjadikan berbagi lebih personal. Dengan mengategorikan teman, pengguna dapat berbagi lebih banyak konten pribadi dengan kelompok dekat sehingga memperoleh manfaat berbagi di media sosial dengan risiko lebih kecil.

Pengguna juga didorong untuk melaporkan aktivitas mencurigakan dan penindasan di dunia maya ke platform media sosial, bagian dari upaya untuk menjaga lingkungan daring yang aman dan positif. Saat melaporkan konten yang merusak atau penindasan di dunia maya, pengguna tidak hanya melindungi diri sendiri tetapi juga berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat luas. 

Laporan semacam itu memungkinkan perusahaan media sosial untuk mengambil tindakan yang tepat, seperti menghapus konten berbahaya, melarang akun berbahaya, atau menerapkan fitur keamanan baru sehingga menciptakan ruang daring yang lebih aman bagi semua orang.

"Di dunia media sosial, menggabungkan teknologi dengan memilah informasi adalah cara terbaik untuk menjaga kesehatan mental. Solusi yang meningkatkan privasi dan keamanan pengguna serta pendekatan kesadaran akan keterlibatan digital dapat mengubah pengalaman online dari sumber stres menjadi interaksi positif," kata Anna Larkina, pakar analisis konten web di Kaspersky.

Pilihan Editor: Psikolog Ungkap Alasan Orang Suka Mengecek Profil Diri di Media Sosial

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


FOMO Akibat Pengaruh Media Sosial, Perilaku Tak Masuk Akal yang Mengancam Kesehatan Mental

2 jam lalu

Boneka Labubu yang pernah diendorse Lisa BLACKPINK. Foto: Instagram.
FOMO Akibat Pengaruh Media Sosial, Perilaku Tak Masuk Akal yang Mengancam Kesehatan Mental

FOMO merupakan ketakutan tertinggal momen di ranah daring, termasuk tak dapat memanfaatkan kesempatan dalam pergaulan dan aktivitas di media sosial.


Psikolog Ungkap Alasan Orang Suka Mengecek Profil Diri di Media Sosial

18 jam lalu

Ilustrasi wanita stalking media sosial. Freepik.com/Kamran Aydinov
Psikolog Ungkap Alasan Orang Suka Mengecek Profil Diri di Media Sosial

Mengecek profil sendiri di media sosial alasannya sederhana, karena kita ingin belajar lebih banyak soal diri sebagai individu.


Fenomena Doom Spending, Psikolog: Belanja Impulsif karena Stres Akibat Beban Ekonomi

1 hari lalu

Ilustrasi belanja. Shutterstock
Fenomena Doom Spending, Psikolog: Belanja Impulsif karena Stres Akibat Beban Ekonomi

Psikolog Samanta Elsener menjelaskan bahwa fenomena doom spending yang sedang jamak dibicarakan akhir-akhir ini merupakan bagian dari kebiasaan belanja impulsif atau impulsive buying.


Cuitan Ridwan Kamil Diskreditkan Orang Jakarta Beberapa Tahun Lalu, Ingatlkan Cara Bijak Bermedia Sosial

1 hari lalu

Ridwan Kamil di GIIAS 2023. (Foto: TEMPO/ Erwan Hartawan)
Cuitan Ridwan Kamil Diskreditkan Orang Jakarta Beberapa Tahun Lalu, Ingatlkan Cara Bijak Bermedia Sosial

Cuitan Calon Gubernur Jakarta, Ridwan Kamil, di media sosial Twitter-kini X- bertahun lalu dinilai mendiskreditkan orang Jakarta masih jadi polemik.


Akui Tak Bisa Hamil karena Masalah Kesehatan, Selena Gomez: Itu Tidak Memalukan

1 hari lalu

Selena Gomez berpose di karpet merah menjelang pemutaran perdana
Akui Tak Bisa Hamil karena Masalah Kesehatan, Selena Gomez: Itu Tidak Memalukan

Selena Gomez memberikan dukungan dan motivasi kepada sesama perempuan yang juga sedang berjuang dengan kesehatan mental.


Benarkah Stres Bisa Bikin Gemuk?

1 hari lalu

Ilustrasi perempuan makan Burger (junk food). TEMPO/Subekti
Benarkah Stres Bisa Bikin Gemuk?

Stres bisa menyebabkan berkurangnya oksidasi lemak, proses pembakaran lemak menjadi tenaga. Artinya, Anda tak usah makan banyak untuk menjadi gemuk.


Sinyal Anda Berurusan dengan Toxic People dan Berbahaya buat Kesehatan Mental

1 hari lalu

Ilustrasi bergosip. shutterstock.com
Sinyal Anda Berurusan dengan Toxic People dan Berbahaya buat Kesehatan Mental

Perilaku toxic people yang suka meremehkan orang lain dan terlalu dramatis dapat berbahaya bagi kesehatan mental dan fisik, kenali tandanya.


Cara Mempertahankan Gula Darah Normal

2 hari lalu

Ilustrasi tes gula darah penderita diabetes (pixabay.com)
Cara Mempertahankan Gula Darah Normal

Gula darah yang normal bisa mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan. Berikut adalah pentingnya menjaga gula darah agar tetap dalam batas normal.


Benarkah Stres Bisa Tingkatkan Gula Darah?

2 hari lalu

ilustrasi stres (pixabay.com)
Benarkah Stres Bisa Tingkatkan Gula Darah?

Stres ternyata berpengaruh kepada tingkat gula darah dan kesehatan mental.


Tidak Sakit tapi Sering Lesu, Penyebabnya dari Stres sampai Kegemukan

3 hari lalu

Ilustrasi wanita lesu. shutterstock.com
Tidak Sakit tapi Sering Lesu, Penyebabnya dari Stres sampai Kegemukan

Banyak hal yang bisa menguras energi meski seringnya kombinasi faktor tertentu yang membuat kita merasa lesu, termasuk stres dan kegemukan.