Namun “itasha” dalam bahasa gaul Jepang artinya “mobil jelek”—kendaraan yang dimiliki oleh penggemar game dan anime. Jenis mobil itasha tidak menarik kaum perempuan di Jepang karena dinilai culun. "Otaku di sana (Jepang), konotasinya negatif. Tapi di sini jadi tren," ucap Edwin. Itasha sendiri merupakan sebutan umum untuk mobil. Sedangkan untuk sepeda motor disebut itansha dan untuk sepeda disebut itachari.
Kini itasha bisa dijumpai di kota-kota besar di Indonesia. Mereka tergabung dalam komunitas Itasha Indonesia, yang sudah berdiri selama dua tahun dengan 170 anggota. Kebanyakan mereka adalah “Generasi Dragonball”. Di Indonesia, menurut Edwin, Jakarta masih menjadi pusat alam semesta para itasha. Dia dan Michael menemukan “rakyat”-nya di acara-acara cosplay. "Rata-rata otaku semua," kata Aji Muhardifan, anggota Itasha Indonesia.
Di negara asalnya, otaku sering dikaitkan dengan kecanggungan sosial dan gagal menjadi anggota masyarakat yang bisa bersosialisasi. "Di Jepang banyak otaku tidak terbuka tentang kegiatannya karena takut akan reaksi sosial. Di Indonesia justru bisa berbaur dengan yang lain," ujar Edwin.