Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Angka Kelahiran Autis Semakin Meningkat  

image-gnews
Suasana belajar di Sekolah Khusus Autis di Jakarta. TEMPO/Arif Fadillah
Suasana belajar di Sekolah Khusus Autis di Jakarta. TEMPO/Arif Fadillah
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta -Tidak sedikit masyarakat yang sudah mengetahui apa itu sidrom autisme. Kesulitan dalam berkomunikasi, emosi yang tidak stabil, single interest, dan melakukan kegiatan yang berulang-ulang, serta sulit bertatap mata adalah gejala umum dari karakter autis. Sedangkan dalam bentuk fisik, penyandang autisme sering mempunyai mimik yang datar, ada juga yang memiliki anatomi telinga yang letaknya lebih kebawah. Dan kelahiran penyadang autis semakin meningkat tajam setiap tahunnya di seluruh dunia.

“Di Indonesia prevalensi kasus autis sebelum tahun 2000 adalah 1 per 1000 kelahiran dan setelah tahun 2000 menjadi 7 sampai 8 per 1000 kelahiran,” ujar Dr Andreas Harry, SP.S yang ditemui di acara pemutaran film Love Me As I Am (Buah Hati) pada Jumat di Restoran South Beauty, Sudirman Jakarta. Acara ini untuk  menyambut dan memperingati Hari Autis Internasional pada 2 April besok. 

Menurut Rusidi, orang tua dari penyandang autis, mengatakan gejala awal anaknya cukup membingungkan beberapa dokter. Muklis (12 tahun), anak Rusidi, memiliki gejala kepala yang berukuran lebih besar dari anak kebanyakan serta anggota badan yang tidak bisa digerakan. “Sudah bisa berjalan dan menggerakan tubuhnya saat usia 5 tahun. Dokter pun saat itu masih bingung apa penyakit anak saya,” kata Rusidi.

Andreas menjelaskan autis tidak lagi digolongkan dalam suatu jenis penyakit. Autisme hanya sindrom yang disebabkan oleh adanya perbedaan struktur anatomi pada otak seseorang dan bukanlah kecacatan pada otak. Seperti layaknya Albert Einstein yang belakangan diketahui adalah seorang autis, pemilik dari sidrom ini memang mempunyai potenis tersendiri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Semakin lebarnya spectrum autism ini maka ahli pendidikan, ahli terapi, dan perilaku sangat dibutuhkan untuk menemukan cara spesifik terbaik dalam menuntun pembelajaran bagi penyandang autisme secara personal,” ungkapnya.

Penanganan bagi penyandang autis, lanjut Andreas, dapat disederhanakan dengan 5 pendekatan yaitu (1) mendengarkan saja apa yang diceritakan, (2) mendengarkan sambil meng-iya-kan apa yang diceritakan, (3) mendengarkan sambil membantu penyelesaian permasalahan yang diceritakan, (4) mendengarkan sambil menentak, dan (5) mendengarkan sambil menyalahkan seseorang yang sedang menceritakan berbagai masalah psikologi itu. RENNY FITRIA SARI/HP

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


6 Manfaat Minum Air Hangat bagi Kesehatan

4 hari lalu

Ilustrasi air hangat. shutterstock.com
6 Manfaat Minum Air Hangat bagi Kesehatan

Berikut sederet manfaat minum air hangat bagi kesehatan di pagi hari atau malam hari sebelum tidur.


Inilah Bahaya Mengonsumsi Garam Berlebihan pada Ginjal

5 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Inilah Bahaya Mengonsumsi Garam Berlebihan pada Ginjal

Konsumsi garam yang berlebihan juga dapat memiliki dampak serius pada kesehatan ginjal dan sistem kardiovaskular.


Konsumsi Pil Putih Tak Bermerek Akibatkan Mabuk Kecubung di Kalsel

7 hari lalu

Kecubung. Foto : Shutterstock
Konsumsi Pil Putih Tak Bermerek Akibatkan Mabuk Kecubung di Kalsel

Bukan buah kecubung, namun korban konsumsi pil putih tak bermerek yang akibatkan mereka mabuk.


4 Risiko Mengonsumsi Biji Pepaya Secara Berlebihan

7 hari lalu

Ilustrasi buah pepaya. (Pixabay/nightowl)
4 Risiko Mengonsumsi Biji Pepaya Secara Berlebihan

Mengonsumsi biji pepaya yang berlebihan dapat memiliki efek buruk lantaran konsentrasi senyawanya tinggi,.


Ada Pizza hingga Sandwich, Inilah 5 Makanan yang Mengandung Garam Tinggi

11 hari lalu

Ilustrasi pizza. Sumber: Unsplash/asiaone.com
Ada Pizza hingga Sandwich, Inilah 5 Makanan yang Mengandung Garam Tinggi

Berikut daftar makanan yang mengandung garam dengan jumlah tinggi yang perlu diwaspadi.


Inilah Risiko Kesehatan Jangka Panjang jika Tubuh Mengonsumsi Garam Berlebihan

11 hari lalu

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
Inilah Risiko Kesehatan Jangka Panjang jika Tubuh Mengonsumsi Garam Berlebihan

Berikut bahaya kesehatan jangka panjang dari kandungan garam yang berlebihan dalam tubuh.


Radiasi Tinggi Ponsel Dapat Berisiko pada Kesehatan, Ini Penjelasannya

11 hari lalu

Dilansir Down To Earth, setidaknya ada 4 dampak radiasi ponsel terhadap kesehatan Anda.
Radiasi Tinggi Ponsel Dapat Berisiko pada Kesehatan, Ini Penjelasannya

Sebagian orang sering menilai radiasi tinggi ponsel dapat berisiko pada kesehatan. Lantas, apakah pandangan beberapa orang ini benar?


Ini Daftar Ponsel dengan Radiasi Rendah yang Dapat Menekan Risiko Kesehatan

11 hari lalu

Radiasi pada ponsel (Foto: Cnet)
Ini Daftar Ponsel dengan Radiasi Rendah yang Dapat Menekan Risiko Kesehatan

Radiasi ponsel yang rendah dapat menekan risiko kesehatan. Berikut adalah daftar ponsel dengan radiasi rendah.


Inilah Daftar 20 Ponsel dengan Radiasi Tinggi yang Membayakan Kesehatan

12 hari lalu

Radiasi pada ponsel (Foto: Cnet)
Inilah Daftar 20 Ponsel dengan Radiasi Tinggi yang Membayakan Kesehatan

Terdapat puluhan ponsel dengan radiasi tinggi yang berbahaya bagi kesehatan. Lantas, apa saja ponsel yang memiliki radiasi tinggi?


5 Hal yang Perlu Dilakukan untuk Tingkatkan Ranking Kesehatan Indonesia

13 hari lalu

Ilustrasi dokter kulit memeriksa pasien. Foto: Freepik.com/Kroshka_Nastya
5 Hal yang Perlu Dilakukan untuk Tingkatkan Ranking Kesehatan Indonesia

Untuk tingkatkan ranking kesehatan Indonesia, ahli menyarankan untuk fokus perbaikan layanan promotif preventif.