TEMPO.CO, Jakarta - Seperti senjata, media sosial bisa mendatangkan kebaikan atau keburukan. Karena itu, penting bagi pengguna untuk mengedepankan unggahan positif untuk membangun hubungan yang lebih sehat di ruang digital.
Salah satu dampak negatif media sosial adalah fear of missing out (FOMO) akibat penggunaan gawai tanpa kenal waktu untuk kepentingan berselancar di media sosial yang menampilkan fitur-fitur yang mendukung untuk update video dan foto pada unggahan pengguna. Dampak terhadap kesehatan mental akibat pemakaian gawai berlebihan adalah perasaan cemas, kecewa yang berujung membanding-bandingkan kehidupan dengan orang lain yang terlihat lebih menyenangkan atau bahagia.
Remaja sering terpapar informasi yang luar biasa besar setiap hari. Memproses informasi yang terus-menerus dapat menyebabkan kelelahan mental dan kesulitan mengatur prioritas. Psikolog klinis Kasandra Putranto pun mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan mental.
Tips sehat berinternet
Pentingnya mengelola stres dengan mempelajari cara membangun hubungan lebih sehat dengan ruang digital menjadi solusi bijak yang disarankan perusahaan keamanan siber dan privasi digital global Kaspersky.
Perusahaan digital tersebut membagi kiat sederhana untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres dengan mendorong pengguna atau warganet menerapkan pengaturan privasi akun daring secara tepat yang penting dalam menjaga informasi pribadi dan menjaga keamanan digital. Caranya dengan menyesuaikan siapa yang dapat melihat profil dan unggahan, pengguna dapat secara signifikan mengurangi risiko interaksi yang tidak diinginkan dengan orang asing yang mungkin memiliki niat buruk.
Warganet didorong untuk membatasi koneksi hanya kepada orang-orang yang dikenal secara pribadi dan akan mengurangi kemungkinan menerima konten berbahaya atau berhadapan dengan penipu. Upaya tersebut untuk menghadapi konten tidak pantas seperti adegan kekerasan atau kekejaman yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan. Dengan mengendalikan lingkungan digital melalui penerimaan permintaan pertemanan secara bijaksana, pengguna berkontribusi pada pengalaman daring yang lebih positif dan aman.
Selain itu, penggunaan jejaring sosial untuk mengelompokkan teman menjadikan berbagi lebih personal. Dengan mengategorikan teman, pengguna dapat berbagi lebih banyak konten pribadi dengan kelompok dekat sehingga memperoleh manfaat berbagi di media sosial dengan risiko lebih kecil.
Pengguna juga didorong untuk melaporkan aktivitas mencurigakan dan penindasan di dunia maya ke platform media sosial, bagian dari upaya untuk menjaga lingkungan daring yang aman dan positif. Saat melaporkan konten yang merusak atau penindasan di dunia maya, pengguna tidak hanya melindungi diri sendiri tetapi juga berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat luas.
Laporan semacam itu memungkinkan perusahaan media sosial untuk mengambil tindakan yang tepat, seperti menghapus konten berbahaya, melarang akun berbahaya, atau menerapkan fitur keamanan baru sehingga menciptakan ruang daring yang lebih aman bagi semua orang.
"Di dunia media sosial, menggabungkan teknologi dengan memilah informasi adalah cara terbaik untuk menjaga kesehatan mental. Solusi yang meningkatkan privasi dan keamanan pengguna serta pendekatan kesadaran akan keterlibatan digital dapat mengubah pengalaman online dari sumber stres menjadi interaksi positif," kata Anna Larkina, pakar analisis konten web di Kaspersky.
Pilihan Editor: Psikolog Ungkap Alasan Orang Suka Mengecek Profil Diri di Media Sosial