Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Deteksi Dini Tak Kurangi Resiko Kematian Kanker Prostat

image-gnews
Seorang model memperagakan koleksi Bottega Veneta untuk busana pria musim semi/dingin 2009/2010  di Milan Fashion Week, (18/1).  AP Photo/Luca Bruno
Seorang model memperagakan koleksi Bottega Veneta untuk busana pria musim semi/dingin 2009/2010 di Milan Fashion Week, (18/1). AP Photo/Luca Bruno
Iklan

TEMPO Interaktif,  LONDON - Sebuah penelitian jangka panjang melaporkan deteksi dini kanker prostat tidak menghentikan kemungkinan kematian akibat penyakit itu. Penelitian selama 20 tahun terhadap 9.000 pria di Swedia itu tidak menemukan perbedaan tingkat kematian akibat kanker prostat antara mereka yang dideteksi berkala atau tidak.

"Deteksi dini kanker prostat ini tampaknya tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kematian," ujar Gabriel Sandblom, penulis studi sekaligus Profesor di Institut Karolinska Stockholm. seperti dirilis di jurnal BMJ Online.

Deteksi rutin ini dinilai masih kontroversial. Para pengkritik metode ini mengatakan deteksi dini mengarah pada biopsi yang tidak perlu dengan bukti hal itu tidak menyelamatkan nyawa. Selama ini deteksi dini atau pengujian dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan tes darah kekhususan antigen prostat (PSA). Yakni terhadap enzim yang dikeluarkan kelenjar prostat untuk melancarkan ejakulasi dan pergerakan sperma.

Dia menuturkan penelitian ini dimulai 20 tahun lalu ketika PSA tidak tersedia dan pengobatan kanker prostat lokal tidak begitu efektif seperti saat ini. Dia juga tidak spesifik menyarankan tes PSA ini untuk pria yang khawatir mengalami kanker prostat.

Penelitian ini dilakukan di Kota Noorkoping pada pria berusia 59 dan 69 tahun pada 1987. Sebanyak 1494 orang menjalani deteksi dini kanker prostat dengan metode pemeriksaan colok dubur (DRE), pada 1993 dengan metode DRE dan PSA.

Pada 1996 mereka menyaring usia responden dan meneliti pria usia 69 saja tahun. Sisanya sebanyak 7532 pria tidak mengalami deteksi dini sebagai kelompok pembanding. Para peneliti melaporkan tingkat kematiannya kedua kelompok tidak jauh berbeda. Ditemukan pula tumor pada kelompok yang dideteksi dini cenderung lebih kecil dan lebih terlokalisasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dr Chad LaGrange, Asisten Profesor Urologi Universitas Nebraska Medical Centre meyakini temuan itu temuan sebenarnya jauh lebih tidak pasti untuk masalah yang sudah komplek. Menurutnya dengan studi yang lebih lanjut pada subyek, pedoman telah menjadi rekomendasi yang kabur. "Kami tidak benar-benar memiliki lagi aturan yang baik," ujar LaGrange menanggapi hasil temuan itu.

Menurutnya masalahnya tidak sesederhana deteksi PSA, tetapi pasien harus berkonsultasi pada dokternya. Berita gembiranya ternyata angka kematian akibat kanker prostat menurun. Namun dia tak bisa memastikan apakah karena deteksi yang lebih baik atau perawatan yang lebih baik. "Kami melakukan sesuatu yang benar," ujarnya.

Baik pemerintah Inggris atau Masyarakat Kanker Amerika tidak merekomendasikan deteksi dini rutin untuk para pria karena tes. Alasannya PSA tidak terlalu dapat diandalkan. Makalah lain juga gagal menunjukkan manfaat deteksi dini tersebut.

AP/HEALTHDAY/DIAN YULIASTUTI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

2 hari lalu

Ilustrasi Semangka
7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

Semangka menjadi buah yang pas sebagai pilihan di bulan Ramadhan. Pada kondisi tubuh yang mengalami dehidrasi, buah ini menjaga kesehatan dan keseimbangan nutrisi.


Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

4 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

Tingginya tingkat kolesterol biasanya dibarengi dengan gejala yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya.


5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

9 hari lalu

Ilustrasi kelapa muda (Pixabay.com)
5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

Tidak hanya segar, air kelapa hijau juga memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi kesehatan tubuh.


6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

9 hari lalu

Ilustrasi santan kelapa. shutterstock.com
6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

Penting untuk menyadari bahwa santan juga memiliki sejumlah bahaya yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.


Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

12 hari lalu

Ilustrasi tidur. Pixabay
Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

Kekurangan waktu tidur akan menyebabkan tubuh seseorang mengalami beberapa masalah. Apa saja?


5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

12 hari lalu

Ilustrasi gula di dalam wadah. Foto: Freepik.com
5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

Mengurangi konsumsi gula dapat memberikan dampak yang baik untuk tubuh. Apa saja?


Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

15 hari lalu

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya. Foto: Canva
Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya.


5 Manfaat Makan Pepaya

15 hari lalu

Ilustrasi buah pepaya. Unsplash.com/Pranjall Kumar
5 Manfaat Makan Pepaya

Pepaya mengandung berbagai nutrisi dan bermanfaat bagi kesehatan. Apa saja?


Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

16 hari lalu

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya. Foto: Canva
Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya.


Benarkah Olahraga Berlebihan Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi?

20 hari lalu

ilustrasi olahraga treadmill (pixabay.com)
Benarkah Olahraga Berlebihan Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi?

Meski dapat meningkatkan risiko kesehatan tertentu, namun olahraga berlebihan tidak menyebabkan impoten atau disfungsi ereksi (DE).