Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Meningitis yang Bikin Kritis  

image-gnews
REUTERS
REUTERS
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Penyakit ini sering disebut penyakit brengsek. "Sekali kena, fatal," kata Staf Divisi Saraf Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, sekaligus pendiri Klinik Anakku dr. Hardiono Pusponegoro.

Inilah penyakit meningitis dengan penyebab bakteri. Di dunia ilmiah, penyakit ini disebut sebagai penyakit invasif pneumococcus (Invansive Pnemumococcal Disesae). Penyakit ini menyerang selaput otak. Bakteri penyebab paling umum adalah Streptococcus Pneumoniae (Pneumococcus).

Jika sudah kena, separuh kemungkinannya mati. Jika sembuh, meninggalkan cacat, kelumpuhan, tuli, kurang kemampuan belajar, mental terbelakang dan epilepsi. Parahnya lagi, penyakit ini banyak menyerang anak anak usia di bawah 2 tahun.

Menurut catatan Badan Kesehatan Dunia, pneumonia sudah membunuh bayi lebih dari dua juta per tahun. Salah satunya meningitis. Pada 24 April kemarin, diperingati sebagai Hari Meningitis Dunia.

Secara garis besar, meningitis disebabkan oleh tiga penyebab; virus, jamur dan bakteri. Pnemococcus disebabkan oleh bakteri. Meningitis yang disebabkan virus, umumnya tidak berbahaya dan bisa pulih. Namun, meningitis yang disebabkan oleh bakteri dapat mengakibatkan kematian hingga 50 persen pada penderita.

Dokter spesialis anak sekaligus Sekretaris Satuan Tugas Imunisasi Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Soedjatmiko mengatakan, anak berisiko tinggi terkena meningitis. Bakteri ini rentan bagi anak usia di bawah dua tahun, lahir kurang bulan, air susu ibu (ASI) sebentar, sering terpapar asap rokok, banyak kontak dengan orang lain.

“Biasanya di lingkungan padat,”kata dia. Selain itu, bayi yang sering infeksi saluran pernapasan dan sistem kekebalan tubuh yang rendah juga rentan terserang bakteri ini.

Bakteri ini berasal tenggorokan orang sehat. Menular melalui ludah, atau saat batuk. Tersalur ke bayi dan bersarang. "Yang menjadi sarang adalah bayi," kata dia.

Setelah bersarang di tenggorokan dan pernafasan bayi, bakteri berkembang dan masuk ke dalam darah. Menyebar ke tubuh, dan menyerang selaput otak. Kemungkinan yang terjadi adalah, radang paru, bakteri dalam darah dan meningitis.

Secara umum, gejala meningitis bisa diketahui dengan demam, hipotermia, susah minum, muntah, diare, kejang, sesak nafas, penurunan kesadaran atau ubun ubun menonjol. Tak ada cara lain, selain melarikan penderita ke rumah sakit untuk dirawat.

Namun, penyakit ini bisa dicegah. Antara lain dengan pemberian ASI, perilaku hidup sehat, menutup mulut jika bersin/batuk, cuci tangan dan imunisasi. Pencegahan terbaik dengan imunisasi, khususnya vaksin IPD generasi kedua, yakni Vaksin Pneumokokus Konjugasi (PCV 7).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Vaksin ini sudah direkomendasikan oleh IDAI. “Vaksin ini efektif dan aman,” kata Hardiono. Menurutnya, vaksin ini bisa menekan penyakit meningitis hingga 94 persen.

Angka vaksin ini di Indonesia masih sangat rendah. Dari 4,6 juta bayi yang lahir hanya 0,6 persen mendapatkan perlindungan terhadap bakteri pneumococcus.

Kendalanya, harga vaksin ini terbilang mahal. “Sekitar Rp 800 ribu,” kata Soedjatmiko.
Menurut Hardiono, jalan yang bisa ditempuh adalah menggalakkan imuniasi vaksin ini kepada anak anak di Indonesia. “Turunkan harga vaksin,” kata dia.

Jika pemerintah kesulitan, dia menyarankan meminta bantuan. “Mungkin dengan bantuan GAVI,” lanjutnya. GAVI adalah Global Alliance for Vaccines and Immunisation, lembaga internasional yang membantu negara negara berkembang dalam mengadakan vaksnasi dan imunisasi.

Berbeda dengan Menginitis Haji

Beberapa waktu lalu, jamaah haji ramai oleh fatwa haram vaksin menginitis. Pasalnya, vaksin itu ditengarai mengandung enzim babi. Bagaimana dengan vaksin PCV 7 ?

Menurut Sekretaris Satuan Tugas Imunisasi Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Soedjatmiko vaksin IPD halal. “Penyebabnya berbeda,” kata dia.
Menginitis haji disebabkan oleh bakteri Nigeria Menginitidis. “Sedangkan menginitis ini disebabkan oleh pneumococcus,” kata dia.

