Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Belum Cukup Gede Masuk SD  

TEMPO/Zulkarnain
TEMPO/Zulkarnain
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Masa penerimaan murid sekolah dasar (SD) masih beberapa bulan lagi, tapi sebagian orang tua banyak yang mulai gelisah. Pangkal kecemasan, antara lain, syarat masuk SD negeri adalah usia anak minimal 7 tahun. Walhasil, ada yang memilih sekolah swasta sebagai solusi atau kembali mengulang aktivitas belajar di taman kanak-kanak (TK).
Nova Saraswati, 33 tahun, misalnya. Dalam dua pekan terakhir, ia mengaku sudah dua kali membawa putra tunggalnya, Rizky Putra Mandiri, yang baru berusia 5,5 tahun, ke psikolog. Nova kurang sreg dengan penjelasan psikolog di yayasan tempat putranya mengikuti aktivitas di TK.
"Secara kasatmata sih si Rizky sudah bisa 'calistung' (baca-tulis-berhitung). Tapi saya ingin lebih yakin apakah secara emosional dia sudah benar-benar siap masuk SD," kata staf public relations sebuah perusahaan air minum dalam kemasan itu pada Selasa pekan lalu.
Untuk lebih meyakinkan, akhirnya Nova harus merogoh kocek hingga ratusan ribu rupiah buat berkonsultasi ke sebuah klinik psikologi yang dikelola perguruan tinggi terkemuka di Depok. Hasilnya, Senin pekan lalu Rizky sudah terdaftar di sebuah SD swasta tak jauh dari tempatnya tinggal di kawasan Jagakarsa. "Bukan SD favorit sih, tapi relatif lebih mudah bagi kami untuk antar-jemputnya," ujar Nova.
Meski tak sampai mendatangi psikolog, Wahyu Sulastomo, 36 tahun, mengaku sempat bersitegang dengan istrinya berkaitan dengan rencana memasukkan Inggrid ke sekolah dasar. Ia berpendapat, anak keduanya yang akan berusia 6 tahun pada pertengahan Mei nanti itu sebaiknya mengulang di TK B. Sebab, meski sudah mampu baca-tulis-berhitung dan atraktif saat bernyanyi, Inggrid masih sering ngambek.
"Inggrid belum cukup gede (mandiri) secara emosional. Bangun pagi sampai pakai sepatu pun masih harus dikomando. Bisa shocked dia kalau dipaksakan mengikuti irama belajar di SD," ujar Wahyu, yang membuka bengkel kendaraan bermotor di Sawangan, Depok.
Psikolog pendidikan dari Universitas Indonesia, Dr Rose Mini A. Prianto, MSpi, berpendapat, secara umum anak pada usia 7 tahun memang telah memiliki kemampuan kognisi yang baik dan bersikap lebih mandiri. Namun, jika anak masih di bawah 7 tahun tapi kemampuan kognisi dan emosinya baik, tak ada salahnya masuk SD.
"Bila si anak telah mengenal huruf, angka, dan sudah bisa menuliskannya dengan cara sederhana, boleh saja disekolahkan. Kenapa harus menunggu (usia) 7 tahun?" kata Rose Mini, yang biasa disapa Bunda Romi, saat dihubungi Jumat pagi lalu.
Di luar kemampuan itu, yang juga perlu dipertimbangkan adalah kemampuan berkonsentrasi dan kemandirian anak. Sebab, sementara di taman kanak-kanan jam aktivitas relatif singkat dan anak lebih banyak bermain, di SD porsi bermain akan jauh berkurang sehingga anak perlu berkonsentrasi dalam waktu lebih panjang.
Bunda Romi juga mengingatkan, kemampuan baca-tulis-berhitung diminta tak menjadi syarat bagi sekolah untuk menerima calon siswa. Sebab, idealnya kemampuan tersebut menjadi materi yang harus diajarkan para guru di kelas I. "Keliru kalau ada sekolah yang melakukan tes terhadap calon siswanya. Saya tidak setuju ada tes," kata konsultan psikologi di Essa Consulting itu.
Pemerintah tahun lalu telah menerbitkan Peraturan Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Pasal 69 peraturan itu, khususnya pasal 4, menyatakan sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah atau bentuk lain yang sederajat wajib menerima warga negara berusia dari 7 sampai 12 tahun sebagai peserta didik hingga batas daya tampungnya. Berikutnya, pasal 5 menyatakan penerimaan peserta didik kelas I SD/MI atau bentuk lain yang sederajat tidak didasarkan pada hasil tes kemampuan membaca, menulis, dan berhitung atau bentuk tes lain.
Bunda Romi mengakui, di beberapa sekolah negeri maupun swasta, ada yang melakukan tes dengan dalih bagian dari seleksi mengingatkan kapasitas kelas yang terbatas. Atau secara laten, ada sebagian guru yang malas untuk mengajari cara baca-tulis yang memang butuh ketekunan tersendiri.
Hal lain yang perlu diperhatikan orang tua adalah memilih sekolah. Untuk ini perlu ada semacam school shopping atau melakukan survei ke sekolah-sekolah bersama anak. Dengan cara ini, orang tua dan anak bisa saling berbagi mana kira-kira sekolah yang cocok. "Jangan asal sekolah favorit, karena waktu belajar dan tanggung jawab terbesar tetap berada di rumah dan orang tua itu sendiri. Banyak kok orang yang sekolah di kampung kemudian sukses," kata Bunda Romi.

