Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pneumonia, Pembunuh Nomor Satu pada Balita

image-gnews
Seorang balita, tertidur saat dirawat karena menderita virus chikungunya, di rumah sakit Zacamil di Mejicanos, San Salvador, 24 September 2014. REUTERS
Seorang balita, tertidur saat dirawat karena menderita virus chikungunya, di rumah sakit Zacamil di Mejicanos, San Salvador, 24 September 2014. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Unit Kerja Koordinasi Respiratory Ikatan Dokter Anak Indonesia Nastiti Kaswandani mengatakan penyakit radang paru-paru atau pneumonia adalah alasan kematian balita paling utama. "Pneumonia merupakan pembunuh balita nomor satu," katanya pada acara temu media "Pneumonia Pembunuh Utama pada Balita" di kantor Kementerian Kesehatan, Selasa, 4 November 2014.

Menurut Nastiti, pada 2012 sebanyak 1,1 juta balita meninggal karena pneumonia. Jumlah itu merupakan 18 persen kematian balita secara keseluruhan di Indonesia. Urutan penyebab kematian selanjutnya adalah diare sebanyak 600 ribu balita, lalu malaria 500 ribu balita.

Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Sigit Priohutomo, mengklaim jumlah kematian balita menurun pada 2014. Namun ia belum bisa memastikan angka tepat penurunan itu.

"Ada penurunan angka kematian bayi dan balita, namun jumlahnya tidak terlalu berbeda. Kematian bayi dan balita karena pneumonia masih tetap tinggi," kata Sigit dalam acara yang sama.

Pneumonia adalah penyakit radang paru-paru. Penderita penyakit ini mengalami kerusakan pada paru-parunya sehingga tak bisa memasok oksigen ke seluruh tubuh. "Jaringan di paru-parunya rusak," katanya. Kurangnya oksigen dalam tubuh paling parah dapat mengakibatkan kematian bagi penderita.

Anak-anak usia dini rentan mengalami penyakit itu. Faktor lingkungan menjadi salah satu alasan manusia, khususnya balita dan bayi, menderita pneumonia. "Sebanyak 99 persen kematian pneumonia terjadi di negara berkembang," kata wanita berkerudung itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sigit mengatakan, di negara maju, penyebab pneumonia adalah virus. "Sedangkan di negara berkembang karena bakteri," katanya pada kesempatan yang sama.

Walau begitu, Sigit mengatakan, penyakit ini bisa dicegah. Caranya, bisa dengan memberikan air susu ibu eksklusif, pemberian imunisasi, dan mengurangi infeksi. Selain itu, mengurangi polusi yang datang dari luar ataupun dalam rumah. "Dari luar rumah bisa berupa polusi, dan dalam rumah dari asap rokok," kata Nastiti.

MITRA TARIGAN

Baca juga:
Merokok Bisa Sebabkan Nyeri Punggung
Wanita Ini Jatuh Cinta dengan Pendonor Sperma
Tren Kecantikan 2015 untuk Kulit Asia
Kata Pakar Astrolog, Menteri Susi Gila Kerja

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

2 hari lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan desa Laingpatehi setelah letusan Gunung Ruang, di Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.


Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

3 hari lalu

Upaya evakuasi dan penyelamatan korban banjir di Musirawas Utara, Sumatra Selatan. Foto Dokumentasi Basarnas Palembang
Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.


Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

13 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.


3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

29 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?


Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

30 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.


Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

49 hari lalu

Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan IMERI-FKUI. Kredit: FKUI
Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.


Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Pasien penderita kusta di Rumah Sakit Anandaban Leprosy Mission di Lele, Nepal, 24 Januari 2015. (Omar Havana/Getty Images)
Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.


174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

28 Januari 2024

Warga Palestina yang melarikan diri dari Khan Younis menuju Rafah, akibat operasi darat Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas di selatan Jalur Gaza, 25 Januari 2024. Setidaknya 50 warga Palestina tewas di Khan Younis dalam 24 jam terakhir. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

Laporan Kementerian Kesehatan Palestina wilayah Gaza menyebut ada 174 warga Gaza yang gugur dalam serangan Israel yang masih berlanjut


Produk Alat Kesehatan Harus Punya Izin Edar agar Terjamin Aman

16 Januari 2024

Ilustrasi Pameran Alat Kesehatan/Istimewa
Produk Alat Kesehatan Harus Punya Izin Edar agar Terjamin Aman

Pastikan produk-produk terkait kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan, yang dibeli memiliki izin edar agar terjamin aman, bermutu, bermanfaat.


PB PERNEFRI: Kelebihan Garam Picu Penyakit Ginjal Kronis

15 Januari 2024

Ilustrasi garam. Shutterstock
PB PERNEFRI: Kelebihan Garam Picu Penyakit Ginjal Kronis

Kelebihan garam bisa memicu berbagai masalah kesehatan, hingga merambat kepada penyakit ginjal kronis.