Menginitis haji, kata Soedjatmiko, berkembang di Afrika dan Sahara. “Bakteri itu menyerang semua usia, anak dan orang dewasa,” kata dia. Bakteri menginitis haji itu dikhawatirkan terpapar saat orang bertemu dan berkumpul di Mekah saat naik haji.
“Saat ini, menginitis haji tak ada di Indonesia,” kata dia

NUR ROCHMI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tak Hanya Sayuran Hijau dan Kacang-kacangan, Ini 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Penyakit Ginjal

14 hari lalu

Puluhan warga yang sebagian besar ibu-ibu lanjut usia antri mendapatkan sayuran gratis di kampung Mojo yang  dikoordinir oleh bapak ibu warga di RT 03 RW VI kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta, Jawa Tengah, Jumat 24 September 2021. Sayuran yang dibagikan ke warga berupa Sayur Sop, sayur asem, sawi putih dan hijau, kenikir, Bayam, kangkung, terong, jepan, timun, tomat, tahu, tempe, telor, karak dan krupuk, nasi pecel dan oseng, lobak, daun selada, ceme, serta bumbu dapur. TEMPO/Bram Selo
Tak Hanya Sayuran Hijau dan Kacang-kacangan, Ini 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Penyakit Ginjal

Saat mengalami penyakit ginjal, sebaiknya hindari makanan berikut ini


Deretan Risiko dan Masalah Kesehatan Jika Hidup dengan Hanya 1 Ginjal

24 Juli 2023

Ilustrasi Menjenguk Orang Sakit. shutterstock.com
Deretan Risiko dan Masalah Kesehatan Jika Hidup dengan Hanya 1 Ginjal

Ginjal adalah organ penting yang jika salah satunya hilang, maka akan membuat tubuh rentan terhadap penyakit.


Kenali 5 Stadium Gejala Penyakit Ginjal Kronis

16 Juli 2023

Ilustrasi penyakit ginjal (Pixabay.com)
Kenali 5 Stadium Gejala Penyakit Ginjal Kronis

Penyakit ginjal kronis adalah penyakit ginjal yang dalam jangka waktu tertentu menjadi tidak dapat disembuhkan dan bersifat progresif.


Inilah Tanda-tanda Penyakit Ginjal

17 Juni 2023

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Inilah Tanda-tanda Penyakit Ginjal

Selain dengan tes, penyakit ginjal bisa diketahui dari tanda-tanda berikut.


Penyebab dan Gejala Penyakit Ginjal Kronis yang Perlu Anda Ketahui

9 April 2023

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Penyebab dan Gejala Penyakit Ginjal Kronis yang Perlu Anda Ketahui

Tekanan darah tinggi atau hipertensi dan diabetes menjadi penyebab paling umum dari penyakit ginjal kronis.


Apakah Penyakit Ginjal Kronis Bisa Diobati?

9 April 2023

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Apakah Penyakit Ginjal Kronis Bisa Diobati?

Penyakit ginjal kronis memiliki berbagai jenis dan tingkat keparahan. Kemungkinan sembuhnya tergantung pada jenis penyakit ginjal yang diderita.


5 Cara Mencegah Komplikasi Penyakit Diabetes, Berhenti Merokok Masuk Daftar

11 Maret 2023

Ilustrasi diabetes (pixabay.com)
5 Cara Mencegah Komplikasi Penyakit Diabetes, Berhenti Merokok Masuk Daftar

Penderita diabetes tentu akan khawatir dengan komplikasi penyakit diebetes lainnya. Begini 5 cara mencegahnya.


Cegah Penyakit Ginjal Kronis dengan Cukup Minum Air Putih

10 Maret 2023

Ilustrasi minum air putih. Pexels/Yaroslav Shuraev
Cegah Penyakit Ginjal Kronis dengan Cukup Minum Air Putih

Mencegah penyakit ginjal kronis dapat dilakukan dengan cukup minum air putih dan membatasi konsumsi gula, garam, serta lemak.


Awas, Penyakit Ginjal Kronis Sering tanpa Gejala di Awal

10 Maret 2023

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Awas, Penyakit Ginjal Kronis Sering tanpa Gejala di Awal

Dokter mengatakan penyakit ginjal kronis tahap awal sering tidak menimbulkan gejala apapun. Ini yang perlu diperhatikan.


Pentingnya Rutin Kontrol Ginjal Bayi Prematur dan BBLR

10 Maret 2023

Ilustrasi bayi prematur dalam inkubator. shutterstock.com
Pentingnya Rutin Kontrol Ginjal Bayi Prematur dan BBLR

Orang tua yang memiliki bayi prematur dan BBLR diminta memeriksakan kondisi ginjal setidaknya sekali dalam setahun untuk mencegah penyakit ginjal.