Sudrajat

TIP

Agar Anak Siap Masuk SD

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelum memutuskan anak memasuki jenjang pendidikan dasar, ada baiknya orang tua memastikan anaknya sudah memiliki beberapa hal berikut ini.
- Kemandirian dan kesiapan. Misalnya sudah bisa mengenakan pakaian sendiri,
menyiapkan peralatan sekolah sendiri, mengeluarkan pendapat, memberi
jawaban tanpa dibisiki atau dibimbing.
- Kemampuan kognitif: mengenali gambar, menghitung sederhana, membaca
kata-kata sederhana.
- Kemampuan afektif: bernyanyi, bercerita, bermain peran.
- Kemampuan psikomotor: mewarnai, menggambar, memindahkan benda-
benda di hadapannya.

Syarat Pendaftaran
- Akta kelahiran.
- Berumur minimal 6 tahun pada Desember tahun ajaran yang didaftar.
- Ijazah taman kanak-kanak (bila ada).
- Mengisi formulir pendaftaran.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


3 Manfaat Pendidikan Pola Makan Shokuiku

1 hari lalu

ilustrasi makan bersama (pixabay.com)
3 Manfaat Pendidikan Pola Makan Shokuiku

Shokuiku diartikan sebagai pendidikan makanan dalam bahasa Jepang


Memahami Shokuiku, Pendidikan Pola Makan Sehat ala Jepang

2 hari lalu

ilustrasi makan bersama (pixabay.com)
Memahami Shokuiku, Pendidikan Pola Makan Sehat ala Jepang

Shokuiku bagian dari program pendidikan gizi sekolah umum di Jepang. Apa itu?


Mulai Awal Juni 2023, Kartu Prakerja Buka Gelombang Baru Setiap Dua Minggu Sekali

3 hari lalu

Warga mencari informasi tentang pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang ketiga  di Jakarta, Rabu, 29 April 2020. Kartu Prakerja diperuntukkan bagi WNI yang berusia 18 tahun ke atas dan tidak sedang bersekolah. TEMPO/Subekti.
Mulai Awal Juni 2023, Kartu Prakerja Buka Gelombang Baru Setiap Dua Minggu Sekali

Gelombang 54 Program Kartu Prakerja akan dibuka pada Jumat 2 Juni 2023 mendatang. Kali ini, pembukaan dilakukan setiap dua minggu sekali.


Temu Pendidik Nusantara ke-10 Digelar, Adakan Kelas di 50 Daerah

5 hari lalu

Himmatul Aliyah (anggota Komisi X DPR RI), Bukik Setiawan (ketua Yayasan Guru Belajar), dan Susiana Manisih (pengawas kanwil Jakarta) di sesi talkshow pembukaan Temu Pendidik Nusantara X pada Ahad, 28 Mei 2023.Dokumentasi: Istimewa
Temu Pendidik Nusantara ke-10 Digelar, Adakan Kelas di 50 Daerah

Kelas Temu Pendidik Nusantara akan diselenggarakan di 50 daerah dari Juli hingga Agustus 2023.


Heru Budi: Murid Sekarang Pintar dan Kompeten, Tapi Kurang Budi Pekerti

5 hari lalu

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memberikan sambutan saat menghadiri Talkshow Transisi Jakarta Menjadi Kota Bisnis Berskala Global di Jakarta International Equestrian Park, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Rabu, 17 Mei 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Heru Budi: Murid Sekarang Pintar dan Kompeten, Tapi Kurang Budi Pekerti

Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono meminta ajaran budi pekerti ditanamkan kepada para murid agar tidak hanya ;pintar dan kompeten.


Nahdlatul Ulama Dorong Pendidikan Madrasah Berkualitas, Moderat & Tak Radikal di Depok

5 hari lalu

Ilustrasi Madrasah. antaranews.com
Nahdlatul Ulama Dorong Pendidikan Madrasah Berkualitas, Moderat & Tak Radikal di Depok

Nahdlatul Ulama Depok tengah fokus dalam pengembangan sumber daya manusia melalui jalur pendidikan terutama madrasah.


6 Kegiatan Menarik yang Dapat Membantu Perkembangan Otak Anak

8 hari lalu

Ilustrasi anak laki-laki bercerita pada ibunya. cdn.com
6 Kegiatan Menarik yang Dapat Membantu Perkembangan Otak Anak

Penelitian telah menunjukkan bahwa anak yang menerima pendidikan dini yang berkualitas lebih mungkin berhasil secara akademis dan sosial dalam jangka panjang.


Bamsoet Diangkat Jadi Wakil Ketua Dewan Kehormatan Asosiasi BP PTSI

15 hari lalu

Bamsoet Diangkat Jadi Wakil Ketua Dewan Kehormatan Asosiasi BP PTSI

Dunia pendidikan di Indonesia masih menyisakan banyak persoalan. Hal ini tercermin dari peringkat pendidikan negara-negara di dunia.


Hadapi Bonus Demografi, Heru Budi Minta para Guru Lebih Mengawasi Anak Muridnya

16 hari lalu

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono Menghadiri sekaligus Memberikan Sambutan pada Acara Halal Bi Halal Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia di Ruang Indonesia Lantai 1, Gedung Guru Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis, 18 Mei 2023. FOTO: Tempo/Mutia Yuantisya
Hadapi Bonus Demografi, Heru Budi Minta para Guru Lebih Mengawasi Anak Muridnya

Menurut Heru Budi, guru memiliki pekerjaan rumah menciptakan generasi emas jelang bonus demografi yang dihadapi Indonesia


Asal-usul Hari Museum Internasional yang Diperingati Tiap 18 Mei

16 hari lalu

Tulip-tulip yang tertata rapi terlihat di Museum Square saat Hari Tulip Nasional di Amsterdam, Belanda, pada 21 Januari 2023. (Xinhua/Sylvia Lederer)
Asal-usul Hari Museum Internasional yang Diperingati Tiap 18 Mei

Hari Museum Internasional untuk penghormatan terhadap kontribusi para pegiat museum dalam masyarakat