TEMPO Interaktif, Jakarta - Ekonomi global yang masih seret menyisakan cerita suram kondisi sektor riil di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Salah satunya terjadi dalam industri elektronik. "Namun, sebagai pengusaha, saya tetap harus semangat dan optimistis. Semoga industri elektronik Indonesia bisa bertahan dan (berkembang) lebih pesat lagi," demikian harapan penuh keyakinan dari Yeane Keet saat ditemui pada suatu sore yang indah di kafe di kawasan Sudirman, Jakarta, pekan lalu.
Yeane--nama sapaannya--adalah tokoh penting yang mengurusi pemasaran dan perkembangan di PT Denpoo Mandiri Indonesia. Selama ini PT Denpoo Mandiri Indonesia merupakan produsen peralatan elektronik lokal yang memproduksi ratusan jenis mesin, dari mesin cuci, penyejuk ruangan, freezer, microwave, hingga gas cooker.
Di jajaran industri elektronik nasional--karena nama, semangat, dan keberaniannya--ia sering dijuluki sebagai Srikandi atau tokoh wanita penting di bidang ini. "Ah, itu terlalu berlebihan. Saya hanya menjalankan tugas sebaik-baiknya," ujar Yeane merendah.
Kemudian ibu dua anak itu menerangkan bahwa kinerja ekspor dipastikan menurun dan daya beli masyarakat untuk mengkonsumsi produk lokal agak melemah. Dia mengutip data Electronic Marketer Club pada semester kedua 2008, bahwa daya beli masyarakat menurun seiring dengan anjloknya harga komoditas. Akibatnya, pertumbuhan penjualan elektronik ikut lesu.
Lalu Yeane memberikan contoh: per September 2008, penjualan lemari es anjlok 16 persen menjadi 239 ribu unit, mesin cuci turun 11 persen menjadi 104 ribu unit, dan audio, dari 50 ribu unit pada Agustus menjadi 35 ribu unit pada September 2008.
"Memang kinerja ekspor produk elektronik dipastikan bakal menurun. Gabungan Elektronika Indonesia (Gabel) memprediksi, kinerja ekspor elektronik tahun depan bakal menurun 5-10 persen. Padahal proyeksi Gabel pada 2010 ekspor elektronik akan meningkat 100 persen, dari sekitar US$ 7,6 miliar menjadi US$ 15 miliar," tuturnya panjang lebar. "Kemudian produk elektronik yang diproduksi di dalam negeri mampu menguasai 75 persen pasar domestik dan menyerap investasi dalam lima tahun ini mencapai US$ 2 miliar dengan penyerapan tenaga kerja sekitar 170 ribu orang."
Kepiawaian Yeane dalam menerangkan detail secara gamblang tentang industri elektronik bukan tanpa sebab. Sebagai penerus bisnis elektronik Denpoo Mandiri Indonesia, ia dikenal memiliki kemampuan menularkan semangat untuk mengembangkan dan memajukan kepak sayap bisnis yang dirintis ayahnya, Lim Tjen Hong. Sulung dari tiga bersaudara ini memang diberi kepercayaan dan diwarisi melanjutkan bisnis keluarga yang berdiri sejak 1994.
"Banyak orang mengira Denpoo merupakan produk elektronik impor dari Korea atau Taiwan. Faktanya, ini produk lokal dan syukur mutunya setara dengan produk elektronik asing lain yang berjaya di Tanah Air," ucapnya bersahaja.
Wanita yang mempelajari psikologi industri di Universitas Southern California, Amerika Serikat, ini mengaku, meski mewarisi perusahaan yang sudah punya nama dari orang tuanya, tak membuat pengelolaannya mulus melenggang. Dia merintis kariernya dari bawah. Pada setiap liburan sekolah, ia belajar nyemplung dari nol dan mengasah pedoman serta arahan sang ayah untuk belajar memahami produk dan bisnis perusahaannya.
"Hingga sekarang saya tak cuma berada di belakang meja. Saya tak segan turun ke lapangan meninjau aktivitas pabrik, termasuk memuluskan berbagai tender," kata Yeane, yang bangga lantaran Denpoo Indonesia termasuk perusahaan yang ditunjuk pemerintah guna menjalankan program konversi gas untuk masyarakat tahun lalu.
Berkat kemampuan Yeane, produknya bisa menembus pasar internasional, seperti Papua Nugini, Australia, Myanmar, Madagaskar, Mauritius, dan Fiji. Selain memiliki tiga pabrik di Indonesia, Denpoo punya tujuh pabrik dan kantor pemasaran di Cina daratan.
Yeane, yang pernah bersekolah dan tinggal lama di Singapura, mengatakan sumber inspirasi utama dalam berbisnis adalah sang ayah yang mengajarkan kerja keras dan hidup sederhana. Karena itu, ia dikenal tak pernah merasa cepat puas pada keberhasilan yang sudah dicapai dan selalu bersemangat melakukan inovasi produk lewat pengembangan divisi riset.
Pencinta olahraga selam dan jalan-jalan ini tak malu memantau kebutuhan pasar dengan cara menanyakan ke berbagai responden, mulai ibu-ibu rumah tangga sampai pembantu rumah tangga. "Saya ingin meningkatkan produk-produk Denpoo menjadi lebih terjangkau harganya, tapi dengan kualitas teknologi Korea dan Jepang," ujarnya bersemangat.
Yeane Keet
Lahir: Jakarta, 10 Agustus 1975
Status: Menikah dan punya dua anak
Bahasa: Indonesia, Inggris, dan Mandarin
Pendidikan:
1993-1996, Bachelor of Industrial University of Southern California, California, Amerika Serikat, Bachelor of Industrial Psychology
1991-1993, Diploma of General Studies El Camino College, California, Amerika Serikat
1986-1990, Sekolah menengah atas di Thomson Secondary School, Singapura
Riwayat pekerjaan:
1995-1996, Assistance General Manager Sinar Mas Group
1997-sekarang, Pemilik Net Cafe
1998-sekarang, Pemilik Zix Fashion Whosale
1998-2000, Direktur Pemasaran Zix Fashion Retail
1999, PT Modern Indolab Indonesia
2000-sekarang, PT Denpoo Mandiri Indonesia
Organisasi:
Anggota Forum Komunikasi Departemen Perdagangan
Anggota Gabungan Elektronik Indonesia
Anggota Aliansi Kompor Gas
Anggota Kamar Dagang Indonesia
HADRIANI P