Tapi Sapta mencoba memberi gambaran hitungan secara garis besar. Dari jumlah penduduk dunia saat ini sekitar 6,4 miliar, jika seperempatnya muslim, berarti ada 1,6 miliar muslim yang memerlukan pakaian. Konsumsi tekstil penduduk dunia pada 2013 senilai US$ 711 miliar, berarti penggunaan tekstil warga muslim US$ 177 miliar.
Nah, dari 1,6 miliar penduduk muslim, diasumsikan separuhnya adalah perempuan. Berarti di dunia ini ada 800 juta muslimah. Bila seperempatnya saja berkerudung, ada 200 juta hijaber. "Satu orang pasti mempunyai lebih dari satu kerudung," kata Sapta. (Baca: Melalui Fesyen, Dian Pelangi Lakukan Syiar)
Di Indonesia, Sapta menambahkan, populasi muslim 85 persen dari total penduduk, atau sekitar 200 juta. Jumlah itu setara dengan seperdelapan penduduk muslim dunia. Bila penggunaan tekstil warga muslim dunia US$ 177 miliar, berarti konsumsi tekstil muslim Tanah Air US$ 22,125 miliar atau setara Rp 259 triliun per tahun. "Itu termasuk busana muslim pria."
Institusi resmi seperti Bea dan Cukai maupun asosiasi perancang busana juga belum memiliki rekap detail angka penjualan busana muslim nasional. Padahal sejumlah desainer muda terang-terangan mengaku punya lapak di luar negeri.
Sapta memberi contoh pasar Tanah Abang dan Thamrin City, yang dibanjiri pembeli berwajah Timur Tengah. Di pusat grosir terbesar se-Asia Tenggara itu, mereka memborong berkarung-karung baju muslim untuk dijual di kampung halamannya. (Baca: Toko Khusus Busana Muslim Karya 60 Desainer)